Ini Cara Melawan Kekerasan Berbasis Gender yang Pernah Terjadi pada Murid Saya

Post a Comment
Kekerasan berbasis gender

Malam itu dari rumah dinas guru, saya mengamati dua siswi yang kembali ke asrama. Mereka bergegas melangkah karena orang yang mereka takuti terlihat sedang mengawasi dari rumah dinas guru yang lain. Dua siswi itu baru pulang mengadukan seluruh masalahnya ke saya.

Sebenarnya sebelum mereka mengadu, saya sudah diberitahu masalah mereka dari guru lain. Tapi tidak ada rekan guru yang berani menyelesaikannya. Sementara intimidasi terhadap seorang oknum guru masih harus terus mereka hadapi.

Keesokan harinya saya putuskan untuk mengajak kepala sekolah bicara. Jadi ceritanya, ada seorang siswi yang disukai oleh seorang guru pria. Awalnya hanya perhatian-perhatian istimewa. Hingga lambat laun, guru tersebut mengancam satu kelas untuk tidak melarang dia menyukai siswi di kelas itu. Di sekolah tempat saya mengajar waktu itu, kelas siswa dan siswi dipisah. Guru yang awalnya ramah, dekat dengan anak-anak, berubah menjadi begitu menakutkan.

Intimidasi sampai di titik sesumbar dari guru tersebut yang berkata bahwa tak ada satu pun di sekolah itu yang ia takuti. Termasuk kepala sekolah. Perasaannya tidak bisa dihentikan siapa pun, ujarnya. 

Untungnya dari hasil penggalian informasi dari siswi yang disuka guru itu, semuanya hanya bersifat tekanan psikis. Tidak ada unsur fisik yang dilibatkan.

Masalah kekerasan berbasis gender di sekolah

Akhirnya tak lama kemudian perubahan terjadi. Direktur sekolah yang akhirnya tahu perihal itu turun tangan. Guru bermasalah tersebut akhirnya dikeluarkan dari sekolah. Kelas yang mendapat intimidasi pun langsung dikawal guru khusus untuk dipulihkan kondisi psikis siswi-siswinya.

Kepada kepala sekolah, saya sampaikan semua itu. Besar harapan saya ia menyelesaikan masalah tersebut. Karena anak-anak begitu ketakutan saat mendengar bahwa kepala sekolah pun tidak punya kekuatan untuk melawan guru yang berposisi sebagai wakil kesiswaan itu. 

Apa yang telah saya lakukan untuk membantu menyelesaikan masalah kekerasan psikis pada siswi di sekolah tempat saya mengajar sebelumnya, telah sejurus dengan para pembicara yang hadir dalam serial webinar Anti Kekerasan Berbasis Gender yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke-15 dan ke-16.

Kekerasan terhadap perempuan

Beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengatasi kekerasan berbasis gender dari hasil webinar tersebut, saya rangkum ke dalam infografis berikut.

Ringkasan webinar ke-15 kekerasan terhadap gender
Ringkasan webinar ke-16 kekerasan terhadap gender

Bagi yang ingin melihat secara lengkap ke dua webinar tersebut, bisa melalui link berikut ini. 

Webinar ke-15: https://youtu.be/sfpclyoF_C4

Webinar ke-16: https://youtu.be/a5iEWks3e_M

Ini sekelumit cerita tentang aksi nyata saya dalam mengatasi kekerasan berbasis gender yang pernah dialami seorang siswi di sebuah SMA tempat sebelumnya saya mengajar. Modalnya keberanian. Tanpa siswi yang berani bercerita tentang masalah yang dihadapinya meski ia diancam, tanpa guru yang berani maju untuk bersuara tentang masalah siswi yang harus diselesaikan, maka kekerasan berbasis gender pada sebuah lingkungan sekolah akan menjadi awal titik kelam yang makin hari tak berkesudahan. 



Related Posts

Post a Comment

Popular