David dan ANDESPIN Deep West Sumatera: Menjaga Alam dan Masyarakat Melalui Konservasi Alam

Post a Comment
Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Alam yang kita jaga akan memberi apa yang ia punya. Prinsip sederhana ini tampaknya menjadi landasan kuat bagi masyarakat di Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Di sana, masyarakat telah memulai usaha untuk menjaga alam mereka, dengan hasil yang menguntungkan.

Semua dimulai dari hobi seorang pemuda bernama David Hidayat, yang gemar menyelam. David sendiri pertama kali terjun ke dunia selam saat bergabung dengan klub selam di kampus tempat ia kuliah sebelumnya.

Namun, alih-alih hanya menjadikan hobi itu sebagai kegiatan rekreasi semata, David memutuskan untuk memberikan kontribusi lebih besar kepada desanya, Sungai Pinang. Hal ini ia lakukan lebih serius saat ia kembali ke kampung halamannya tersebut usai menyelesaikan masa studi kuliahnya.

Pada tahun 2009, David dan teman-temannya mulai menjelajahi keindahan bawah air di desa mereka, Sungai Pinang. Setelah lulus dari universitas, David merasa terpanggil untuk kembali ke kampung halamannya, didorong oleh kesadaran akan potensi yang tersembunyi di desa tersebut.

Pada awalnya, ia sendiri mulai berusaha melestarikan lingkungan setempat. Terkadang David melibatkan teman-teman dari masa kuliahnya. Melihat semangat David dan teman-temannya, pemuda-pemuda lain di desanya pun mulai tertarik pada kegiatan penyelaman ini. Dari sinilah, ANDESPIN Deep West Sumatera mulai terbentuk.

 

ANDESPIN Deep West Sumatera: Melestarikan Lingkungan dengan Keberlanjutan

Awalnya, ANDESPIN Deep West Sumatera lebih fokus pada kegiatan penyelaman dan pelestarian terumbu karang. Ketika ditanya tentang jumlah terumbu karang yang telah mereka selamatkan, David mengungkapkan bahwa angka tersebut bukanlah prioritas utama. Baginya, yang terpenting adalah semangat untuk membantu.

Selain kegiatan penyelaman, David dan masyarakat setempat juga mencari tambahan penghasilan dengan menjaring kepiting bakau di malam hari. Hasilnya cukup memuaskan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga desa.

Selain menjaring kepiting, ANDESPIN Deep West Sumatera juga mendapatkan dukungan dari perusahaan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Misalnya, jika sebuah perusahaan melakukan penanaman mangrove sebagai bagian dari program CSR, pemuda dari ANDESPIN Deep West Sumatera lah yang bertanggung jawab menyediakan bibit-bibit mangrove.

Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Perubahan besar terjadi di Desa Sungai Pinang sejak tahun 2015, ketika Presiden Jokowi menjadikan kawasan Mandeh sebagai destinasi wisata bahari. Pada tahun 2017, akses jalan menuju desa semakin membaik. Hal ini membuka pintu bagi lebih banyak wisatawan.

Kawasan Mandeh sendiri memiliki alam pesisir yang yang cukup indah. Hal inilah yang membuat desa di daerah tersebut lantas menjadi objek wisata. Demikian keterangan David yang mengaku ia sendiri memiliki rumah yang menghadap ke laut.

Namun, pertumbuhan pariwisata juga membawa tantangan baru. Desa yang dulunya begitu bersih, kini menghadapi masalah lingkungan akibat dampak kunjungan wisatawan. Ini menjadi salah satu tantangan yang harus diatasi oleh David dan ANDESPIN Deep West Sumatera.

 

Tantangan untuk David dan ANDESPIN dalam Melestarikan Alam

Dalam perjalanan menjaga lingkungan, tantangan selalu ada. Begitupun yang dialami David dan teman-temannya di ANDESPIN Deep West Sumatera yang juga mengalami kendala dalam berbagai aspek. Yang paling unik adalah kendala yang dihadapi bukanlah penolakan atau kritik dari masyarakat, seperti yang biasanya dialami oleh organisasi konservasi.

David mengakui bahwa salah satu kendala utama adalah kurangnya sumber daya manusia atau SDM di desanya. Sebagai contoh, upaya untuk mengembangkan batik dan kopi mangrove masih berjalan lambat. Sebagian besar para ibu-ibu yang mereka latih tidak memiliki pendidikan yang cukup, sehingga pembuatan motif batik menjadi sulit.

Kendala lain yang dihadapi David dan ANDESPIN Deep West Sumatera adalah budidaya rumput laut yang sering gagal karena dimangsa oleh penyu. Rumput laut merupakan makanan favorit penyu, sehingga David harus merawat penyu-penyu tersebut. Akibatnya, budidaya rumput laut tidak berjalan dengan baik.

 

Prestasi dan Penghargaan yang Diraih David

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, semangat untuk melestarikan lingkungan tetap kuat dalam hati David dan ANDESPIN Deep West Sumatera. David dan kawan-kawannya di ANDESPIN bercita-cita agar kerusakan alam yang terjadi tidak menjadi masif.

Selain menjalankan kegiatan konservasi, mereka juga aktif dalam melakukan reboisasi lahan-lahan kritis. Ketika diperlukan, mereka melibatkan masyarakat setempat. bahkan kaum ibu-ibu pun turut serta dalam kegiatan ini.

Selain itu, mereka juga fokus pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Ini termasuk pendirian rumah literasi di base camp ANDESPIN Deep West Sumatera.

Sumber foto: Instagram @andespindeepwestsumatera

Semua usaha mereka dalam menjaga alam dan memberdayakan masyarakat setempat akhirnya diakui dan dihargai. David menerima penghargaan dari SATU Indonesia Awards di tahun 2022 atas kontribusinya dalam bidang konservasi alam, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Upaya mereka telah memberikan dampak positif yang besar bagi alam dan masyarakat sekitar. ANDESPIN Deep West Sumatera adalah contoh nyata bagaimana keberlanjutan dan komitmen terhadap lingkungan dapat menciptakan peluang baru, memperbaiki kondisi alam, dan memberdayakan masyarakat.

Dengan semangat yang tinggi dan kerja keras, mereka membuktikan bahwa menjaga alam adalah tugas kita bersama, dan hasilnya bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Related Posts

Post a Comment

Popular