Begini Cara Agar Penyandang Disabilitas dan OYPMK Bisa Terjun ke Dunia Kerja

Post a Comment

 


Barangkali saya termasuk satu dari sekian orang yang masih bertanya-tanya, apakah bisa penyandang disabilitas dan Orang yang Pernah Menyandang Kusta atau OYPMK bisa bekerja di dunia kerja secara umum.

Namun nyatanya, Alfamart saja sudah sejak lama lho mempekerjakan para penyandang disabilitas dan OYPMK. Hal ini saya ketahui saat menyaksikan Siaran Ruang Publik yang ditayangkan di Youtube Berita KBR pada hari Rabu, 28 Desember 2022 bekerja sama dengan NLR Indonesia.

Dalam tayangan hari ini, KBR mengangkat tema Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif: Mengantar Mimpi OYPMK dan Disabilitas. Dengan dipandu oleh Rizal Wijaya dari KBR, ada dua nara sumber yang dihadirkan. Narasumber pertama adalah Bapak Abdul Mujib yang merupakan Ketua Umum Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon (FKDC). Sedangkan narasumber yang ke dua adalah Bapak Antony Ginting yang merupakan Recruitment and Selection Manager HO Alfamart.

FKDC sendiri menurut Bapak Mujib adalah sebuah wadah untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan antara para penyandang disabilitas dan OYPMK. Forum ini menjadi sumber informasi bagi para difabel dan OYPMK sehingga bisa saling memotivasi dan meningkatkan solusi permasalahan yang mereka hadapi.

Saat ini sebetulnya jumlah anggota FKDC bisa naik turun jumlahnya. Saat awal berdiri pad abulan April 2007, FKDC beranggotakan awal sebanyak 285 orang. Ini terdiir dari penyandang disabilitas sebanyak 235 orang dan OYPMK sebanyak 50 orang.

Visi misi FKDC sendiri adalah terciptanya nondiskriminasi. Sedangkan misinya adalah menciptakan kesetaraan antara disablitas dan OYPMK.

Sudah banyak aksi nyata yang dilakukan FKDC. Di antaranya, mendorong anggotanya bekerja di berbagai tempat kerja eperti di Alfamart. Saat ini ada 21 orang yang sudah bekerja di sana. Ada juga 2 orang OYPMK yang menjadi PNS yaitu sebagai guru. Ada juga 2 orang yang bekerja sebagai karyawan LMA, serta 2 orang yang bekerja di Semen Tiga Roda.

Dalam kiprahnya menurut Pak Mujib, FKDC sudah melakukan berbagai langkah awal seperti mengatasi permasalahan stigma sosial, meningkatkan rasa percaya diri, atau mengetahui akar permasalahan dengan cara melakukan konseling rekan sebaya. Selain itu FKDC juga membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keberadaan penyandang disabilitas dan OYPMK misalnya dengan pemberian pengetahuan tentang kusta dan disabiltas. Ada juga peran FKDC dalam pembangunan sosial ekonomi.

Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan langsung dari Ibu Ella dari Kalimantan yaitu tentang apa yang sebaiknya yang harus disiapkan para penyandang disabilitas, terutama hal yang paling urgent untuk memasuki dunia kerja. Ia pun bertanya bagaimana caranya perusahaan agar bisa menerima penyandang disabilitas .

Menurut Pak Mujib, ada beberapa hal yang perlu disiapkan secara umum oleh para penyandang disabilitas dan OYPMK. Misalnya minimal dengan semacam melakukan perawatan diri agar terlihat bersih, sehingga orang tidak memberikan stigma negatif. Terutama bagi teman-teman yang pernah mengalami kusta.

Selain itu perlu juga menyiapkan mental karena terjun bekerja di masyarakat secara langsung. Apalagi untuk penyandang disabilitas dan OYPMK yang belum punya pengalaman.

Contohnya saja tentang keberadaan deadline dalam bekerja. Para penyandang disabilitas dan OYPMK harus terbiasa dengan hal tersebut. Tentunya ini berbeda jika mereka bekerja dengan orang yang juga menyandang disabilitas. Hal ini membuat rekan-rekan disabilitas jadi siap.

Sementara itu menurut Pak Antony Ginting dari Alfamart terkait keberadaan penyandang disabilitas dan OYPMK adalah adanya tantangan. Alfamart sendiri menyadari sebagai milik masyarakat luas. Untuk itu, Alfamart sampai memikirkan berbagai macam pertimbangan saat mempekerjakan para penyandang disabilitas.

Jika kini Alfamart sampai bisa berhasil memperkerjakan penyandang disabilitas, hal ini sebetulnya tidak terlepas dari beberapa usaha yang sudah dilakukan oleh Alfamart. Misalnya dengan belajar dari perusahaan yang sudah lebih dulu memperkerjakan para penyandang disabilitas.

Sebetulnya untuk sistem perekrutan bagi penyandang disabilitas, Alfamart tidak melibatkan psikolog secara khusus. Namun, Alfamart lebih melibatkan sekolah atau lembaga yang sering menangani peyandang disabilitas. Saat ini Alfamart juga bekerja sama dengan UNY tentang proses seleksi serta kurikulum bagi penyandang disabilitas.

Untuk bisa bekerja di Alfamart, para penyandang disabilitas bisa disesuaikan kualifikasinya berdasarkan lokasi kerja. Yang terpenting menurut Pak Antony adalah adanya semangat dari penyandang disabilitas untuk mampu memiliki kemampuan mobilitas secara mandiri.

Selain itu penyandang disabilitas juga dibutuhkan soft skill agar mampu berkomunikasi baik. Misalnya bagi yang tuna wicara bisa membaca bibir, bisa bicara dengan isyarat.

Hingga kini, FKDC lebih banyak melakukan sosialisasi dalam bidang bidang advokasi dan pubikasi. Misalnya saat teman-teman disabilitas dan OYPMK berkegiaan, itu akan diabadikan momennya dan diposting di media sosial seperti Youtube atau media sosial lainnya.

Atau saat ada yang sedang menyuarakan isu-isu disabilitas dalam UU Ketenagakerjaan, FKDC masuk untuk ikut bersuara. Hal-hal seperti inilah yang bisa menurunkan stigma dan menambah kepercayaan diri para pelaku usaha. Misalnya stigma OYPMK yang bisa berjabat tangan dengan orang lain.

Keberadaan OYPMK ini juga turut disuarakan oleh Ibu Sofia dari Makassar yang hadir sebagai penelepon di acara Siaran Ruang Publik KBR pagi itu. Ibu Sofia bercerita pengalamannya yang tahu sendiri keberadaan penyandang disabilitas dan OYPMK yang bahkan berkuliah hingga S1 dan S2 dan memiliki banyak kelebihan.

Ibu Sofia juga bercerita tentang pengalamannya saat pernah merawat keponakannya yang pernah menderita kusta. Ia bercerita bahwa keponakannya itu bahkan bisa sembuh dan ia juga tidak tertular kusta meski merawat keponakannya saat sakit kusta.

Melihat banyaknya potensi bagus yang dimiliki para penyandang disabilitas dan OYPMK adalah apakah ada penyaluran tenaga kerja dan OYPMK berprestasi dan bisa menyalurkan kemampuannya yang pernah menuntut ilmu di bangku kuliah.

Menurut Pak Mujib, sebetulnya banyak balai pelatihan yang juga sudah memberikan pelatihan bagi para penyandang disabilitas. Begitu juga untuk perekrutan. sudah banyak yang melakukannya.

Sedangkan untuk peningkatan kapasitas, hingga kini dilakukan dengan cara pemberian support. Salah satunya adalah tentang pengenalan ciri fisik.

Menurut Pak Mujib, para penyandang disabilitas dan OYPMK perlu mengenal dirinya sendiri dan mengakuinya sebagai suatu identitas. Sehingga jika ada orang yang mengejek tentang kekurangan yang ada, mereka sudah sadar kalau itu memang identitas. Jadi meski ada stigma miring dari masyarakat, mereka bisa menunjukkan kalau punya kelebihan dan bisa melakukan aktivitas seperti yang dilakukan masyarakat pada umumnya.

Sementara itu menurut Pak Antony sendiri, dalam tahapan rekrutmen penyandang disabilias, sebetulnya tidak ada pembedaan. Yang ada lebih ke penyesuaian ke metodenya.

Dari awal proses seleksi biasanya ada seleksi berkas administrasi. Lalu ada proses psikotes dan interview. Misalnya untuk tuna wicara, ada alat bantu ucapan yag mengubah menjadi teks.

Menurut Pak Antony, kita harus punya pikiran baru bahwa teman-teman disabilitas ini punya kemampuan dan punya kelebihan khusus yang bisa diarahkan potensinya. Ia bercerita, di Alfamart bagian office ada seorang karyawan tuna wicara yang S1 dan punya kemampuan bagus dalam bekerja.

Keberadaan para penyandang disabilitas dan OYPMK ini justru meningkatkan corporate reputation Alfamart. Alfamart punya keyakinan positif bahwa hal tersebut justru meningkatkan reputasi perusahaan. Bukan malah stigma negatif dari masyarakat yang menyalahkan Alfamart karena mempekerjakan para penyandang disabilitas dan OYPMK.

Sedangkan terkait proses training, sebetulnya Alfamart masih terus belajar dari ragam disabilitasnya. Untuk modul materi training sebetulnya sama. Namun, metodenya yang berbeda menyesuaikan dengan ragam disabiltasnya. Milsanya untuk yang tuna wicara, ada tehnik khusus untuk mendeliver komunikasi dalam praktek di lapangan.

Sementara itu menurut Pak Mujib, untuk yang sedang atau pernah mengalami kusta sebetulnya tidak berasal dari masalah medis. Tapi, yang memperburuk penyandang kusta adalah masalah stigma di masyarakat.

Karena stigma tetang OYPMK masih terus ada, jadi paling tidak bisa stigma tersebut bisa diturunkan. Karena, hal ini bisa meningkatkan kepercaaan diri para OYPMK.

Ujar Pak Mujib, kusta itu memang menular. Tapi kalau diobati ya bisa sembuh dan tidak menular. Dan itulah yang terus ia sosialisasikan pada masyarakat.

Hingga kini, dukungan FKDC bagi para penyandang disabilitas dan OYPMK lebih ke peningkatan skill atau pelatihan. Sayangnya, yang kurang adalah soft skill. Misalnya tentang cara berkomunikasi yang bagus, cara bersikap dengan rekan kerja, atau para penyandang disabilitas dan OYPMK bisa mengejar target dalam bekerja.

Untuk itu Pak Mujib berharap pemerintah punya database perusahan yang sudah menerima para penyandang disabilitas dan OYPMK. Harapannya, semakin terbuka kesempatan bekerja bagi para penyandang disabilitas dan OYPMK.

Di akhir acara, Pak Antony menyemangati para penyandang disabilitas dan OYPMK adalah jangan pernah takut mencoba. Tunjukkan saja kemampuan yang ada. Karena jika para penyandang disabilitas dan OYPMK tidak pernah mencoba, mereka akan terus menginklusikan diri sendiri.

Sedangkan untuk perusahaan yang ada di Indonesia, meski belum banyak, Pak Antony berharap agar makin yang berkonstribusi. Meski itu perannya kecil, namun sebetulnya sangat punya dampak baik bagi pereusahaan.

 

Related Posts

Post a Comment

Popular