Reksa Dana di MAMI, Investasi Mudah untuk Melawan Inflasi

21 comments

“Ingat lima perkara, sebelum lima perkara. Kaya sebelum miskin…”

Kalau ingat lagu itu, rasanya saya sedih. Bisa dibilang, dulu saya itu kaya. Dan sekarang… ya nggak miskin juga sih. Hehehe…

Tapi emang bener, sedihnya saya kalau pas ingat dulu itu karena saat ini kehidupan keuangan saya seperti melaju dengan kecepatan pas. Sementara sebelumnya, sepertinya jadi tangan di atas adalah hal yang mudah.

Namun saat dulu di mana kondisi keuangan begitu mudah ada di tangan, ada lagi nih yang saya sedihin. Memang sih, saya bisa nabung. Tapi tujuannya hanya untuk menyimpan. Saat kebutuhan datang, pendapatan tidak bertambah secara rutin lagi, uang tabungan pun makin lama makin berkurang. Dan… habis!

Uniknya, saya yang seharusnya ngerti ilmu ekonomi karena pernah jadi lulusan pendidikan ekonomi bahkan jadi guru ekonomi kok ya nggak sadar kalau investasi itu penting.

Makanya, saat beberapa lalu ada teman yang kasih tahu peluang untuk ikutan liputan reksa dana, saya semangat sekali. Semangat karena saya ingin kali ini benar-benar belajar cara mengatur uang dengan versi investasi. Pun, semangat isi ulang ilmu ekonomi yang sekarang di kepala sudah jadi data antah berantah.

Jadi kemarin hari Sabtu tanggal 28 Juli 2018, saya ikutan liputan dengan teman-teman blogger tentang Reksa Dana MAMI di Bangi Kopi yang ada di Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Tema aslinya sebetulnya Kopdar Investarian Reksa Dana Manulife. Pembicaranya ada Pak Legowo Kusumonegoro, Presdir Manulife bagian Asset Management.



Beberapa Fakta tentang Keuangan di Kebanyakan Masyarakat

Enaknya di kegiatan ini, saya dan teman-teman blogger Surabaya banyak diajak bongkar pasang pikiran dulu nih perkara uang, tabungan, dan investasi.

Misalnya enam pernyataan ini nih…

1. Duit kok nggak nambah-nambah ya?
Kadang sih, saya ngerasa kayak begini.

2. Nabung biar kaya!
Lha ya ini, saya banget waktu dulu. Errr… sekarang juga masih sih.

3. Investasi? Ra ngerti, takut bodong.
Kalau saya dulu terpikirnya nggak mau investasi karena kok ya uang dianak-anakin buat apa? Sementara ada lho orang lain yang lebih ngebutuhin itu.

4. Teman-teman? Sama juga nggak ngerti.
Nah, kalau saya malah yang ada sering lebih ngertian beberapa teman dekat dari pada saya yang punya ilmu strata 1 ekonomi! *malu

5. Besok? Ya gimana besok aja.
Jarang sih saya mikir model begini. Tapi kalau nggak mikir, kok ya jadinya ke pernyataan nomor 1. Hahaha…

6. Kapan dapat undian ya?
Bhahaha… ini gumaman yang mirip dengan isi kepala saya. Saya nggak sering ikut undian sih. Tapi lomba-lombaan seringnya. Misal lomba blog atau foto. Niat dan ngarep banget dapat hadiahnya. Nyatanya? Ujung-ujungnya jadi kayak ikut undian deh.

Selain pernyataan-pernyataan tadi, saya juga disadarkan dengan fakta lain oleh Pak Legowo. Aslinya, manusia itu sepanjang hidup membutuhkan biaya.

Kebanyakan manusia di usia hingga remaja, biaya hidupnya ditanggung orang tua. Setelah itu di usia produktif, biaya hidup ditanggung dari hasil kerja.

Pertanyaannya, lalu bagaimana dengan biaya hari esok? Saat usia pensiun? Ada yang menjawab belum tahu. Ada yang sebetulnya tahu, tapi mencoba masa bodoh. Nanti, ya nanti.

Akhirnya Pak Legowo mulai nih ngajakin saya dan para blogger lainnya yang belum insyaf, yang masih mikir nanti ya nanti, untuk memikirkan beberapa fakta.

Fakta pertama, adalah harga yang makin mahal. Menurut data BPS dengan tingkat inflasi per tahun selama 10 tahun terakhir, yaitu Desember 2017, kenaikan harga barang secara umum adalah 5,38 persen per tahun.

Kalau dibandingkan perkiraan perbandingan biaya hidup sekarang dan nanti itu adalah 1 : 2 : 3 : 5 untuk masa saat ini, 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, dan 30 tahun lagi. Mm… ternyata untuk masa 30 tahun lagi bisa langsung naik lumayan ya nilainya!


Fakta ke dua adalah kebutuhan dana hari tua yang besar. Hitungannya bisa miliaran lho dana yang dibutuhkan untuk masa pension.

Fakta yang ke tiga adalah sudah nggak zamannya hidup masa tua dengan mengandalkan anak. Kalau dulu, anak banyak. Yang nanggung kehidupan orang tua bisa rame-rame.

Sekarang saat kebanyakan keluarga memiliki anak yang cuma sedikit, apa jadinya? Itu pun belum lagi kalau anaknya ternyata juga harus menanggung hidup keluarga kecilnya sendiri juga.

Untuk mengatasi masalah keuangan, biasanya ada juga yang kadang terpikirkan. Yaitu jurus irit! Tapi faktanya irit ini nggak sesimpel bentuk katanya yang cukup empat huruf itu. Banyak orang yang tidak bisa membedakan, mana kebutuhan, mana keinginan.

Errr… ini kadang saya juga sih. Ngaku, sering khilaf juga. Hahaha…


Ayo Hemat

Di kegiatan kemarin, Pak Legowo punya dua jurus irit nih.

1. Menabung lebih dulu

Banyak masyarakat yang punya pola keuangan yaitu belanja dulu, baru menabung. Sementara menurut Pak Legowo, kenapa kok nggak menabung dulu baru membelajakan sisanya?


Karena dengan menabung dulu, keberadaan jumlah tabungan setiap bulannya jadi teratur. Akhirnya pencapaian tujuan keuangan pun jadi lebih pasti.

2. Menghemat dan memangkas gaya hidup

Saya menyimpulkannya dengan poin seperti itu. Misalnya buat yang sering ngopi di kafe, kenapa gitu nggak nyeduh kopi aja sendiri di rumah?

Yang biasa sarapan dengan jajan di luar? Kalau ada waktu, kenapa tidak bikin sendiri. dan tentunya lebih sehat lah ya kalau masak sendiri.

Kelihatannya sepele. Tapi kalau uang yang dipakai untuk ngopi atau sarapan di luar dan bahkan dilakukan bisa tiap hari itu dialihkan ke tabungan, ternyata bisa ngumpulin uang sampai jutaan lho!


Pentingnya Investasi

Akhirnya Pak Legowo ngasih tahu kemarin, kalau gimana-gimananya investasi itu penting. Alasan utamanya adalah keberadaan inflasi yang bikin harga barang makin tahun bisa makin naik. Sementara itu dengan nilai uang yang sama, bikin kita jadi butuh uang lebih untuk membeli sebuah barang, dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Misal nih kalau menurut Pak Legowo, harga daging makin tahun makin naik. Kalau solusi keuangan kita hanya lewat menabung di rumah, ya akhirnya ada masanya uang kita nggak cukup. Kalau dengan tabungan di bank yang bunganya sedikit, tetap juga masih kurang. Sedangkan kalau investasi yang bunganya lebih besar, yang ada bisa berlebih uangnya.

Untuk berinvestasi, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan.

1. Uang, setidaknya sejumlah minimum dari setiap instrument investasi.

2. Pengetahuan untuk mengambil keputusan.

3. Waktu untuk memonitor setiap instrumen yang kita miliki.

Lalu apa saja bentuk invstasi yang bisa dipilih? Ada lima macam kalau menurut Pak Legowo, alternatif investasi yang bisa dipertimbangkan.

1. Tabungan bank.
Enaknya, hanya butuh dana, waktu, dan pengetahuan pengelolaan yang nggak banyak. Mudah dicairkan lagi. Tapi… tentunya yang ini nggak bisa mengalahkan nilai inflasi yang terus naik.

2. Emas.
Sebetulnya agak sama sih dengan tabungan. Tapi kita perlu dana, waktu, dan pengetahuan pengelolaan yang lebih banyak.

3. Properti
Bentuk investasi yang satu ini membutuhkan dana cukup besar. Perlu waktu pengelolaan juga yang agak banyak. Tapi pengetahuan yang dibutuhkan cuma sedikit. Nggak mudah dicairkan jadi uang tunai. Dan ia bisa mengatasi inflasi.

4. Pasar modal berupa saham atau obligasi
Dana yang dibutuhkan bisa jadi nggak sebesar properti. Tapi waktu pengelolaan dan pengetahuan yang diperlukan sangat besar. Enaknya, agak mudah dicairkan, dan bisa mengatasi inflasi.

5. Reksa dana
Yang unik itu di reksadana. Urusan kebutuhan dana, waktu, dan pengetahuan kayak nabung di bank. Nggak butuh banyak. Tapi… dia bisa mengalahkan inflasi dan mudah dicairkan.


Seputar Reksa Dana

Eh tapi sebentar, ada yang belum tahu atau masih nggak ngerti banget tentang reksa dana kah?

Jadi reksa dana itu sebetulnya program investasi yang menggabungkan modal dari banyak investor. Lalu dana yang terkumpul diinvestasikan pada beragam instrumen. Yang dimaksud instrumen itu bisa berupa obligasi, saham, pasar uang yang berbeda-beda.

Program ini dikelola dengan profesional oleh perusahaan pengelola aset yang disebut manajer investasi.

Maksudnya bisa kayak gini. Bu Intan itu dapat titipan uang dari ibu-ibu di kompleknya. Dari pada didiemin aja, uangnya sama Bu Intan dipinjamkan ke beberapa pihak lain. Istilahnya ya itu tadi, diinvestasikan. Ada tukang bubur, paman sayur, toko kelontong, dan lain-lain. Karena pinjamannya berbunga, bunganya itu tadi yang kemudian jadi pendapatannya ibu-ibu komplek.

Reksa Dana ini punya beberapa kelebihan lain.

1. Fleksibel, pilihan produknya banyak sesuai kebutuhan investasi

2. Bisa dicairkan kapan saja tanpa jangka waktu

3. Aman karena terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

4. Bebas pajak

5. Terjangkau, pakai uang sepuluh ribu saja bisa lho buat investasi reksa dana.


Reksa dana sendiri ada beberapa macam:

1. Reksa dana pasar uang
Potensi hasil investasi dan flutuasi nilainya rendah dan stabil. Jangka waktu yang ditawarkan kurang dari setahun. Namanya saja pasar uang, jadi seluruh instrumennya ya pasar uang.

2. Reksa dana pendapatan tetap
Potensi hasil investasi dan flutuasi nilainya rendah tapi nggak sestabil reksa dana pasar uang. Bentuknya minimal 80 persen obligasi. Jangka waktunya kurang dari tiga tahun.

3. Reksa dana campuran
Potensi hasil investasi dan flutuasi nilainya sedang. Isi instrumennya berupa porsi obligasi dan saham yang cenderung lebih seimbang. Jangka waktunya kurang dari lima tahun.

4. Reksa dana saham
Potensi hasil investasi dan flutuasi nilainya tinggi. Isi instrumennya 80 persen saham. Jangka waktunya kurang dari 10 tahun.


Nah, Pak Legowo juga ngingetin lho. Awas ketipu penawar investasi bodong yang bilang kalau dia punya investasi yang nilai modal dan pendapatan investasinya besar tapi resikonya kecil.

Karena katanya, yang ada ya kalau makin besar investasi ya makin besar resikonya. Fakta menariknya adalah, Jawa Timur jadi daerah dengan penipuan investasi bodong paling gede lho se Indonesia.

Saya yang orang Jatim rasaya pengen nutup kepala pakai karung karena malu!

Lalu hal yang unik lagi, istrinya Pak Legowo itu pernah lho jadi korban penipuan. Takjub juga dengar ceritanya. Padahal kan Pak Legowo saja posisinya sering mengedukasi tentang investasi. Lha kok istrinya sendiri malah kena penipuan.

Jadi, faktor pertemanan juga perlu diwaspadai. Karena kadang dari sinilah celah penipuan bisa terjadi.


Kenalan dengan Reksa Dananya Manulife

Orang kalau dengar kata Manulife, biasanya yang kepikir itu asuransi ya? Eh tapi ternyata Manulife punya produk investasi juga lho. Namanya MAMI, Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Model investasinya reksa dana pasar uang. Ada empat kelebihannya nih.

- nilainya stabil dan nggak bikin deg-degan

- bisa beli dan dicairkan kapan saja

- tolak ukur depositonya satu bulan setelah pajak

- investasi minimalnya bisa cuma 10 ribu perak aja euy!

Bentuk investasinya di MAMI seperti ini nih…

- Dana yang kita investasikan ke MAMI nantinya akan dibelikan bentuk unit reksa dana. Unit itu maksudnya satuan reksa dana ya.

- Setelah itu nilai investasi kita bisa naik turun seiring dengan harganya unit reksa dana.

- Pencairannya bisa kapanpun.

- Terus bisa juga kok kita menukar unit reksa dana kita dengan unit yang lain. Kapanpun lho.

- Mulai dari urusan beli unit, tukar unit, atau pencairan, semuanya bisa lewat online.


Dan di MAMI, kita nggak perlu khawatir. Karena Manulife ini bukan pendatang baru di pasar keuangan Indonesia. Dia sudah ada sejak 19 tahun yang lalu. Pun, sudah mendapatkan banyak penghargaan. Jadi sebagai manajer investasi, dia bisa dipercaya.

Ada beberapa kelebihan kalau kita investasi di MAMI:

1. Dapat edukasi.
Karena seluruh interaksi MAMI dengan kita yang investor atau bahkan calon investor itu didasarkan pada edukasi.

2. Hemat biaya.
Kalau kita beli unit reksa dana, kita nggak kena potongan biaya. Jadi dana yang kita setor semuanya ya modal investasi kita.

3. Semua bisa online.
Mau urusannya beli, jual, dialihkan, atau memonitor pertumbuhan investasi, semuanya bisa di mana saja dan kapan saja lewat online.

4. MAMI punya LANI.
Hehehe… maksudnya si Lani itu bukan anaknya Mami ya. Tapi LANI yang dimaksud adalah singkatan dari Layanan Investasi MAMI. Kita bisa menghubungi lewat telepon, email, atau live chat dari jam delapan sampai jam 10 malam.

Tadi kan saya sudah sempat nyentil kalau investasi di Manulife itu malah dapat edukasi alias pengetahuan. Beneran bisa lho. Coba saja terhubung di media sosialnya MAMI.

Kalau di Fb ada Reksa Dana Manulife. IG-nya @reksa.dana.manulife. Sedangkan twitternya @ManulifeRD.

Kita bisa dapat aneka tips sampai resep masakan segala lho. Ada hiburan berupa video. Juga ada artikel-artikel yang bersifat edukatif.


Penasaran? Klik saja www.klikMAMI.com



Selain ngomongin tentang reksa dana, di acara kemarin itu juga dapat bonus lho dari Mbak Yuniari Nukti. Blogger femes asal Surabaya yang sering lomba blog tingkat nasional ini berbagi tips-tips seputar pengalamannya dalam menghadapi lomba blog.

Tulisan tentang tips lomba blognya bisa dibaca di sini ya...

Related Posts

21 comments

  1. Layanan investasi MAMI, keren nih mbak. Investasi harus dimulai dari sekarang ya mbak, jangan sampai setelah tua menyesal karena gak punya investasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan jangan sampai hari tua menyesal karena bingung perkara keuangan.

      Delete
  2. Setuju, kalau seumur hidup butuh biaya. Memang harus semakin bijak nih mengatur uang. Jangan sampai malah kegedean gaya hidup yang menghabiskan uang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyap. Memang perlu bijak ya Bun ngatur keuangan. Apalagi kalau kita sudah berkeluarga...

      Delete
  3. Belajar saham kayaknya harus dimulai nih biar hari tua tinggal menikmati dengan Santai 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mainnya bisa reksadana dulu aja. Kalau saham butuh gede euy duitnya. Hehehe...

      Delete
  4. Setuju mbak, gaya hidup itu ya emang harus disesuakan dengan kemampuan. Jd dapat pencerahan soal reksadana.Dr dulu pengen inves reksadana tapi bnlm sempet ke lembaga/ bank. Pengennya sih reksadana syariah, tapi mau pelajarin dulu deh hehe TFS

    ReplyDelete
  5. Oh investasi berupa saham itu termasuk reksadana ya. Baru tahu. Kalau saya kepikiran dulu cuma investasi property aja. Sekarang jadi tahu reksadana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada reksadana yang investasinya dibeliin saham. Tapi bukan full main saham, Bun. Jadi sifatnya campuran.

      Delete
  6. Wah..makin tercerahkan tentang reksa dana dari artikel ini. Jadi tertantang mau memiliki reksa dana.

    ReplyDelete
  7. Akhurnya sedikit byj ngeeti tentang reksa dana lewat tulisan mba Ika... Thank you for sharing mba :D poin2 pemikirannyabjg aku banget. Meski smp detik ini msh mempertimbangjan investasi apa, wkwk. Dan iya emang kalo punya pendapatan bukanan jgn menyisakan pendapatan utk ditabung tp nabung dulu baru belanja2, aku selalu terapin di masa gajian XD

    ReplyDelete
  8. pengen ikutan gabung nerus tapi.. eh aku kapan2 mau ngbrolin ini deh sama smpean mbakk

    ReplyDelete
  9. Tempat investasi seperti ini bagus juga yah, karena kita di edukasi lebih dulu, biaya juga nggak mahal dan bisa lewat online. Jadi nggak ribet

    ReplyDelete
  10. saya pernah tertarik dengan reksana ini
    tapi di sini minim info dimana tempatnya atau bank yang bisa kelola
    klu bisa online pengin jugalah nyoba dikit
    mana tahu nanti jadi bukit

    ReplyDelete
  11. Bagian gaya hidup ini prinsipku banget. Sebenernya uang sebanyak apapun enggak akan pernah cukup kalau gaya hidupnya hedon sih yah. Bagus banget pembahasannya mbak, syukaa

    ReplyDelete
  12. Sekarang ini pilihan cara berinvestasi sangat beragam. Jadi sayang klo gak dimanfaatin. Klo kata aku, berinvestasi itu harus dipaksa. Klo gak, ya gak bakal mulai2.

    ReplyDelete
  13. sekarang memang harus berpikir tentang investasi dech, ketimbang kena inflasi

    ReplyDelete
  14. Menarik jg investasi Reksadana ini. Kapan2 boleh dicoba deh.

    ReplyDelete
  15. Betul, perkaranya nilai inflasi semakin naik sedangkan harga barang melonjak naik, alhasil waktu kita habis buat kejar2an nyari duit buat kebutuhan hidup sehari2 dan nyaris melupakan investasi

    ReplyDelete
  16. Ah bener nih makin lama harga barang semakin naik. Perlu invest takut tabungan tidak bisa mencukupiii.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular