Anak Bisa Cepat Bicara dan Membaca, Ternyata Begini Caranya…

10 comments

  

Cara Agar Anak Bisa Cepat Bicara dan Membaca

Orang tua mana yang tidak senang jika anaknya bisa cepat bicara. Nggak mengalami speech delay atau terlambat bicara.

Pun, siapapun orang tua juga pastinya ingin anak bisa cepat membaca. Nggak perlu lagi dileskan calistung. Orang tua juga nggak harap-harap cemas saat anaknya mau masuk SD karena sudah bisa lancar membaca.

Nyatanya, anak bisa cepat bicara dan anak bisa cepat membaca itu perlu usaha juga dari orang tuanya. Bahkan semenjak di dalam kandungan.

Fakta ini sayangnya tidak banyak orang tua yang tahu. Ataupun jika tahu, tidak banyak orang tua yang berusaha untuk mengajak anaknya melakukannya.

Nah, ingin tahu fakta apa yang sesungguhnya bisa membuat anak jadi tidak telat bicara, bisa mampu membaca sendiri? Ternyata jawabannya adalah membacakan buku untuk anak.

Lewat kegiatan tersebut, banyak hal sesungguhnya yang besar manfaatnya untuk anak. Bahkan hingga untuk masa depan anak kelak nantinya.

Nah beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Selasa tanggal 11 Mei 2021, saya dan beberapa blogger perempuan lainnya berkesempatan mengikuti blogger gathering yang diadakan Blogger Perempuan Network dengan Let’s Read Indonesia. Tema kegiatan kali ini adalah Buku Bekal Anak Bertumbuh.

Lewat aplikasi Zoom yang dipandu oleh Kak Desy Yusnita, kami para blogger dapat menyimak materi berharga yang dipaparkan oleh Kak Elsa Agustine, Social Media Content Development The Asia Foundation Indonesia. Kak Elsa memaparkan tentang apa dan bagaimana aplikasi Let’s Read Indonesia.

Ada juga Ibu Roosie Setiawan, Founder Reading Bugs, penulis buku Membaca Nyaring, dan penggagas komunitas Read Aloud Indonesia. 

Founder reading bugs
Ibu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs


Dari Ibu Roosie inilah, saya pribadi mendapatkan berbagai informasi tentang apa dan bagaimana kegiatan membaca untuk anak, serta bagamana agar kegiatan membaca itu sendiri memang bisa membuat anak akhirnya jadi cepat bicara serta mudah lancar membaca.

 

Membaca Buku Anak dari Berbagai Negara dan Berbagai Bahasa Lewat Let’s Read

Hayo, siapa di sini yang belum pernah tahu aplikasi Let’s Read. Suer, ini aplikasi idola saya dan anak-anak saya. Terutama Kayyisah yang sudah mulai belajar membaca.

Di acara blogger gathering tersebut, disebutkan bahwa Let’s Read adalah aplikasi perpustakaan digital buku cerita anak persembahan dari komunitas literasi dan juga The Asia Foundation.

Di aplikasi ini, kita bisa menemukan berbagai buku cerita anak bergambar serta buku aktivitas dari berbagai negara. Termasuk Indonesia.

Let's read Indonesia yang bisa diakses via web juga aplikasi di hp
Let's read Indonesia yang bisa diakses via web juga aplikasi di hp


Dan buku ceritanya bukan berupa buku-buku cerita yang selama ini sudah ada lho ya. Misal, cerita Malin Kundang dari Indonesia. Atau kalau dari luar negeri, ada dongeng Puteri Salju. Nah… bukan buku-buku seperti itu yang akan kita jumpai dalam Let’s Read.

Sedangkan untuk bahasanya, ada banyak pilihan bahasa asing, selain bahasa Indonesia. Bahkan kita juga bisa memilih berbagai bahasa daerah lokal Indonesia.

Buku di aplikasi ini bisa diunduh dan dicetak. Let’s Read juga memberi kesempatan buat orang tua atau guru untuk membacakan lewat media cetak. Jadi bisa dicetak sendiri.

Asal tidak diperjualbelikan lho ya. Jadi kalau misal tahu ada buku-buku Let’s Read dijual di market place, nggak usah dibeli… Karena aslinya kita bisa kok baca gratis di website atau aplikasi Let’s Read.

Untuk mengunduhnya kita bisa melakukan lewat website. Sedangkan jika lewat aplikasi, kita hanya bisa mengunduh untuk dibaca offline.

Satu hal lagi, kita juga bisa kok merekam kegiatan membacakan nyaring dengan menyebutkan atribusinya. Mulai dari sumbernya dari Let’s Read, nama penulis, juga ilustratornya. Buat yang suka bikin konten membaca nyaring atau read aloud, nih, bisa nih dengan membaca buku-buku yang ada di Let’s Read.

Let’s Read sendiri sebetulnya bagian dari The Asia Foundation. Let’s Read sampai ada di Indonesia karena keberadaan program Books for Asia, buku-bukunya berbahasa Inggris. Jadi sayang deh jika buku-buku tersebut disebar ke seluruh pelosok Indonesia, tapi pembacanya banyak yang terkendala masalah bahasa.

tentang kegiatan the asia foundation
Seputar kegiatan The Asia Fondation. Sumber: materi dari Kak Elsa.


Urusan kualias, jangan sangsi ya dengan buku-buku yang ada di Let’s Read. Karena dijamin, buku-bukunya asli berkualitas. Karena khususnya buku-buku dari Indonesia yang ada di Let’s Read ini sudah melewati proses yang panjang.

Ada seleksi pemilihan penulis dan ilustrator. Lalu pembekalan materi. Kemudian kegiatan BookLab yang merupakan rangkaian pengembangan cerita bergambar yang terdiri dari tiga lokakarya, lokakarya penyuntingan teks dan visual, lokakarya penulisan, dan lokakarya ilustrasi.

Dari kegiatan blogger gathering terutama pemaparan video yang ditampilkan Kak Elsa, saya jadi paham, kenapa penting banget buat kita sebagai orang tua untuk memberikan buku-buku cerita anak kepada buah hati kita. Ini dia beberapa alasannya.

1. Menambah wawasan dan cinta tanah air

Menurut Ibu Nurhayati Pujiastuti, seorang penyunting teks, tren pasar buku anak di Indonesia dengan negara Asia lainnya itu berbeda. Indonesia terdiri dari ratusan adat istiadat dan suku-suku yang berbeda-beda.

Dengan membelikan buku untuk anak-anak yang seperti itu, wawasan anak-anak akan bertambah. Mereka juga akan makin mencintai negaranya.

2. Buku itu penting buat anak karena menghibur

Kita perlu mengucapkan terima kasih nih untuk para penulis cerita anak. Karena mereka, anak-anak bisa terhibur lewat buku. Menurut Kak Maria Lubis, seorang penulis cerita anak, ketika anak membaca buku, mereka bisa dapat pengalaman yang menyenangkan.

3. Anak dapat inspirasi dari buku yang dibacanya

Oh iya, peran ilustrator juga penting lho dalam buku cerita anak. Menurut Kak Hutami, seorang ilustrator, anak-anak itu aslinya lebih tertarik dengan hal yang visual dibanding tekstual. Karena itu ilustrasi memeran peran penting dalam buku anak. Tapi tekstual dan ilustrasi harus berkesinambungan supaya sehingga menghasilkan buku yang optimal.

Yang jadi nilai lebih dari buku lokal Indonesia adalah karena memiliki style dan warna sendiri dari tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia. Juga gaya berkesenian dan cara mengekspresikan kesenian yang berbeda-beda. Sehingga ini bisa jadi inspirasi dalam buku anak Indonesia.

4. Buku jadi bekal masa depan anak

Meski kelihatannya anak hanya mendengar cerita, mengeja, atau membaca buku, nyatanya buku itu bisa jadi bekal masa depan anak. Itu menurut Kak Nabila Adani, penyunting visual tentang buku cetak bergambar yang punya nilai penting buat anak

Agar lebih tahu tentang Let’s Read, bisa kok lewat media sosialnya. Untuk Instagram, bisa follow @letsread.indonesia. Sedangkan untuk twitternya ada di @letsread_id. Dan yang terpenting, yuk unduh aplikasinya di Google Play ya.

Atau, klik saja link berikut ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.asiafoundation.letsread

 

Tidak Hanya Sekedar Membaca Jika Ingin Anak Cepat Bicara dan Lancar Membaca

Dalam blogger gathering hari itu, ada juga Bu Roosie yang memaparkan tentang kegiatan Read Aloud. Beliau menggagas Reading Bugs, yaitu komunitas yang kegiatan utamanya adalah read aloud, yang menurut Bu Roosie, kegiatan ini akan efektif jika dilakukan setiap hari.

visi misi reading bugs indonesia
Visi misi Read Aloud Indonesia. Sumber: materi Ibu Roosie


Komunitas Reading Bugs ini sendiri terdiri dari kumpulan komunitas daerah read aloud yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia. Harapan dari komunitas ini sendiri ada komunitas read aloud yang mengaktifkan masyarakat sekitar untuk melakukan read aloud.

Buat yang masih awam tentang read aloud, maksudnya buka baca buku nyaring yang artinya sampai bersuara keras lho ya. Saat sesi blogger gathering, Bu Roosie sempat membacakan buku berjudul Daisy yang Hebat, sebuah buku cerita anak bergambar yang berasal dari Let’s Read.

Tapi tak hanya membaca. Ada beberapa hal yang dilakukan Bu Roosie dalam kegiatan read aloudnya.

1. Mengajak anak untuk berpikir kritis

Ia menanyakan dulu tentang gambar di sampul buku. Ini hewan apa? Dia induk ayam atau anak ayam? Lalu Bu Roosie mengajak kami untuk menebak, maksudnya Daisy yang hebat itu apa? Hebatnya kira-kira di mana?

Dengan cara ini, anak dipancing untuk tertarik dengan apa yang akan dibaca. Selain itu, anak pun juga diajak untuk berpikir kritis dalam berkomunikasi.

2. Membaca dengan intonasi yang jelas

Selama membaca atau melakukan kegiatan read aloud, Bu Roosie memang membacakan cerita dengan suara yang jelas. Tapi tidak lantang berteriak.

Intonasinya pun terjaga dengan baik. Kadang di beberapa kata, ia akan membaca dengan agak pelan penuh tekanan. Tapi di kalimat lain, bisa terdengar datar.

3. Perhatikan tiga hal ini

Tiga hal yang dimaksud tersebut adalah berapa lama cerita dibacakan, apa yang bisa anak dapat, apa yang bisa anak rasakan.

Perhatikan juga tiga hal berikut, siapa yang membacakan, anak yang dibacakan, dan buku yang dibacakan.

Berdasarkan hal tersebut, dengan hubungan yang tercipta dari ketiganya, ada manfaat yang bisa didapat dan dirasakan oleh anak.

Lewat buku, anak bisa mendapatkan cermin dan jendela untuk dirinya sendiri. Misalnya pada cerita Daisy tadi. Anak bisa melihat cermin, misalnya, “Ini lho, kalau aku suatu saat nggak bisa, aku bisa ingat tokoh Daisy. Dia sebagai anak ayam yang nggak bisa terbang, dia terus berusaha.”

Buku juga bisa jadi jendela bagi anak. Lewat buku, anak jadi tahu banyak hal. Misalnya seperti di buku tadi, anak jadi tahu tentang ayam. Meski ayam mirip burung, tapi nyatanya ayam memang tercipta tidak bisa terbang tinggi dan bebas seperti burung.

Nah, kalau dari awal saya sempat menyentil kenapa membaca buku itu bisa membuat anak cepat bicara dan cepat lancar membaca, karena memang ada proses yang akan dilalui anak jika ia terbiasa dibacakan cerita sejak dini. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Mendengar

Saat mendengar, anak terbiasa dengan berbagai kosa kata yang ia tangkap dari buku yang didengarnya saat dibacakan untuknya.

2. Berbicara

Karena terbiasa mendengar berbagai macam kosa kata, anak pun jadi bisa cepat berbicara. Untuk itulah orang tua perlu melakukan read aloud sehingga anak terbiasa mendengar kata-kata dengan jelas dan cara mengucapkannya.

3. Membaca

Setelah mahir berbicara, tahapan selanjutnya adalah membaca. Saat anak membaca buku bersama orang tua, anak jadi terbiasa melihat kata-kata yang dikenalnya saat ia mendengar cerita. Karena itulah, anak yang biasa membaca buku bersama orang tua, jadi punya kemampuan bisa cepat membaca.

4. Menulis

Saat anak tahu kosa kata banyak, tentunya ia jadi mudah untuk menulis. Menulis ini maksudnya kegiatan membuat sebuah tulisan ya. Simpelnya, orang yang banya baca, tentunya akan lancar jika diminta untuk membuat tulisan.

Keempat kegiatan inilah yang membangun literasi anak sejak dini. Berikut ini materi dari Ibu Roosie tentang serba serbi literasi dini. 

literasi dini

literasi dini

literasi dini


Dalam kegiatan read aloud, walau kelihatannya anak hanya menyimak cerita dari sebuah buku yang dibacakan untuknya tapi ada beberapa hal yang bisa didapat anak. Dengan menyimak, anak mendapat kosa kata dengar. Saat diajak berbicara, anak mendapat kosa kata lisan, sedangkan saat membaca, anak mendapat kosa kata untuk modalnya dalam menulis.

Karena itulah dalam kegiatan read aloud, intonasi dan irama serta interaksi begitu penting diperhatikan. Masih menurut Bu Roosie, ternyata dalam kegiatan membaca nyaring atau read aloud itu ada tahapan-tahapannya.

1. Persiapan read loud

Ada empat persiapan yang perlu dilakukan. Yang pertama, kita mesti tahu dulu tahapan membaca anak, seperti berapa umur anak yang akan dibacakan buku karena hal ini menentukan format buku yang akan dibaca. Ke dua, tujuan read aloud. Ke tiga, pemilihan buku. Dan yang ke empat adalah prabaca.

tahapan kemampuan membaca
Tahapan membaca pada anak. Sumber: materi Ibu Roosie


Dalam kegiatan memilih buku, ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan. Mulai dari konten atau isinya, keterbacaan atau cara menulisnya, kegrafikan, dan genrenya.

Misalnya, pernah nggak kita lihat buku bergambar, eh tapi isinya kalau dibaca, ada kalimat yang terputus atau nggak nyambung bahasa ceritanya. Atau, ada buku yang kelihatannya buku bergambar untuk anak, tapi nyatanya gambarnya mengerikan untuk anak. Nah, hati-hati, jangan sampai buku yang seperti itu yang dipilih untuk dibaca anak ya.

cara memilih buku untuk read aloud
Genre buku yang bisa dipilih utuk aktivitas read aloud. Sumber: materi Ibu Roosie

pertimbangan dalam memilih buku untuk read aloud
Memilih buku untuk read aloud berdasarkan konten atau isi. Sumber: materi Ibu Roosie

buku yang bisa dipakai untuk membaca nyaring
Cara memilih buku untuk read aloud berdasarkan tahapan kemampuan anak membaca. Sumber: materi Ibu Roosie 

menyeleksi buku untuk membaca nyaring
Jenis buku berdasarkan kemampuan anak membaca. Sumber: materi Ibu Roosie


Lantas bagi orang tua yang punya anak dengan jenjang baca berbeda-beda, menurut Bu Roosie yang perlu ditekankan adalah bahwasanya anak bisa dibacakan buku yang selevel lebih tinggi dari kemampuannya.

Misalnya, anak yang bayi, bisa dibacakan buku untuk anak usia TK. Tapi tidak sebaliknya. Karena jika anak TK misalnya dibacakan buku bayi, maka ia akan merasa bosan.

2. Sebelum read aloud

Sebelum kita membacakan buku untuk anak atau sebelum melakukan kegiatan read aloud, kita perlu juga melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan membaca dulu buku yang akan dibaca.

Dengan membaca terlebih dahulu buku yang akan dibaca sebelum dibacakan ke anak, kita jadi bisa mendapatkan beberapa hal berikut ini.

1. Tahu cerita terlebih dahulu. Perhatikan elemen ceritanya, mulai dari tokoh, latar belakang cerita, tema, dan alur dari cerita yang akan kita bacakan.

2. Tahu letak tanda baca sehingga kita bisa mengatur intonasi dan jeda saat membaca

3. Bisa antisipasi pertanyaan yang muncul dari anak

4. Membuat perkiraan atau menghubungan dengan hal tertentu

5. Menyiapkan pertanyaan untuk bahan diskusi.

Sedangkan sebelum benar-benar membaca sebuah buku, yuk lakukan beberapa hal berikut ini dengan anak agar anak tertarik dengan kegiatan read aloud yang akan kita lakukan dengannya.

1. Memulai percakapan pembuka

2. Menunjukkan sampul buku atau gambar bacaan dengan sekilas, kemudian kita ajak anak untuk mengira-ngira, apa sebetulnya yang ada dalam isi buku tersebut.

3. Menyebut judul, pengarang, dan ilustratornya juga perlu lho!

4. Gali pengetahuan latar atau pengetahuan umum anak

5. Buatlah membaca dengan cara dan gaya yang semenarik mungkin.

Setelah itu, barulah kita benar-benar bisa membacakan buku cerita untuk anak.

3. Saat read aloud

Sedangkan dalam inti kegiatan read aloud yaitu kegiatan membaca buku, kita sebagai orang tua juga perlu memerhatikan beberapa hal berikut.

1. Bantu anak-anak untuk mendengar dan merasakan adanya cerita yang mengalir. Bacakan dengan suara yang dapat didengar anak. Jangan terlalu cepat ya…

2. Ajak anak terlibat saat kita membacakan buku dan jaga interaksi dengannya. Jangan sampai ya, kita malah asyik membaca sendiri dan tidak memedulikan ekspresi atau ketertarikan anak.

3. Ciptakan dialog dengan anak. Mulai dari bertanya atau mengajak diskusi. Hindari bertanya yang jawabannya ya atau tidak. Tapi, usahakan agar pertanyaan tersebut bisa membuat anak menyampaikan banyak hal. Misalnya mulai dari bagaimana pendapatnya tentang cerita yang ada, apa yang dia rasakan dan mengapa demikian, apa yang bisa kita pelajari dari cerita itu, dan lain sebagainya.

4. Ajak anak untuk mengungkapkan secara lisan apa yang didengar dan atau dibacanya, serta apa yang ada dalam pikirannya.

Jadi sekali lagi, read aloud tidak hanya kegiatan anak mendengar orang membaca atau kita membacakan buku saja. Namun ada interaksi antara kita dan anak-anak.

Nah untuk kapan kegiatan ini bisa dilakukan, sebetulnya tidak ada waktu-waktu khusus atau tertentu. Menurut Bu Roosie, asal kita dan anak siap, kegiatan ini bisa dilakukan bersama.

4. Setelah read aloud

Kegiatan setelah membaca nyaring juga tak kalah penting. Misalnya, minta anak untuk mengajukan pertanyaan. Atau jika anak tidak bertanya, maka kitalah yang mengajukan pertanyaan ke anak.

Bahannya bisa dari elemen cerita yang tadi sudah dipaparkan sebelumnya ya. Ada mulai dari tokoh, latar belakang cerita, tema, dan alur dari cerita yang akan kita bacakan.

Kita juga bisa meminta anak untuk menceritakan lagi apa yang sudah dia baca. Anak bisa menceritakan ulang dengan kata-katanya sendiri.

Setelah itu, letakkan buku yang sudah dibaca di tempat yang mudah dijangkau anak. Karena biasanya, setelah dibacakan, anak akan teringat dan tertarik lagi untuk melihat lagi.

Whua… tuh kan, banyak banget kupasan tentang apa dan bagamana read aloud itu. Sungguh sebuah kegiatan yang nggak bisa dianggap sepele baik itu proses maupun manfaatnya bagi anak.

Buat yang tertarik dengan komunitas Reading Bugs, kita bisa DM saja instagramnya Reading Bugs di @readingbugs. Nanti mereka akan melihat daerah kita dan akan dihubungkan dengan komunitas daerah yang bisa kita ikuti.

 

Overall, saya berterima kasih banyak buat Blogger Perempuan Network atau BPN yang sudah memberi kesempatan saya untuk bisa ikut acara sebagus ini. Ada pemaparan materi yang daging semua isinya, bisa ikutan game bahkan tanya jawab yang ada hadiahnya juga lagi.

game tebak kata
Game di sela-sela sesi gathering


Nah, kalau pengen ikutan acara seperti ini di kesempatan lain, yuk gabung di BPN! Buat yang belum tahu banget tentang BPN, jadi ini adalah sebuah platform digital di mana seluruh blogger perempuan di Indonesia saling belajar menceritakan menginspirasi satu sama lain melalui konten-kontennya. BPN ini sudah berkembang sejak 2015 dan menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia.

gathering online BPN dengan lets read
Foto bersama para blogger yang mengikuti blogger gathering BPN


Saya pribadi sudah banyak merasakan manfaat gabung di BPN. Salah satunya ya blogger gathering virtual ini. Kegiatan yang bikin saya jadi makin tahu kalau ternyata, oh… begini toh caranya kalau ingin punya anak bisa cepat bicara dan cepat lancar membaca.

Related Posts

10 comments

  1. Dalam acara ini baru saya menyadari ternyata banyak manfaatnya ya aktivitas membaca nyaring. Klau dibiasakan sejak anak dalam kandungan ... masya Allah.

    ReplyDelete
  2. Wah perlu ditandai ini tips read aloudnya kebetulan ponakan dh umur 5 tahun tp masih belum lancar ngomong

    ReplyDelete
  3. Wah komplit sekali ulasannya mbak, ternyata menumbuhkan minat baca anak sejak dini sangat amat penting dan tentunya ibu2 cerdas tau cara yang tepat lewat webinar virtual online ini.

    ReplyDelete
  4. bener banget, membaca dengan keras dan intonasi yang jelas membuat anak lebih cepet belajar dan bisa mengucapkan secara baik dan benar. kece nih informasinya

    ReplyDelete
  5. Kalau kata umiku, biar cepet ngomong, pas di dalam kandungan tuh diajak ngobrol, didengerin murotal, kayak gitu gitu. Karena pas di kandungan udah punya kemampuan mendengar. Latihan perlu juga nih pas kecil ya

    ReplyDelete
  6. Memang, mendengarkan dan dibacakan bisa bikin anak cepat berbicara dan membaca. Sejauh ini saya baru bisa mendongeng tanpa memegang buku/gawai. Kalau gawai, minta Youtube, kalau buku disobek.
    Meman harus telaten sama anak usia 2 tahun sekarang. Mungkin menunggu 3 tahun.

    ReplyDelete
  7. Membaca memang banyak manfaat untuk anak yaaa... Apalagi dengan metode read aloud, memperkaya diksi dan menunjukkan ekspresi secara nyata

    ReplyDelete
  8. Mantab betul ini Mba
    Sangat bisa diterapkan oleh ortu jaman now ya.
    supaya anak2 tumbuh kembang dgn optimal.
    trus makin seneng membaca juga

    ReplyDelete
  9. Buku adalah jendela dunia. Maka dari itu buku bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan anak

    ReplyDelete
  10. wah, saya malah baru tahu ada teknik kegiatan membaca nyaring untuk anak-anak mulai dari persiapan sampai setelah read loud, makasih ilmunya mb.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular