Internet Membuat Aku dan Ibu Jadi Punya Cara Lain dalam Memasak

17 comments

 

Ibu belajar mencari resep masakan di internet
Mengajari ibu mencari resep di internet. Sumber foto: dokumen pribadi

Aku ingat kejadian itu, saat sore hari usai pulang kerja, ibu memberikan buku kumpulan resep masakan ke adik iparku. Katanya, biar adik iparku belajar memasak untuk anak laki-lakinya. Iya, untuk adikku. Buku itu dibeli ibuku di kios yang ada di rumah sakit tempat ibu bekerja.

Sontak awalnya aku ingin tertawa terbahak-bahak. Tapi ingat, takut dosa!

Ya habis mau bagaimana lagi, aku tahu persis fakta yang sebenarnya ada. Akungnya, ibu tidak sadar itu.

Fakta yang pertama, adik iparku berasal dari desa. Lahir sampai besar tinggal di desa. Kalau kondisinya seperti itu, coba menurut kalian, gadis desa mana yang sampai tidak bisa memasak? Aku sangsi kalau sampai ada gadis desa seperti itu yang tidak bisa membedakan jahe dan laos.

Menurutku, sebetulnya gadis desa itu sangat jago memasak. Bahkan untuk masakan yang rumit karena kompleks bahan bakunya. Misalnya rawon atau kare yang bumbu masakannya tidak bisa hanya memertemukan bawang merah dan putih saja.

Orang desa bisa memasak tanpa perlu melihat resep. Hapalannya sudah seperti mengingat lagu Balonku Ada Lima. Kalian yang dari desa, pasti membaca ini sambil mengangguk-anggukkan kepala karena setuju.

Belum lagi ada tradisi rewang. Saat di mana sebuah keluarga di desa punya hajat, biasanya tetangga di sekitarnya akan saling membantu. Tentunya termasuk urusan dapur.

Kondisi itu jauh seperti aku yang ‘anak kota’, lahir dan besar di daerah perumahan. Aku baru bisa membedakan bumbu umbi-umbian saja ketika SD pindah dari Bekasi ke Lamongan. Baru punya kesempatan bisa masak saat kuliah di Malang. Itu pun begitu mengandalkan bumbu instan yang banyak beredar di pasaran.

Terima kasih kuucapkan sebesar-besarnya untuk para produsen bumbu instan yang sudah menyelamatkan orang yang tidak pandai memasak macam aku. Apalagi yang maunya sat set sat set di dapur. Nggak pakai lama, karena ada anak-anak yang sudah teriak-teriak minta ditemani main.

Oh iya, fakta ke dua yang ibu tidak tahu adalah keberadaan internet yang begitu membantu urusan memasak. Padahal karena internet lah, aku sampai bisa memasak sambal boran yang jadi makanan khas Lamongan. Atau saat dulu merantau di Kalimantan Selatan, aku biasa memasak Tom Yam khas Thailand saat tinggal di rumah dinas.

Baca juga: Resep Buka Puasa dengan Sambal Boran Khas Lamongan

 

Saat Ibu Tersadar Betapa Manfaat Internet Bisa Memudahkan Urusan Memasak

“Dagingnya mbok masak apa kok sampai anak-anak doyan?”

Tanya ibu beberapa hari usai Idul Adha. Momen di mana hampir kita semua punya banyak stok daging sapi atau kambing hasil kurban di rumah. Waktu itu lewat telepon, ibu sempat mendengar kedua anakku yang sedang makan lalu berujar ‘enak’ beberapa kali.

Ku jawab, aku hanya meniru resep Sate Goreng-nya Rudy Choirudin. Resep yang ternyata sangat mudah untuk dipraktekkan. Aku pun tidak sampai harus berlama-lama di dapur.

Untuk membuat sate goreng, aku hanya tinggal mencampur potongan dan suwiran daging yang sebelumnya sudah kurebus, dengan empat sendok makan kecap dan bumbu. Untuk bumbunya, aku menghaluskan empat siung bawang putih, satu buah kemiri goreng, ketumbar sebanyak satu sendok teh, dan satu sendok gula merah.

Usai semuanya dicampur, aku harus mendiamkan dulu selama kurang lebih lima belas menit. Selanjutnya daging berbumbu tadi ditumis dengan empat sendok makan minyak goreng. Kalau sudah harum dan ada tekstur karamel, berarti masakannya sudah jadi.

Suwir daging sapi seperti yang digunakan sebagai lauk dalam nasi krawu gresik
Daging sapi suwir. Sumber foto: dokumen pribadi

Coba kalian bayangkan, betapa mudah dan tidak perlu waktu lama di dapur kan? Sungguh itu salah satu pengalaman masak yang membahagiakan untuk ibu anak du0a macam aku, yang anaknya harus dikondusifkan karena bertengkar berebut mainan saat ibunya memasak, dan yang hasil masakannya ketika jadi pun disuka anak-anak.

Ibuku tahu kondisi itu yang kerap kualami ketika aku memasak. Hingga akhirnya, ibu berujar, “Kapan-kapan ajari ibu ya gimana caranya lihat resep masakan di internet,” pinta ibu.

Yes, akhirnya, pikirku! Pada akhirnya ibuku sadar juga kalau internet itu bisa membuat siapapun bisa memasak apapun. Ya tentunya, asalkan ada bahan dan alatnya di dapur.

Dengan kecanggihan internet seperti sekarang di tahun 2022, percayakah kalian jika ada orang seperti ibuku yang masih menyimpan foto kopian resep masakan dari majalah keakungannya tahun 80-an?

Kumpulan resep masakan milik ibu sejak puluhan tahun yang lalu
Buku kumpulan resep milik ibu. Sumber foto: dokumen pribadi

Mungkin jika ibu kalian seperti ibuku, pasti baru percaya. Dan ibuku itu masih setia dengan kumpulan resep andalannya hingga kini, lho. Ingin masak opor atau kare, terkadang ibu mengeluarkan klipingan foto kopian resep masakannya dulu. 

Karena itu, aku ingin mengenalkan ibu tentang bagaimana mudahnya menggunakan internet untuk memasak. 

 

Berbagai Cara Ninja di Internet untuk Bisa Memasak

Untuk mengenalkan ibu berbagai resep masakan ini itu, aku hanya mengajarkan dua cara. Cara yang pertama adalah mencari resep lewat browser. Di cara ini kita memang tinggal memasukkan resep apa yang kita inginkan di pencarian Google.

Misalnya jika ingin mencari resep tongseng kambing, ibu bisa cukup menuliskannya di mesin pencari Google. Atau jika ibu tidak ada ide ingin memasak apa dan hanya terbersit ingin memasak daging, ibu bisa tinggal mengetik saja kata kunci resep daging.

Cara ke dua adalah lewat Youtube. Sebetulnya caranya sama. Hanya saja aku sangsi kalau ibu malah bisa memasak dengan mudah di dapur dengan cara ini.

Pasalnya, cara ke dua ini membuat kita sebentar-sebentar harus melihat video Youtube. Satu step, pause. Selesai step, play lagi. Lha kalau bingung dan harus mengulang? Wah, ya alamat repot dan entah kapan masakannya bisa jadi!

Karena itu cara pertama menurutku lebih enak. Ibu tinggal membaca resep yang ada. Dari awal teks yang berupa penyajian bahan sampai bagaimana cara memasaknya. Kalau ada yang lupa, ya tinggal dibaca lagi.

Aku sendiri sebetulnya merasa internet adalah cara ninja untuk bisa memasak. Banyak sekali konten memasak yang ada di internet. Biasanya, seperti ini caraku berinteraksi dengan internet untuk urusan memasak.

Keinginanku untuk mencari tahu resep di internet biasanya berawal dari keinginan ‘ingin makan apa’ setelah ini. Lalu, aku mencari tahu di internet bagaimana cara memasaknya. Biasanya konten teks paling sering aku pilih dari pada konten video. Alasannya ya seperti yang tadi saat berurusan dengan ibu. Konten teks itu cukup mudah memanduku saat di dapur.

Buat yang suka memasak, tentu sangat hapal dengan Cookpad. Nah, pencarianku pun sering berakhir di sana. Aku tinggal memilih, mana resep yang paling mudah dieksekusi.

Sebetulnya di internet, cukup banyak sekali cara instan agar kita bisa memasak. Mulai dari mencari di Google, melihat Youtube, bahkan juga di Instagram dan TikTok. Malahan di dua media sosial terakhir yang aku sebutkan tadi, tidak hanya resep, tapi tips memasak atau cooking haks cukup banyak di sana.

Misalnya suatu ketika saat mencari resep Dimsum di TikTok, aku pernah menemukan tips bagaimana membuat Dimsum dengan cara mudah untuk anak kos. Kalian pasti tahu lah, kebanyakan anak kos memiliki keterbatasan perangkat memasak bahkan juga dapur.

Waktu itu aku pernah menuliskannya dalam artikel ini: Resep Dimsum Hits di TikTok

Atau kalau untuk Instagram, aku suka sekali membuka akun @rudydansahabat. Siapapun tentu tahu Rudy Choirudin yang suka berbagi resep dengan cara yang mudah bahkan ada cooking hacks yang sering ia bagikan.

Kumpulan resep masakan rudy choirudin di instagram
Screen shoot instagram @sahabatrudy. Sumber foto: dokumen pribadi

Intinya, jangan takut tidak bisa masak. Karena zaman sekarang internet itu cukup membantu siapapun untuk memasak apapun.

 

Mencoba Berbagi Konten Masakan yang Ternyata Disuka Banyak Orang

Di keluargaku, aku itu dikenal sebagai orang yang kemampuan memasaknya level B saja. Alias cukup biasa! Tapi meskipun demikian, mereka tidak tahu kalau aku itu sebetulnya kerap percaya diri berbagi konten memasak di media sosial di Instagram terutama TikTok.

Memang, aku tidak hobi masak. Tapi, aku hobi melakukan percobaan memasak yang seringnya dianggap aneh untuk kebanyakan orang.

Misalnya saat mengunggah konten Sambal Strawberry di TikTok. Tak kuduga, banyak sekali orang yang mencibir kontenku itu. Hanya sedikit sekali orang yang tahu dan pernah mencoba sambal strawberry.

Akhirnya meski sudah dilihat ratusan juta kali penonton, kontenku itu aku ubah settingannya menjadi hanya bisa dilihat oleh teman. Malas banget menghadapi netizen yang kurang jauh mainnya!

Video sambal strawberry yang memiliki engagement tinggi
Insight video resep sambal strawberry. Screen shoot TikTok @ikamsusanti. Sumber foto: dokumen pribadi

Tapi, ada juga beberapa konten memasak yang ternyata banyak disimpan dan dibagikan oleh warga TikTok. Misalnya saat aku membuat konten tentang cara membuat ayam suwir, daging suwir seperti yang ada di Nasi Krawu Gresik, atau cake pisang kukus.

Untuk konten ayam suwir, terinspirasi dari teman serumah dinas saat dulu di Kalimantan Selatan yang suka memanfaatkan daging ayam yang tidak habis dimakan malam harinya. Cukup mudah, kita cuma tinggal menumis bawang merah dan putih yang lalu ditambahkan dengan suwiran daging ayam.

Reseo suwir daging ayam yang banyak disuka di instagram
Screen shoot insight konten suwir daging ayam di Instagram @ikamsusanti. Sumber foto: dokumen pribadi

Untuk daging suwir seperti yang ada di Nasi Krawu Gresik, yang aku bagi di TikTok hanya bermodal bumbu marinasi bubuk yang sudah jadi, gula merah, dan kecap dengan cara yang sama. Eh tidak kusangka, hasilnya bisa sama. Sat set deh, langsung kubuat konten dan kubagi di TikTok.

Sedangkan untuk cake pisang kukus adalah resep yag kubuat hanya dengan bermodal bahan yang ada di rumah. Awalnya waktu itu anak-anakku yang sedang doyan makan, minta camilan terus. Ya sudah, aku ajak saja mereka bereksperimen membuat cake pisang kukus. 

Video bisa dilihat di bawah ini.

Nyatanya dari sekian media sosial yang aku miliki, konten kuliner itu ternyata memang banyak juga peminatnya. Ada kepuasan tersendiri juga saat banyak orang yang suka dan menggunakan konten kuliner yang sudah kita buat.

Meskipun, kualitas kontenku jauh dari kata profesioal. Karena ya itu tadi, dasarnya aku cuma suka mencoba membuat masakan, atau masak karena ingin merasakan masakan tertentu. Bukan yang karena hobinya memasak.

 

Ternyata, Aku dan Ibu Butuh Internet untuk Urusan Memasak

Berkali-kali tadi aku mengatakan kalau manfaat internet itu cukup membantu siapapun memasak apapun. Nyatanya, internetnya apa dulu?

Pernah aku merasakan internet itu kurang mendukung kegiatanku yang berurusan dengan memasak. Pas mau cari resep apa, internetnya susah diakses. Apalagi kalau urusannya mengakses TikTok dan Instagram untuk mengunggah konten. Aktivitas ini cukup membutuhkan internet dengan kuota besar.

Tiktok yang sedang loading karena sinyal tidak lancar
Penampilan TikTok yang sulit diakses karena terkendala sinyal internet yang kurang lancar. Sumber foto: dokumen pribadi

Hingga akhirnya, aku sering menghabiskan uang cukup besar untuk membeli pulsa internet. Dalam sebulan bisa dua hingga tiga kali membeli kuota internet yang sekali beli, kisaran ratusan ribu rupiah. Itu pun dengan sinyal yang hanya satu hingga dua garis.

Pernah saat aku teriak-teriak di Facebook mengungkapkan kekesalanku dengan sinyal yang ada dan cukup menghambat aktivitasku dalam mengakses internet, seorang teman berkomentar, “Makanya, pakai IndiHome, dong Ka!”

Waktu itu kupikir, IndiHome sebagai Internetnya Indonesia, bukannya mahal ya? Tapi kuheran, kok banyak orang yang pasang sih di rumahnya?

Akhirnya aku mencari tahu, memangnya apa sih kelebihannya IndiHome yang melebihi internet yang kupakai saat ini di hp. Sebagai salah satu produk layanan PT Telkom Indonesia, Indonesia Digital Home atau yang disingkat IndiHome menyediakan paket layanan komunikasi dan data berupa telepon rumah, internet, dan layanan televisi interaktif. Sebagai konsumen, aku bisa memilih paket dan layanan sesuai kebutuhan.

1. Kebutuhan Internet

Dengan jaringan fiber optik, IndiHome menawarkan pilihan kecepatan internet yang unlimited atau tak terbatas hingga 300 Mbps. Ini direkomendasikan untuk 25 hingga 30 perangkat yang mengakses internet.

Untuk kebutuhan rumahku, mungkin cukup hanya dengan kecepatan 10 Mbps yang direkomendasikan untuk 1 hingga 3 perangkat saja. Tapi kalau rumah ibu yang terkadang ada aku, adik, keponakan, juga ibu yang mengakses internet, sepertinya perlu memilih yang kecepatan 20 Mbps untuk rekomendasi 3 sampai 5 perangkat di rumah.

2. Kebutuhan TV

TV merupakan salah satu hiburan yang ada di rumah. Nah, gara-gara nggak punya IndiHome, jujur, aku sering kudet alias kurang update saat beberapa teman di media sosial seperti Twitter atau Facebook kadang membahas acara yang ada di TV mereka. Yang tentunya, kebanyakan sudah pakai IndiHome.

Kalau dari kata saudara yang sudah pakai, ternyata ada beberapa keasyikan menonton TV dengan akses IndiHome. Kita bisa mengatur mundur, pause, atau putar ulang tayangan di TV. Wah ini nggak bakal bisa aku dapatkan di TV aku yang masih analog.

Selain itu, TV yang menggunakan IndiHome juga bisa merekam tayangan ke dalam hard drive sampai dengan 600 menit untuk ditonton lagi nanti. Ini namanya layanan TV Storage.

Sedangkan di layanan TV on Demand, katanya dengan internetnya Indonesia ini, kita bisa melihat tayangan ulang acara live sampai dengan tujuh hari sebelumnya. Kita juga bisa mengontrol video yang diputar di IndiHome TV dengan layanan Video on Demand.

Dan aku baru tahu lho kalau IndiHome TV juga punya layanan Karaoke. Pantas saja, tetangga sebelah rumah aku kok jadi hobi karaoke sejak pasang IndiHome.

Ada juga layanan UseeTV Go yang berupa aplikasi. Jadi tayangan IndiHome TV bisa ditonton di aplikasi ini secara gratis.

Nah, kalau akhir-akhir ini ramai TV digital yang membutuhkan Set Up Box, IndiHome juga punya layanan Hybrid Box atau STB. Kalau kita memilih layanan ini, ada dua jenis layanan yang sekaligus bisa kita dapatkan. Yaitu, layanan IPTV dan OTT yang memungkinkan kita bisa mengakses berbagai tayangan IndiHome TV, layanan OTT Video Streaming, dan browsing internet.

Jadi kita bisa menonton tayangan IndiHome di TV yang berbeda di waktu yang bersamaan. Ini kayaknya pas banget buat yang rumahnya punya TV lebih dari satu. Misalnya, yang satu di ruang keluarga, satunya lagi di kamar. Keduanya bisa sama-sama mengakses layanan TV IndiHome.

3. Telepon

Buat aku dan ayah-ibu yang setiap hari selalu saling berkomunikasi lewat telepon untuk berbagai urusan karena rumah berjarak beberapa gang, kebutuhan telepon ini masih kami butuhkan. Apalagi ayah yang hanya bisa bertelepon dan tidak bisa menggunakan SMS apalagi smart phone, telepon itu suatu kebutuhan.

Kalau di kedua rumah kami memasang IndiHome yang merupakan produk Telkom Indonesia, dan lalu kami mengambil layanan telepon, kami bisa lebih mengirit pengeluaran. Apalagi dengan kualitas suara jernih, dan kami juga nggak lagi khawatir hola-halo dan tidak nyambung komunikasi karena cuaca.

Dari hasil browsing dan tanya ke saudara yang sudah pakai, menurut aku ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dengan berlangganan IndiHome di rumah.

1. Cepat, stabil, dan tahan berbagai cuaca

Nggak ada lagi cerita browsing resep masakan tapi pakai acara menggoyang-goyang hp ke atas kepala. Ini anakku sampai sudah hapal lho! Alasannya apalagi, kalau bukan karena loading yang lama dan aku harus bergerak agar dapat sinyal.

Ini belum lagi kalau sedang waktunya hujan. Sudah lah, alamat mati kutu karena makin sulit mengakses internet.

Sedangkan kalau sedang mengunggah video di TikTok, Instagram, atau Youtube, hanya para konten kreator lah yang tahu, betapa internet cepat dan stabil itu adalah sebuah kebutuhan yang absolut.

Mengunggah video lalu sambil menunggu loading kita tinggal dulu? Oh, jangan harap! Karena akhir-akhir ini yang ada kata Time Out yang aku dapatkan. Video gagal diunggah, aku pun harus merefresh aplikasinya.

Dalam hal digital connectivity, IndiHome telah melakukan perbaikan ratio Upload dan Download (UL:DL) sehingga membuat upload pelanggan semakin cepat, peningkatan throughput atau bandwidth aktual yang terukur, dan penurunan latency yang dapat membuat pelanggan berselancar di internet semakin cepat dan stabil.

Apalagi dari sebuah berita di media online CNBC yang kubaca seperti dalam kutipan di atas, IndiHome sudah melakukan perbaikan sehingga pelanggan bisa lebih cepat dan stabil dalam mengakses internet.  Bahkan pelanggan IndiHome bisa menikmati penyesuaian kecepatan internet yang lebih tinggi tanpa ada biaya tambahan.

2. Lebih irit

Ternyata perkiraanku kalau IndiHome itu mahal, rupanya salah! Karena sebetulnya berlangganan IndiHome itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan kok.

Misalnya seperti yang saat ini ada promo. Dengan IndiHome paket 2P Internet ditambah telepon dan diskon biaya PSB, pelanggan bisa dapat 20 Mbps dengan harga hanya 275 ribu per bulan.

Ini bisa sebanding dengan pengeluaranku untuk pulsa sebulan untuk kurang dari 70 GB. Paket ini sebetulnya termasuk telepon dan sms. Tapi nyatanya, sering terbuang banyak sisanya.

Aku juga pernah dengar  cerita bulek yang beberapa waktu lalu mulai memasang IndiHome. Katanya, jaringannya stabil meski hujan. 

Dan meski bulek mengambil paket 10 Mbps, tapi pernah suatu ketika sepupu-sepupu saya yang main ke sana dan semuanya membuka Youtube, katanya internetnya tetap lancar. Padahal dalam waktu bersamaan, ada lima orang yang sama-sama membuka Youtube, lho!

Alat indihome
Modem internet IndiHome di rumah bulek. Sumber foto: dokumen pribadi


3. Aktivitas internet di rumah jadi praktis dan nyaman

Dengan semua keuntungan tadi, tentunya di rumahku atau rumah ibu, jadi bisa merasa nyaman dan praktis saat mengakses internet. Apalagi saat anak dan cucu sedang kumpul di rumah ibu. Kami jadi bisa menikmati hiburan dari IndiHome dengan nyaman di rumah.

 

Dengan IndiHome dari Telkom Indonesia yang merupakan Internetnya Indonesia, aku dan ibu bisa makin mudah mengakses internet untuk urusan masak. Aku pun bisa leluasa mengunggah konten-konten video seputar kuliner di media sosial.

Siapa tahu, manfaat internet juga bisa membuat ibuku nantinya juga bisa mengisi waktu senggangnya dengan membuat konten-konten masakan. Kalau di Youtube ada Mbah Warno yang terkenal dengan video-video ASMRnya, barangkali aku dan ibu bisa berduet dalam konten kuliner dengan sentuhan lokal a la Jawa Timuran.

Related Posts

17 comments

  1. Jaman sekarang, bahkan orang-orang yang nggak bisa masak pun bisa buat makanan. Begitu besarnya manfaat internet.

    ReplyDelete
  2. Betul sekali mbak. Internet membuat orang sepertiku lebih mudah lihat resep pas browsing. Praktis

    ReplyDelete
  3. Jadi tertarik nih nyoba indihome, ini tuh kaya internet service provider sejuta umat ga sih di Indonesia hehe

    ReplyDelete
  4. Saya pun berlangganan IndiHome sejak masih bernama Speedy. Lumayan lancar meski di tempat saya kalau cuaca buruk suka ada gangguan

    ReplyDelete
  5. paling seneng liat tayangan masak-masak dari zaman aku sekolah dulu, sampe hapal jargonnya ibu siska yang terkenal itu, atau rudi choirudin
    waktu aku SMP ada pelajaran tata boga, sedikit banyak bisa masak, bukan bisa tepatnya, minimal tahu aja :D
    terus bisa bikin kue klepon juga, itu udah luar biasa

    memang sekarang bener bener dimudahkan sama internet, dulu waktu aku sekolah, nyatet resepnya aja masih manual dibuku

    ReplyDelete
  6. IndiHome memang internetnya Indonesia ya mbak. Saya pun demikian, suka mencari resep masakan dari internet. Dari yang tadinya hanya bisa masak dengan menu terbatas, berkat IndiHome resep yang saya kuasai perlahan bertambah.

    ReplyDelete
  7. Wah, asyik banget mbak. Pas ibuku lagi di rumah kami juga seneng masak bareng, cari resep baru lewat internet juga. Pas banget di rumah kami juga pake jaringan IndiHome. Sayangnya ibuku tinggalnya rada jauh dari kami, jadi gak bisa tiap hari masak bareng.

    ReplyDelete
  8. Betul banget emang dengan adanya koneksi internet membuat hobi kita pun jadi tersalurkan. Wah bagi emak-emak pasti senang banget buat hunting resep masakan lalu dicobain. Gak kebayang deh kalau gak ada internet, semoga saja IndiHome makin merata ke pelosok ya.

    ReplyDelete
  9. Aku juga pake IndiHome buat internetan mba bisa nyontek resep2 masak mahmud yang praktis tapi anak2 suka. Apalagi di tiktok kan gampang2 banget. Untung ada internetnya Indonesia ya.

    ReplyDelete
  10. Paket komplit Indihome yaitu internet wifii dirumah plus tv kabel, keduanya kita butuhkanndi jaman now. TV kabel buat anak-anak supaya tidak kena racun iklan tv atau sinetron yang kurang mendidik jd anak2 khusus channel tv anak, internet jelas penggunaannya apalagi bagi kita emak blogger. (Gusti yeni)

    ReplyDelete
  11. Kayak ibuku banget Mbak, sekarang makin rajin masaknya dan masakannya meh niru resep masakan di internet :D
    Emang internet ini bisa jadi andalan saat bingung mau masak apa. lebih bersih dan sehat pula karena dimasak sendiri.

    ReplyDelete
  12. Hehe toss mbak
    Aku selama ini kalau masak juga cari resep yang mudah di internet
    Soalnya aku juga g bisa masak yang ribet ribet

    ReplyDelete
  13. Cari resep, terus sambil dipraktekkan itu memang menyenangkan. Makanya perlu didukung sama internet keren ini biar stabil.

    ReplyDelete
  14. MasyaAllah iya mba bener bangett jadi inget ibukku sekarang tuh beliau suka banget nontonin video di youtube tentang resep2 masakan gituu, wkwwk kebayang kalau ngga ada internet yahh

    ReplyDelete
  15. Menurut aku ya Mbak, resep2 di internet kok lebih gampang ya dari pada di buku resep atau majalah. Aku malah pusing nirunya. Jalan ninjaku ya cari di internet, kadang malah suka lihat yang di tiktok.

    ReplyDelete
  16. Sama mbak, dulu ibu aq juga suka nulis resep di buku. Sekarang mah aku suruh liat video masak di youtube aja

    ReplyDelete
  17. Praktis banget yaa..
    Zaman sekarang, semua dengan adanya internet bisa memasak dan mencari informasi apapun.
    Keren..keren, indiHome.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular