Pengalaman Mendampingi Anak Introvert

Post a Comment

Tips bagi orang tua yang punya anak introvert


Saya percaya, anak itu hasil DNA kedua orang tuanya banget. Seperti yang saya amati pada kedua anak saya.

Anak saya yang besar, cewek. Seperti kebanyakan anak perempuan yang jadi anak pertama, biasanya akan jadi foto copy bapaknya banget.

Dan begitulah yang terjadi pada Kayyisah, anak sulung saya. Dia plek ketiplek kayak abinya yang extrovert. Bahkan watak serta kecerdasannya pun banyak ikut ke DNA abinya.

Nah, yang saya mau cerita kali ini adalah bungsu saya. Anaknya cowok. Dan seperti kebanyakan anak cowok, ngikutnya banyak ke DNA ibunya.

Saya amati, Emir anak cowok saya ini ikut karakter dasar introvert dari saya. Pun karakternya yang nggak gampang terpengaruh orang lain. Emir ini si otak kiri yang sangat perhatian pada pola, ritme, atau kebiasaan.

 

Anak Introvert dan Label Negatif yang Sering Didapatnya

Di keluarga besar saya dan juga suami, ndilalah, isinya kebanyakan orang extrovert. Tak jarang, Emir pun sering dapat pelabelan yang cenderung nggak mengenakkan.

Untungnya karena saya dasarnya juga introvert namun sering nggak kelihatan karena yang keluar adalah sisi ambivert, saya jadi paham apa yang sebenarnya terjadi pada Emir.

Misalnya, Emir sering dibilang penakut. Labeling ini muncul ketika Emir berhadapan dengan hal baru.

Padahal aslinya, Emir ini tipe anak yang memang kalau berhadapan dengan hal baru, dia suka mengamati atau eksplorasi terlebih dahulu. Bukan tipe anak yang langsung terburu-buru bersentuhan dengan hal baru tersebut.

Lain hari, Emir kerap dibilang sombong. Saat bertemu dengan orang baru, Emir kerap jarang mau langsung bisa nempel atau apalagi berkomunikasi.

Bahkan sama adik dan ipar saya serta anaknya yang kerap ketemu Emir, dia bisa ketakutan lho di saat awal ketemu. Apalagi jika ketemu dengan orang baru. Dia bisa nggak mau sama sekali untuk kontak komunikasi.

Jadilah Emir ini sering dibilang sombong. Padahal, dia memang tipe anak yang butuh waktu untuk bisa nyaman dulu dengan orang lain.

Jadi bisa dibilang, anak introvert ini memang butuh waktu dulu untuk mengumpulkan energi. Dia butuh untuk nyaman dulu.

Dan kebanyakan, anak introvert bisa cepat nyaman kalau mereka ada di kegiatan yang sifatnya tidak berinteraksi dengan banyak orang.

 

Tips Bagi Orang Tua yang Punya Anak Introvert

Ada beberapa tips nih yang bisa digunakan untuk membantu orang tua saat mendampingi anaknya yang introvert.

Barangkali tips ini berguna untuk yang orang tuanya tidak satu karakter dengan anaknya. Misal, ibunya ekstrovert, anaknya introvert.

Jadi setelah paham dengan apa yang saya tuliskan tadi tentang apa dan bagaimana anak introvert, nah, berikut ini tips yang bisa dipakai untuk mendampingi anak introvert.

1.    Berikan waktu yang cukup untuk ia sendirian terlebih dahulu

Anak introvert memang membutuhkan waktu sendiri yang cukup untuk mengumpulkan energi dan menenangkan diri. Karena itu, berikanlah mereka waktu yang cukup dulu untuk berkegiatan sendiri. Baru setelah ia nyaman dan merasa aman, ajak dia sedikit demi sedikit untuk bersosialisasi dengan orang banyak.

2.    Jangan paksa anak untuk bersosialisasi

Jangan menekan anak introvert untuk selalu bersosialisasi: Anak introvert mungkin tidak terlalu suka bersosialisasi atau bergabung dengan kelompok. Jadi, jangan terlalu memaksa mereka untuk harus selalu bisa bersosialisasi. Apalagi dipaksa langsung bersosialisasi di lingkungan yang baru.

Biarkanlah mereka memutuskan sendiri saat yang tepat untuk bergabung dengan kelompok. Tugas kita sebagai orang tua adalah mendampinginya agar nyaman dan sedikit demi sedikit mengajaknya membuka pintu komunikasi dengan orang atau lingkungan baru.

3.    Arahkan mereka ke kegiatan yang sesuai dengan minat mereka

Anak introvert mungkin lebih suka melakukan kegiatan yang lebih personal atau individu. Beberapa kegiatan tersebut misalnya membaca, menulis, atau menggambar. Arahkan mereka ke kegiatan yang sesuai dengan minat mereka untuk membantu mereka merasa nyaman dan terlibat.

4.    Dampingi dan motivasi mereka untuk berkomunikasi

Anak introvert mungkin merasa sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama di depan umum. Dorong mereka untuk terbiasa berkomunikasi dengan orang lain, misalnya dengan meminta mereka untuk bertanya pada guru di sekolah atau memperkenalkan diri kepada teman baru.

5.    Beri dukungan dan pengertian

Anak introvert mungkin merasa sulit untuk terbuka dan berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memberi dukungan dan pengertian. Orang tua sebaiknya menjadi tempat yang aman bagi anak untuk berbagi perasaan dan pikirannya. Plis, jangan menyalahkan atau mengecilkan perasaan anak introvert.

Kejadiannya kalau di Emir, biasanya saya bakal peluk dia. Saya belain dan saya jelaskan kondisinya kalau ada yang labeling negatif. Soalnya saya yang ngerti dia. Dia juga butuh tempat berlindung. Dan anak kecil meski dia masih kecil, dia bisa ngerasa nggak nyaman lho kalau dapat labeling negatif.

 

Jadi begitulah serba-serbi anak introvert. Seperti anak ekstrovert yang mungkin terlihat unik di mata introvert, begitu jugalah anak introvert bagi kebanyakan orang extrovert.

Intinya, tiap anak adalah individu yang unik. Mau dia introvert atau extrovert, sebagai orang tua, tetap kita perlu mendampingi dan mengarahkan mereka. Terutama dalam masa tumbuh kembangnya sebagai seorang anak.

 

 

 

Related Posts

Post a Comment

Popular