Mengajari Anak Pelajaran Cara Membuat Kalimat

Post a Comment

Cara mengajari anak pelajaran bahasa indonesia tentang membuat dan menyusun kata menjadi sebuah kalimat

Kelihatannya sepele nggak sih? Orang anak sudah SD kelas 2. Masa membuat kalimat saja masih harus diajari.

Tapi faktanya, nggak sedikit lho anak yang kesulitan kalau disuruh membuat kalimat. Ini hasil dari ngobrol dengan sesama wali murid saat sedang menunggu anak-anak keluar dari kelas untuk pulang sekolah.

“Iya, saya ya juga gemas. Masa diminta membuat kalimat dari kata pelangi, eh dia cuma membuat kalimat, ‘Ada pelangi’, begitu keluh salah seorang wali murid yang saya temui.

Itu waktu anaknya kelas 1 SD. Dan sekarang saat anaknya sudah kelas 2 SD, pola yang sama juga ternyata masih terjadi.

Saat saya selidiki ke anak saya yang kelas 2 SD, ternyata ia tidak diajari oleh gurunya tentang konsep subjek predikat objek keterangan. Alhasil ketika diminta menyusun kata acak, yang bahkan tinggal disusun saja, kalimat yang dibuat tetap masih berantakan.

Apalagi kata-kata acak yang disusun lumayan komplek. Subjeknya nggak yang sekedar satu subjek saja.

Misalnya soalnya seperti ini:

Kakak – taman – ikut – pupuk – membeli – sinta

Hayo, coba buibu pakbapak tebak, itu subjeknya jadi ‘kakak ikut sinta’, atau ‘sinta ikut kakak’ ya?

Atau contoh soal lain yang seperti ini:

Membeli – gula – dekat – di – warung – rumah – Toni

Sekarang coba tebak bagian keterangan tempatnya. Jadinya ‘di warung dekat rumah Toni’, ‘di rumah Toni dekat warung’, atau ‘rumah di dekat warung Toni’?

Kalau buat anak kecil, asli, beneran bisa sebingung itu lho mereka mikirnya!

 

Penyebab Anak Sulit Membuat Kalimat

Anak sampai susah membuat kalimat di pelajaran Bahasa Indonesia, kalau menurut saya, bisa ada beberapa penyebabnya.

Penyebab yang pertama, karena ia kurang membaca. Jadi memang benar, kegiatan membaca itu bagi anak sebetulnya cukup besar manfaatnya. Salah satunya ya di urusan materi membuat kalimat ini.

Anak yang terbiasa, tentunya auto terbiasa memiliki pola dalam kepalanya tentang bagaimana sebuah bentuk kalimat. Dia bisa membuat sebuah kalimat tidak hanya subjek atau predikat saja.

Atau, ia pun tidak akan bingung susunan sebuah kalimat itu seperti apa. Mana yang perlu ia ucapkan dulu, mana yang menjadi akhir dari sebuah kalimat.

Penyebab ke dua dari kenapa anak sampai sulit membuat kalimat adalah bisa jadi, karena ia kurang mengerti materi ini. Jadi, dia memang perlu dijelaskan dengan jelas bagaimana susunan dalam membuat kalimat.

Ini saya nggak nyalahin gurunya lho, ya. Karena seperti kebanyakan kejadian, sebetulnya ada guru yang memang sudah jelas dalam menerangkan. Tapi, memang metode menerangkannya saja bisa jadi yang tidak pas ke anak-anak tertentu.

Sedangkan penyebab yang ke tiga, bisa jadi bersifat kasuistik. Anaknya tipe unik yang memang memiliki karakteristik tertentu sehingga bingung jika diminta membuat kalimat.

Anak tipe ini bahkan bisa terlihat dari bagaimana ia berkomunikasi sehari-hari yang sering membuat bingung orang lain.

Nah setelah ini, saya akan bagi tips cara mudah buat orang tua menerangkan cara membuat kalimat pada anak. Dan ini untuk anak-anak yang asih duduk di kelas 1 atau 2 SD ya. Semoga cara ini bisa membantu buibu pakbapak yang mendampingi anaknya belajar di rumah ya!

 

Cara Mudah Agar Anak Bisa Membuat Kalimat

Secara umum, atau sederhananya sebagai pelajaran dasar untuk anak-anak kelas tingkat bawah (kelas 1, 2, dan 3), yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Yuk, kita terangkan dulu secara rinci ya agar nanti kita dan si kecil pun lebih mudah memahaminya.

1. Subjek

Subjek adalah yang melakukan aktivitas di kalimat itu. Bentuknya bisa orang, bisa hewan. Itu umumnya. Beda lagi kalau dalam teks dongeng. Bisa jadi subjeknya berbentuk benda atau tumbuhan.

Jadi tugas buibu pakbapak adalah menerangkan, kalau subjek itu adalah yang melakukan kegiatan di kalimat. Itu saja dulu.

Lantas bagaimana kalau subjeknya dua seperti di kata acak tadi? Kalau saya biasanya mengajari ke si kecil, yang punya nama atau aku, nah, itu yang didulukan.

Jadi di contoh kalimat yang pertama tadi, saya akan mengarahkan ke si kecil untuk menyusun menjadi ‘Sinta ikut kakak’. Bukan sebaliknya.

2. Predikat

Predikat ini gampangnya adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh si subjek. Jadi kalau anak sudah bisa menentukan subjeknya, biasanya saya tanya, dia ngapain? Dia melakukan apa? Nah, itulah yang namanya predikat di kalimat.

Predikat ini kalau untuk anak kelas 1 atau 2 SD, masih bentuknya kata kerja aktif. Misalnya makan atau memakan, mandi, membeli, dan seterusnya.

Jadi, arahkan anak untuk membuat kalimat dengan kata predikatnya seperti itu dulu ya. Biar anaknya nggak bingung juga.

3. Objek

Objek ini adalah yang jadi sasarannya si subjek. Saya menerangkannya begitu. Karena objek ini bisa jadi ya orang, atau hewan, tumbuhan, atau umumnya benda mati.

Biasanya kalau anak sudah mendapatkan kata predikat, saya lalu akan tanya, apa atau siapa. Misalnya, predikatnya memukul, saya lalu akan tanya, memukul apa? Atau, memukul siapa?

Kalau untuk anak kelas tingkat dasar, biasanya objek ini berbentuk benda. Bukan orang. Jadi anka tidak bingung membedakannya. Apalagi jika diminta menyusun kata acak menjadi satu kalimat.

4. Keterangan

Namanya saja keterangan, jadi dia memang akan menerangkan kalimat itu. Bentuk katanya bisa waktu, kondisi, tempat, dan berbagai kata lain yang bersifat menerangkan.

Kalau yang saya perhatikan, untuk anak kelas tingkat dasar ini, kata keterangannya masih berupa tempat. Jadi gampang banget bagi anak.

Saat anak sudah membentuk pola subjek predikat dan objek, biasanya saya akan menanyakan lagi, tempatnya di mana?

 

Nah, kalau proses membimbingnya ke anak, biasanya ini yang saya lakukan.

1. Buat empat kotak secara horisontal.

Kotak nomor 1 adalah subjek, kotak nomor 2 adalah predikat, kotak nomor 3 adalah objek, dan kotak nomor 4 adalah keterangan. Cara ini untuk memudahkan anak mendapatkan gambaran di mana saja kata-kata yang nanti akan di susun itu berada.

2. Arahkan dengan pertanyaan demi pertanyaan

Bentuknya bisa menjadi seperti ini:

-       Siapa nih yang mau kamu jadikan orang yang ada di kalimat? Ini akan menjadi SUBJEK.

-       Orangnya sedang ngapain? Ini akan menjadi PREDIKAT.

-       Kalau anak sudah ketemu apa kegiatannya, tanyakan, ke siapa atau apa. Kalau misal predikatnya kata ‘membeli’ ya kita tanya membeli apa. Ini akan menjadi OBJEK dari kalimat.

-       Terakhir kita tinggal tanya, di mana? Ini akan menjadi KETERANGAN.

 

Jadi seperti itulah cara membantu anak agar ia bisa membuat sebuah kalimat yang lengkap strukturnya. Biar nggak lagi-lagi cuma bisa membuat kalimat hanya dengan kata subjek dan predikat. Semoga ini membantu buibu dan pakbapak terutama yang kelas tingkat bawah di SD dalam membimbing putra-putrinya belajar di rumah ya.


Related Posts

Post a Comment

Popular