Teman terbaikku adalah orang yang membuatku mampu menunjukkan sisi terbaik dalam diriku (Henry Ford)
Laptop buatku itu kayak sahabat. Ya urusan
kerja, ya urusan berkarya. Dan benar tuh kata-kata pendirinya Ford Motor
Company. Sejak punya laptop tahun 2008 dulu, aku merasa seperti punya teman
yang bisa membuatku menunjukkan sisi terbaikku.
Dari dulu aku suka menulis. Mulai dari yang
versinya cerita anak, lalu terjun ke dunia jurnalistik, terus suka nulis yang
agak-agak nyastra, sampai sekarang jatuhnya sering ke kegiatan ngeblog.
Semua yang ada di isi kepala terwujud dalam
tulisan. Dan laptoplah yang jadi sahabat buatku untuk mewujudkan tulisan yang
oke. Apalagi buat urusan ngeblog sekarang ini, produk yang aku hasilkan nggak
lagi tulisan semata. Tapi berurusan dengan tampilan visual semisal infografis.
Kalau ngomongin mereknya, dari dulu cintaku cuma
sama ASUS. Sampai sekarang sudah dua kali laptopku mereknya ya itu terus. Karena
akunya juga tipe orang yang setia (*tsah), jadinya ya ASUS lagi ASUS lagi.
Nih ya, aku kenalin dua sahabatku yang sejak
dulu jadi temanku buat urusan bekerja dan berkarya.
Ini laptop pertamaku yang kubeli saat jadi
dosen di Batam. Waktu awal punya si triple E 700, banyak orang yang jadinya
suka ngelihatin aku dan laptopku tanpa segera berkedip.
Komentarnya biasanya sih kayak gini:
“Ini laptop beneran atau mainan?”
“Warnanya cakep ya.”
“Bisa apa aja?”
Ya sih, ASUS Eee PC 700 memang konon awalnya
diciptakan untuk anak-anak. Dan aku punya alasan kenapa waktu itu milih laptop
mungil ini.
1. Harganya terjangkau. Maklumlah, waktu itu
baru keterima dosen beberapa bulan. Gajian bulanan masih dipakai juga buat
bayar cicilan motor. Tapi kebutuhan punya laptop mendesak. Ya sudah, aku milih
ASUS Eee PC 700.
2. Memang waktu itu sengaja nyari laptop yang
ukurannya mungil karena kondisi pundak yang nggak bisa kena beban berat sejak
dulu.
3. Sistemnya pakai Linux Xandros. Biar dikata
Linux, tapi pengoperasian segala macamnya simpel banget. Buat aku yang nggak
suka ribet, ya langsung berasa klop deh.
4. Kebutuhanku sehari-hari paling buat bikin
materi ngajar, slide buat menerangkan di kelas, dan olah nilai. Di lain waktu ngajar,
aku butuh laptop buat ngeblog atau bikin tulisan buat ke media. Jadi perlu laptop
yang untuk pemakaian biasa saja.
5. Nah, kenapa milihnya kok merek ASUS, ini
lewat serangkaian browsing dan kabar sana sini lho. Katanya kalau ASUS itu
lumayan nggak gampang rusak. Nggak ringkih. Pun banyak orang menilai kalau
laptop ASUS merek yang oke.
ASUS Eee PC 700 akhirnya jadi sahabat karibku
untuk urusan bekerja dan berkarya sampai 2011. Bersama dia, aku sudah melalui
pekerjaan yang namanya jadi dosen sampai kepala sekolah taman penitipan anak di
Lamongan.
Malah meski imut begitu, saat jadi dosen, si
ASUS Eee PC 700 sudah jadi sahabat setiaku saat ada dalam tim penelitian
potensi daerah Kepulauan Riau kerja sama Politeknik Batam dengan Bank
Indonesia, lho. Dia jadi sahabatku yang simpel buat dibawa penelitian ke
mana-mana.
Lalu untuk urusan berkarya menjadi penulis,
ASUS Eee PC 700 sudah jadi sahabatku membuat cerpen anak hingga diterima di
banyak media. Mulai dari Kompas Anak, majalah Bobo, Girls, dan Bravo. Belum
lagi karya untuk buku antologi.
Hingga suatu ketika, aku merasa harus
mengganti ASUS Eee PC 700 dengan laptop lain. Kapasitas memori laptop ini
memang nggak besar. Belum lagi perkembangan teknologi yang makin berkembang dan
tidak lagi kompatibel dengan sistem ASUS Eee PC 700.
Pertimbangan waktu mau memilih laptop yang ke
dua ini masih sama sih seperti saat mau membeli ASUS Eee PC 700. Cuma, ada
beberapa hal yang jadi pertimbangan tambahan.
1. Maunya aku tuh nyari laptop yang kapasitas
memorinya lebih besar dari ASUS Eee PC 700.
2. Layarnya juga maunya agak lebih besar dari
ASUS Eee PC 700 yang cuma punya ukuran layar 7 inc. Maklum, faktor U. Makin
tambah umur makin sering kriyepan ni mata.
3. Terus pas browsing laptop ASUS yang cocok
dengan poin satu dan dua, aku nemu info tentang keberadaan ASUS Eee PC 1025C
Flare Series. Ternyata laptop ini punya kelebihan. Kalau dinyalain GPL alias
nggak pakai lama. Cukup dua detik, laptop sudah bisa dipakai.
ASUS Eee PC 1025C Flare Series ini sudah jadi
temanku saat dulu ngajar di Kalsel. Dan untuk urusan berkarya, laptop ini sudah
menemaniku untuk urusan berkarya di media, bikin buku untuk karya pertama, dan
sekarang menemani hari-hariku ngeblog.
Kalau yang ASUS Eee PC 1025C Flare Series ini agak gede ukurannya. Foto: dokpri |
Tapi seiring waktu, kembali aku butuh laptop lain yang bisa jadi sahabatku sejalan dalam beraktivitas. Ada beberapa pertimbangan laptop yang aku butuhkan saat ini.
1. Layarnya kalau bisa lebih besar lagi
karena yang ASUS Eee PC 1025C Flare Series ini ukuran layarnya 10 inci. Ini beneran
faktor U deh ya. Apalagi sering kerja malam dengan penerangan temaram sambil
menemani anak tidur. Kalau pas bikin infografis, alamakjang, mata jadi harus
kerja ekstra teliti.
2. Pertimbangan lainnya tetap sama sih. Mulai
dari ukuran harus ringan sehingga enak dibawa ke mana-mana dan kapasitas memori
laptop yang besar. Apalagi sekarang ini aku mulai beranjak hobi bikin konten
video anak. Bolak-balik ngedit di hp ternyata agak ribet juga. Maunya sih bisa
ngedit di laptop.
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat melihat
iklan ada laptop ASUS yang bisa diipat-lipet. Ini bukan origami, lho ya. Ini masih
ngomongin laptop. Yang aku lihat waktu itu ASUS VivoBook Flip TP410.
Ini bukan laptopnya yang kebalik dan orangnya terus ngetik dari atas lho ya. Tapi memang laptopnya bisa diposisikan seperti ini. Sumber foto: ASUS dot com |
Katanya kalau dalam boso londo sono, powerful
productivity, expansive visuals. Whoa, ini kok ya pas banget. Lagi nyari temen
baru buat urusan produktivitas dan memanjakan mata, lha kok kecantol nemu keterangan
ASUS VivoBook Flip TP410.
Ini juga bukan laptop yang salah produksi posisi layarrnya. Tapi memang ASUS VivoBook Flip TP410 bisa diposisikan begini. Sumber foto: ASUS dot com |
Laptopnya itu bisa dipakai versi laptop, bisa
juga dilipat jadi kayak tablet. Pikirku, kok yo keren punya laptop kayak gini. Njuk
jadi ngebayangin, asyik kali ya bawa ni laptop buat ke mana saja sambil ngegarap
kerjaan. Nyantai di mana gitu sambil bikin tulisan atau ngedit video.
Seperti biasanya kalau pas sedang ngekepoin
suatu benda waktu browsing, khayalanku bisa sampai tingkat internasional. Kira-kira
begini deh kerja pikiranku waktu itu.
Fakta
ASUS VivoBook Flip TP410, Kelebihan Nomor Satu: Tipis dan Ringan
Bobotnya cuma 1,6 kg. Layarnya ukuran 14 inci
dan tipis. Ketebalan layarnya cuma 1,92cm.
Khayalanku:
Kalau bobot segitu sih aman, nyaman, dan bisa
sohiban sama pundakku kalau pas ngebawa nih laptop ke dalam ransel buat pergi
ke mana-mana.
Fakta
ASUS VivoBook Flip TP410, Kelebihan Nomor Dua: NanoEdge Display
Layarnya punya fitur Nanoedge yang
memaksimalkan ukuran layar dan meminimalkan ukuran body.
Khayalanku:
Kalau punya laptop ini mataku dijamin nggak siwer
lagi kali ya. Terutama pas ngetik saat malam di penerangan temaram. Apalagi buat
ngerjain infografis atau ngedit video.
Fakta
ASUS VivoBook Flip TP410, Kelebihan Nomor Tiga: Fingerprint Sensor
Dilengkapi fingerprint sensor sehingga ngedukung
fitur Windows Hello yang biasanya hanya ada laptop kelas atas. Sign-in ke
Windows 10 yang terinstal di laptop ini cuma pakai sentuhan jari. ASUS VivoBook
Flip TP410 juga sudah preinstall Windows 10. Terus karena keamanannya pakai
figer print, berasa bikin yang punya lebih savety.
Khayalanku:
Kalau di laptopku yang ASUS Eee PC Flare
Series sekarang kan laptop langsung bisa dipakai hanya nunggu dua detik saja. Yang
ASUS VivoBook Flip TP410 malah lebih keren lagi. Ibaratnya kalau kata orang
Jawa, ndudul thok udah bisa langsung
siap laptopnya.
Terus zaman sekarang urusan gadget kan bisa
urusan sama karya juga. Kalau sampai ada apa-apa, aku sendiri sih bisa merasa lebih
nyaman karena nggak ada orang lain yang dengan gampangnya ngotak-atik laptopku.
Fakta
ASUS VivoBook Flip TP410, Kelebihan Nomor Empat: Bisa Jadi Empat Mode
Laptop ASUS VivoBook Flip TP410 punya
kemampuan flip yang bikin laptop ini bisa jadi punya empat mode. Ada mode media
stand, powerful laptop, responsive tablet, dan share viewer.
Keterangan dari kiri ke kanan: mode media stand, shared viewer, responsive tablet, powerful laptop. Sumber foto: ASUS dot com |
Khayalanku:
Lha yo, ada laptop kok bisa jumpalitan kayak
gini. Bisa ditekak-tekuk sesuai maunya kita. Ya gini ini baru yang namanya
sahabat sehati.
Misalnya nih, dia bisa tahu temannya lagi
pengen kerja sambil nyandar, ya mode dia bisa dibentuk responsive tablet. Ini sering banget kejadian di aku. Akunya pengen
nyandar, lha laptopnya ada di seberang lautan, eh meja yang kurang terjangkau
sama tangan dan pandangan.
Gimana, ikutan mupeng nggak sama ASUS VivoBook Flip TP410? Kalau aku sih pakai banget. Mana apa yang aku pengenin untuk sebuah laptop sebagai sahabat bekerja dan berkarya sepertinya diiyain oleh ulasan beberapa media yang sudah ngebahas laptop ini.
Doain ya, one day beneran bisa bilang ASUS
VivoBook Flip TP410 adalah laptopku. Karena sekali lagi mirip kata Mbah Henry
Ford, aku ingin bersahabat dengan sebuah laptop yang bisa menunjukkan sisi
terbaikku. Sebagai penulis, blogger, dan kini ingin serius di pembuatan konten
video anak.
Laptop ASUS memang bandel. Punya suamiku juga tahan banting. Sampe bosen katanya pengen ganti yang model terbaru. :D
ReplyDeleteBener Mbak, tahan banting ni ASUS
Deletesaya juga pake ASUS mbak, emang andalan deh laptop yang satu ini :-)
ReplyDeleteYeay... tos Mbak :)
DeleteWaah, jadi kepengen punya laptop ASUS juga, selama ini masih pakai PC peninggalan orangtua yang rajin di up grade.
ReplyDeleteRecomended Mbak. Enak buat dibawa ke mana-mana.
DeleteAsus ini aku rekomendasikan juga ke pak suami yang lagi cari laptop baru, karena laptop lamanya sudah 7 tahun setia menemani.. aku minta baca tulisan ini juga.. semoga menjadi pilihannya
ReplyDeleteMakasih Mbak :)
DeleteWah itu laptopnya imut banget. Asus ini handalan banget ya. Saya juga pake asus laptopnya. Awet dr thn 2010 smp skrg msh bgs.
ReplyDeleteBeda tipis berarti kita Mbak. Kalau yang terakhir itu saya beli tahun 2011.
Deletewah pakai Linux ya, asik banget nih, katanya jadi bebas virus. Suamiku juga dulu pakai Asus, keren bingit emang deh, apalagi model yang sekarang. Good luck ya mbak
ReplyDeleteIya Mbak, yang biru itu pakai Linux. Simpel juga pengoperasiannya.
DeleteAku pakai hp Asus dan selama ini baik-baik saja hingga akhirnya di copet, dan tertarik dgn Laptot Asus makasih rekomendasi mba
ReplyDeleteSama-sama, Mbak...
DeleteAku juga suka Asus Mba...enak dipakainya, tp klo punyaku dulu kurang sensi nangkep sinyal internetnya..apa rusak ya..hehe
ReplyDeleteHihihi, iya kali ya Mbak. Soalnya pengalaman dua kali pegang laptop ASUS nggak pernah masalah sama sinyal wifi.
DeleteAsus memang dari dulu sudah menjadi andalan buat bekerja. Kuat dan kwalitasnya sangat bagus.
ReplyDeleteIya, bener...
DeleteTerima kasih ya sudah berpartisipasi dalam ASUS Laptopku Blogging Competition. Good luck.
ReplyDelete