Mengajari Anak Keterampilan untuk Berkomunikasi Secara Asertif

Post a Comment
Cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajari anak berkomunikasi secara asertif


Satu dari sekian keterampilan dasar lainnya yang perlu dikuasai anak sejak dini adalah berkomunikasi secara asertif. Maksudnya, anak perlu untuk mampu menyampaikan pendapat, keinginan, dan perasaannya sendiri dengan jelas, tegas, dan efektif tanpa menyakiti apalagi melanggar hak orang lain.

Dengan berkomunikasi secara asertif, kemampuan tersebut akan membantu anak untuk bisa berkomunikasi dengan efektif. Ia juga jadi bisa membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Misalnya, dengan teman sebayanya atau orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Manfaat dari komunikasi secara asertif ini adalah untuk membangun kepercayaan diri anak, kemampuannya dalam mengatasi konflik dengan cara yang komunikatif dan solutif.

Beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak mampu memiliki kemampuan berkomunikasi secara asertif adalah sebagai berikut.

1. Mengajarkan anak berbicara dengan sopan dan jelas

Anak perlu memahami bahwa saat melakukan komunikasi ke orang lain, kita harus menggunakan bahasa yang sopan dan jelas. Tidak bicara dengan terlalu cepat atau bertele-tele. Serta anak pun perlu juga belajar nada ucapan yang tepat agar mudah dipahami.

2. Ajari anak untuk terbiasa mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya

Caranya, ajak anak untuk terbiasa mengidentifikasi apa yang ia rasakan. Seandainya itu perasaan tidak nyaman, bagaimana perasaan yang lebih spesifik dari ketidaknyamanan tersebut.

Setelah mampu mengidentifikasi secara jujur dan terbuka, arahan anak untuk belajar mengungkapkan dengan kalimat yang komunikatif. Misalnya, “Saya tidak suka kamu merebut jaketku” atau “Saya butuh pertolongan Bu Guru untuk mengatasi teman saya yang selalu mencontek ulangan saya.”

Dengan cara ini, anak jadi tahu kondisinya sendiri, serta mampu mengungkapkan ke orang lain secara komunikatif.

3. Dorong anak untuk berani mengemukakan pendapatnya

Untuk itu, anak perlu belajar mengemukakan pendapatnya ke orang lain dengan berani. Selain itu, ajak anak untuk tetap juga menghormati pendapat orang lain yang berbeda.

Anak perlu belajar memberikan dasar alasan atas pendapatnya, serta meminta orang lain untuk juga memberi alasan atas pendapatnya.

4. Anak perlu belajar untuk mau dan terbiasa mendengarkan

Adalah hal yang penting bagi anak untuk belajar mendengarkan dengan baik dan memahami sudut pandang orang lain. Arahkan anak untuk fokus menyimak apa yang disampaikan orang lain serta memberi jeda pada diri sendiri untuk mencoba mengolah apa yang didengarnya dari orang tersebut.

5. Berlatih memainkan peran

Ada kalanya, orang tua juga bisa mengajak anak untuk bermain peran terkait cara berkomunikasi secaa asertif. Misalnya, bermain peran saat anak ada dalam kondisi harus berkata tidak pada sesuatu yang tidak membuatnya nyaman. Atau, di saat anak pada akhirnya membutuhkan bantuan orang dewasa untuk membantu mengatasi masalahnya.

Beritahu anak, apa yang bisa atau harus mereka lakukan, bagaiman cara berkomunikasinya, dan berbagai cara komunikasi asertif lainnya. Dengan demikian saat anak mengalami masalah di kondisi serupa, ia jadi mampu mengatasinya sendiri dengan kemampuan komunikasi asertifnya.

5. Belajar menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat

Biasakan ajak anak untuk terbiasa menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat serta meminimalisir merugikan orang lain. Caranya, biasakan anak untuk mencari solusi, serta menghindari tindakan yang impulsif agar tidak memperburuk situasi.

6. Memberi pujian dan umpan balik

Saat anak sudah bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang sopan, jelas, atau mampu mengungkapkan perasaannya secara asertif, maka berikanlah pujian dan umpan balik yang positif.

7. Beri contoh perilaku asertif

Cara yang bisa dilakukan orang tua dalam memberikan contoh prilaku berkomunikasi secara asertif adalah dengan membiasakan menggunakan bahasa yang sopan dan jelas. Meski kepada anak-anak, namun orang tua perlu membiasakan juga bahwa anak-anak pun adalah juga manusia yang perlu dihormati.


Dengan mengarahkan anak agar menguasai kemampuan berkomunikasi secara asertif, ini artinya orang tua sudah membantu anak untuk membangun keterampilan sosial yang penting bagi kesuksesan di masa depannya.

Tentunya, kesemua itu membutuhkan proses berupa latihan dan umpan balik yang terus menerus agar anak makin terasah kemampuannya dalam berkomunikasi secara asertif.



Related Posts

Post a Comment

Popular