Vania dan Seni Tani yang Bisa Membuktikan Bahwa Anak Muda Kota pun Mampu Menjadi Petani

Post a Comment

Sumber foto: Instagram @vaiavanya

Profesi petani mungkin bukan pilihan yang umum di kalangan anak muda. Apalagi di lingkungan perkotaan. Namun, di tengah semakin sedikitnya minat terhadap profesi petani, hal menggembirakan justru terjadi di Bandung, Jawa Barat.

Di sana, ada sebuah gerakan yang mampu mendobrak pandangan bahwa anak muda minim minat mejadi petani. Sekumpulan orang yang mampu membuktikan hal tersebut adalah Seni Tani.

Mereka menunjukkan bahwa anak muda bahkan yang tinggal di kota, nyatanya dapat menjadikan petani sebagai hobi. Tak hanya itu, bahkan juga menjadi profesi.

 

Berawal dari Pandemi Covid-19

Kiprah Seni Tani ini menjadi semakin relevan saat pandemi Covid-19 pernah melanda Indonesia beberapa tahun lalu. Saat itu, Pandemi Covid-19 sempat membawa krisis pangan dan melanda hampir seluruh negara. Termasuk di daerah perkotaan Bandung, Jawa Barat.

Di masa pandemi, masyarakat mengalami kendala dalam distribusi barang. Tak terkecuali termasuk pembatasan distribusi bahan pangan seperti sayuran yang muncul akibat pembatasan yang diterapkan pemerintah.

Masyarakat terutama di perkotaan saat itu merasakan dampaknya ketika distribusi makanan terhenti. Akibatnya, hal ini memicu panic buying di supermarket.

Vania Febriyantie, inisiator dan Project Director dari Seni Tani di Bandung, Jawa Barat, melihat situasi tersebut sebagai peluang. Ia dan kawan-kawannya lalu memutuskan untuk menciptakan akses pangan lokal dengan menanam sendiri di lahan-lahan terbengkalai.

Awalnya, Vania sendiri merasa prihatin melihat beberapa lahan di sekitar tempatnya tinggal yaitu di daerah Arcamanik Bandung dalam kondisi terbengkalai. Bahkan lahan terbengkalai tersebut digunakan sebagai tempat pembuangan sampah sembarangan.

Lahan terbengkalai yang kini sudah digarap sehingga siap untuk ditanam. Sumber foto: Instagram @kamisenitani

Dengan berbekal pengalaman sebelumnya sebagai kepala kebun di sebuah yayasan, serta rasa penasaran yang kuat terhadap dunia pertanian, Vania bersama teman-temannya lantas memutuskan untuk membentuk Seni Tani. Mereka yang tergabung dalam Seni Tani ini lalu mulai bercocok tanam di lahan-lahan terbengkalai tersebut.


 

Kiprah Vania dan Seni Tani di Masyarakat

Sebetulnya, Seni Tani sendiri adalah kelanjutan dari Komunitas Seribu Kebun, yaitu sebagai tempat bagi siapa saja yang memiliki minat dan pengetahuan tentang pertanian. Mereka tidak hanya bertani semata, tetapi juga sangat memerhatikan kelestarian lingkungan.

Pendekatan pertanian yang mereka gunakan bersifat alami, ramah lingkungan, dan regeneratif. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Nama "Seni Tani" sendiri memiliki makna filosofis yang dalam. Ini mencerminkan prinsip-prinsip yang dipegang oleh komunitas tersebut, yaitu menjalankan pertanian tanpa mencemari lingkungan dan dengan integrasi yang baik.

Apa yang menarik dari Seni Tani adalah keberagaman anggotanya. Tidak hanya anak muda, bahkan orang tua juga ikut serta. Semangat dan dukungan dari berbagai generasi inilah yang menjadi salah satu kekuatan komunitas Seni Tani.

Sumber foto: Instagram @kamisenitani

Mereka juga memiliki kesadaran penting tentang mendukung generasi muda untuk menjadikan pertanian sebagai profesi yang layak. Selain mengolah lahan terbengkalai, mereka juga mengajak masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dengan cara berlangganan sayuran selama dua musim. Dalam sistem ini, masyarakat mengumpulkan uang untuk modal, dan Seni Tani yang membeli benih bibit.

Prestasi besar Seni Tani adalah penghargaan SATU Indonesia Award di tahun 2021 yang diraih oleh Vania sebagai Pejuang tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19. Penghargaan ini memberikan semangat dan pengakuan atas usaha mereka dalam mengatasi masalah ketersediaan pangan di tengah pandemi.

Vania mengakui bahwa pengetahuannya tentang pertanian didapat dari latar belakang pendidikannya dalam ilmu Biologi. Namun, pengalaman di lapangan, terutama saat menjadi kepala kebun, telah mengajarkannya banyak hal.

Tim di Seni Tani juga memiliki latar belakang yang beragam dalam pertanian dan saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Ini mencerminkan semangat kolaboratif dalam komunitas mereka.

Saat ini, Seni Tani memiliki misi sosial yang berfokus pada menginspirasi anak muda untuk menjadikan pertanian sebagai pilihan profesi. Mereka melihat urban farming sebagai profesi yang menjanjikan, terutama dalam situasi pandemi. Vania dan Seni Tani berharap agar lebih banyak anak muda di kota tertarik untuk menjadi petani dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal.

Mereka juga mencoba membangun kesadaran akan pentingnya pertanian di kalangan anak muda, terutama di sekitar Arcamanik, tempat mereka beroperasi. Di saat pandemi lalu, mereka juga mengajak masyarakat untuk berkebun sebagai aktivitas yang bermanfaat, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain sebagai sumber pangan, berkebun juga dapat menjadi kegiatan yang mendukung kesehatan fisik dan mental.

Sumber foto: Instagram @kamisenitani

Untungnya, pihak pemerintah setempat mendukung langkah Seni Tani dalam mengolah lahan terbengkalai milik pemerintah dan mendukung upaya mereka dalam mengelola sampah organik di lingkungannya.

Seni Tani adalah bukti nyata bahwa anak muda di perkotaan dapat menjadi petani yang peduli terhadap lingkungan dan berperan dalam memastikan ketersediaan pangan lokal. Mereka adalah contoh inspiratif tentang bagaimana masyarakat muda dapat mengubah pandangan tentang profesi petani dan berkontribusi dalam mengatasi krisis pangan. Semangat mereka adalah energi positif bagi generasi muda untuk melibatkan diri dalam pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.


Related Posts

Post a Comment

Popular