Hadiah Istimewa untuk Anak yang Berpuasa

Post a Comment

Saat saya berbincang dengan anak sulung saya, Ais, tadi siang, kami saling mengingat pengalamannya yang menarik tentang berpuasa. 

Kami ingat, bagaimana Ais pada awalnya saat masih di TK B, ia menjalani puasa sehari penuh. Meski di seminggu terakhir, dia akhirnya nggak puasa sih. Tapi saya sama suami sudah cukup takjub melihat dia bisa puasa penuh di masa awal belajar puasanya.

Seinget saya, awalnya saat Ais di TK A, ia puasa dan saya minta buka di waktu dhuha. Eh, sayanya kelupaan hingga waktu dzuhur.

Jadilah pas TK B, iseng saya tes, dia bisa nggak ya menahan diri untuk nggak berbuka sampai maghrib. Eh, alhamdulillah bisa!

Tapi endingnya, saya membiarkan Ais sih yang memutuskan sendiri apakah ingin berpuasa atau tidak. Saya tidak pernah memaksanya atau memberikan janji hadiah sebagai insentif. Namun, saya percaya bahwa Allah senantiasa memberikan perlindungan dan berkah-Nya kepada Ais. 

Setiap bulan Ramadan dan setelahnya, Ais selalu mendapat berbagai rezeki, baik dari masjid tempatnya beribadah maupun dari kerabat dekatnya.

Pengalaman Ais mengingatkan saya akan kebaikan Allah yang tak terhingga, serta betapa pentingnya memberikan kebebasan kepada anak-anak kita untuk memilih jalannya sendiri dalam beribadah. Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk lebih menghargai dan memahami perjalanan spiritual anak-anak kita.


Agar Anak Kuat Berpuasa

Sebetulnya saat anak berpuasa ada kebutuhan-kebutuhan yang harus kita penuhi pada dirinya, sehingga ia sendiri pun akhirnya mampu  berpuasa apalagi berpuasa penuh seharian.

Misalnya mulai dari kebutuhan konsumsi makanan minuman yang harus terpenuhi.

Kalau dari pengalaman saya dulu sewaktu Ais berpuasa, saat sahur dan berbukanya itu sampai harus saya berikan susu satu gelas sendiri.

Kemudian kandungan makanan yang ia konsumsi juga saya perhatikan. Terutama, saya akan memberikan ia makanan yang tinggi kalori selain juga kandungan lain seperti protein atau vitamin mineral pada sayuran dan buah-buahan.

Soalnya Ais itu tipe anak yang aktif jadi yang saya utamakan terutama kebutuhan kalori yang harus cukup terpenuhi.

Sedangkan unsur lainnya adalah motivasi. Motivasi ini bisa berupa keberadaan teman-teman sebayanya. Apakah memang sudah banyak yang berpuasa atau tidak. Apalagi berpuasa penuh atau tidak. 

Apalagi Ais tipe anak yang mudah terpengaruh oleh hal lain di sekelilingnya. Nah biasanya jika dia bercerita kok si ini si itu belum berpuasa penuh, maka di situlah saya akan memberikan pengertian kepadanya.

Tentunya juga sekali lagi memberikan keputusan kepadanya. Apakah memang dia mampu puasa penuh seharian atau tidak.


Puasa sebagai Ajang Menanamkan Nilai-nilai Mulia dan Bermakna

Puasa merupakan salah satu ibadah yang dilakukan umat Muslim di bulan Ramadan. 

Namun, bagi anak-anak, menjalani puasa bisa menjadi sebuah pengalaman yang menantang sekaligus pembelajaran berharga. 

Mengajarkan anak-anak untuk berpuasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga untuk membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai mulia.

Sebagai orang tua atau pembimbing, penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anak-anak saat mereka berpuasa. 

Salah satu cara yang efektif adalah kita bisa memberikan reward yang bermakna sebagai penghargaan atas usaha dan kesabaran mereka selama berpuasa.

Namun, penting untuk diingat bahwa reward yang diberikan bukan hanya sekadar barang atau makanan yang bisa menggugah nafsu anak saja ya. Tetapi, lebih kepada pengakuan atas prestasi mereka. 

Misalnya, memberikan pujian dan apresiasi secara langsung atas kesungguhan mereka dalam menunaikan ibadah puasa.

Selain itu, reward juga bisa berupa pengalaman yang bersifat mendidik dan menginspirasi, seperti mengajak anak-anak untuk berbagi makanan dengan yang membutuhkan, mengunjungi panti asuhan, atau melakukan kegiatan sosial lainnya. 

Hal ini akan membantu mereka memahami makna sebenarnya dari berpuasa, yaitu untuk merasakan empati terhadap sesama dan meningkatkan kesadaran sosial.

Dengan memberikan reward yang lebih dari sekadar materi, kita juga membantu anak-anak memahami bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus. Tetapi juga tentang pengorbanan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. 

Semoga dengan pendekatan ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Related Posts

Post a Comment

Popular