Neurographic Art, Aktivitas untuk Anak yang Punya Banyak Manfaat

Post a Comment

Cara membuat Neurographic Art dan beberapa manfaat yang bisa didapatkan anak khususnya saat membuat Neurographic Art

Awalnya saya kenalan dengan seni Neurographic Art ini saat asyik sedang scroll TikTok. Awalnya mikir, ini apaan ya kok corat-coret bikin pusing aja ngelihatnya. Tapi pas saya pantengin, eh ternyata banyak manfaatnya.

Sewaktu jadi ketagihan lihat video-video Neurographic Art, anak sulung saya, Kayyisah pun ikutan lihat. Dia tertarik. Akhirnya saya janjikan, kalau nanti hasil PAS-nya kok membaik, saya bakalan beliin dia buku sketch sama spidol baru. 

Alhamdulillah, dia menepati janjinya untuk mengerjakan ujian dengan lebih baik. Minim kesalahan pada soal yang aslinya dia sudah paham materinya. 

Karena anak gadis sudah menepati janji, saya pun menepati untuk memberikannya hadiah. 

Selain itu, saya sendiri sejak awal lihat Neurographic Art, sudah berpikir ini cocok untuk Kayyisah. Ada banyak manfaat yang perlu ia rasakan. Ditambah lagi, Kayyisah tipe anak yang kalau pegang alat gambar, sejak umur 3 tahun kurang, sudah paling jago menggoreskan spidol. Gambar-gambarnya pun lebih pas ke arah Doodle. Sedangkan Neurographic Art juga sangat pas jika digambar dengan spidol.


Proses Membuat Neurographic Art

Sekilas jika melihat Neurographic Art, memang seperti lukisan abstrak yang cukup rumit untuk dilihat. 

Menggambarnya saja memang proses awalnya seperti benang ruwet. Kita goreskan spidol dengan membebaskan pikiran. Lakukan selama beberapa detik.

Jika sudah, tumpulkan sudut-sudut runcing yang ada. Sampai di tahap ini, memang cukup membutuhkan ketelitian, kecermatan, berikut kesabaran. Iya, harus sabar apalagi jika awalnya pas membuat pola acak, benangnya terlalu ruwet! Hahaha…

Karena itulah, di tahap awal membuat pola acak, saya nggak mau terlalu rumit. Karena tugas menumpulkan sudut lancipnya juga akan terlalu butuh ketelitian. Sekali lagi, juga kesabaran!

Semua proses ini tidak boleh dilakukan secara bersambung ya. Maksudnya, jika menumpulkannya disambung lain waktu, nah, itu nggak boleh.

Sebetulnya jika semua sudut sudah tumpul, aktivitas Neurographic Art ini sudah dianggap selesai. Tapi, sebetulnya kita bisa kok mempercantik lagi Neurographic Art karya kita. Misalnya, dengan mengisi bidang kosong dengan pola atau warna.

Proses Neurographic Art sendiri seiring waktu tidak selalu juga diawali dengan membuat benang ruwet atau pola acak. Kita bisa juga mengawalinya dengan pola lain yang lebih berbentuk. 

Misalnya, kita ambil bentuk kotak, segitiga, lingkaran, atau pola lainnya sebagai cara awal membuat goresan pola.

Tapi tetap syaratnya, inti dari Neurographic Art ini sejak awal sampai akhir adalah membebaskan pikiran dari sesuatu yang harus begini begitu, takut salah, atau menghentikan proses karena merasa garapan kita nggak beres. 


Manfaat Neurographic Art untuk Anak

Kalau dari beberapa video yang saya lihat, katanya nih, Neurographic Art itu punya beberapa manfaat. Misalnya sebagai bahan relaksasi pikiran, metode untuk menemulan solusi masalah yang sedang kita alami, sampai untuk mengobati trauma seperti innerchild.

Nah, manfaat yang terakhir itulah yang ingin saya dan anak saya dapatkan. Saya ingin makin sembuh dari innerchild. Saya pun berharap anak saya bisa menyembuhkan trauma yang muncul akibat pola parenting yang mungkin kurang pas dari saya atau suami. 

Saat anak saya Kayyisah membuat Neurographics Art, ternyata saya lihat ada manfaat lain yang bisa ia dapat. Beberapa di antaranya misal, Kayyisah jadi lebih. Isa belajar untuk fokus. Selama ini ia mudah sekali mengalami distraksi. Baik dari pikirannya sendiri yang tiba-tiba terpikir ide lain, atau dari hal lain di sekitarnya.

Manfaat Neurographic Art lain yang saya lihat dari Kayyisah adalah ia jadi lebih bisa teliti. Pasti bisa menebak di tahap apa kan? 

Yap, karena untuk menumpulkan sudut runcing, semua sudut yang harus ditumpulkan. Tidak boleh ada yang terlewat. 

Jadilah Neurographic Art ini sempat jadi teman Kayyisah selama dia ujian akhir semester kemarin. Saat belajar di rumah, saya ingatkan dia, kalau mengerjakan soal, yang teliti. Kalau lihat soal kok lupa jawabannya dan waktu ujian masih lama, kosongin dulu, main Neurographic Art dulu di kertas kosong. Siapa tahu nanti lalu ingat jawabannya apa. Kalau sudah, teliti lagi soal-jawabannya dan kerjakan soal yang belum terjawab.

Alhamdulillah, hasil ujiannya ya memang jadi lumayan membaik dari sebelumnya, lho.





Related Posts

Post a Comment

Popular