Membuat Lato-lato Sendiri

1 comment



Siapa yang anaknya nggak kena demam lato-lato? 

Err… anak saya hampir aman dari tren permainan satu ini lho. Emaknya pun sempat senang. 

Ada tiga alasan saya kenapa sempat senang saat Kayyisah nggak minta dibelikan lato-lato. Alasan pertama, sebagai orang auditorik, dengar anak tetangga yang main lato-lato tanpa kenal waktu saja, saya sudah gemas. 

Alasan ke dua, uang saya pun aman dari tujuan untuk membeli lato-lato. Yah, dari pada dibelikan mainan, kan mending dibelikan makanan. Itu kalau versi saya sih. Hehehe…

Alasan ke tiga, kasihan sama adiknya Kayyisah yang masih kecil. Tuh bocil umurnya masih dua tahun setengah, tapi hobinya ngajak berantem mbaknya. Kalau sampai lihat mbaknya punya mainan baru, pasti dia rebut. 

Nah, mainan lato-lato ini kan nggak bisa dimainkan anak batita. Salah-salah, malah kena kepala atau mata lagi kayak yang suka dishare bulek saya di WAG keluarga.

Tapi aslinya, saya nggak ngelarang kok Kayyisah untuk main lato-lato. Cukuplah sesekali dia belajar dengan pinjam punya temannya di sekolah. Rumah pun aman dari mainan ini. hehehe…

Dasarnya, sebetulnya saya ya nggak benci-benci banget sama lato-lato. Apalagi lato-lato ini bagus untuk melatih konsetrasi dan gerak motorik. Pas sebetulnya buat anak seperti Kayyisah.

Tapi demi melihat bahayanya kalau sampai dipegang adiknya, prei ae wes!


Pada Akhirnya Sekolah Melarang Lato-lato

Sebetulnya, ada alasan tersendiri bagi Kayyisah hingga ia nurut waktu saya bilang tidak usah beli lato-lato. Begini ceritanya…

Namanya anak-anak, memang susah ya kalau sudah terlanjur senang sama sebuah mainan. Bisa nggak kenal waktu dan tempat. Beberapa kejadian di sekolah pun membuat Kayyisah sadar, lebih baik tidak usah beli lato-lato.

Alasan pertama, ada temannya yang waktu pelajaran baca tulis Alquran, main lato-lato melulu. Nggak mau nulis huruf hijaiyah. Akhirnya ustadzahnya menyita lato-lato milik anak tersebut.

Alasan ke dua, adalah saat Kayyisah melihat kepala teman dekatnya kena lato-lato. Namanya Amira. Kebetulan Amira ini klop sama Kayyisah. Mereka nggak mau beli lato-lato dengan alasan mainan tak berguna yang hanya membuat berisik saja. Hahaha…

Suatu ketika saat jam istirahat, ada teman satu kelas yang main lato-lato di dekat Amira. Entah bagaimana ceritanya, kepala Amira kena lato-lato.

Saya yang waktu itu diceritain Kayyisah pas pulang sekolah, sampai meringis. Nggak kebayang euy gimana sakitnya kepala kena lato-lato. Tak pelak, Amira pun katanya Kayyisah sampai menangis kesakitan.

Tapi yang namanya anak-anak, tentu lihat banyak anak lain di sekitarnya main lato-lato, ia pun ingin punya juga. Nah, di sinilah awal cerita kenapa Kayyisah sampai membuat lato-lato sendiri.


Membuat Lato-lato dari Bahan Seadanya

Saya akui, Kayyisah itu tergolong anak yang kreatif. Dia sering banget membuat ini itu sendiri. Ya, dengan konsekuensi akhirnya anaknya sering bikin sampah di mana-mana.

Kekreatifan Kayyisah ini juga termasuk saat ia ingin punya lato-lato. Karena nggak bisa beli karena nggak dikasih uang, beli pun bisa bahaya buat adiknya, akhirnya Kayyisah membuat lato-lato dari bahan seadanya. 

Kebetulan dia punya beberapa bola plastik dan telur-teluran yang bisa dipecah jadi dua. Lalu ada juga tali yang biasa ia buat mainan.

Dan, trada… jadilah lato-lato versi Kayyisah. Kalau dilihat, ya pengen ketawa. Lha satu bolanya bentuk bulatan, satunya lagi bentuk telur lonjong.

Cara membuat lato-lato sendiri dengan bahan yang ada di sekitar

Nggak berhenti sampai di situ. Kayyisah yang selalu susah main tali temali, eh, mendadak jadi bisa membuat simpulan pita untuk pegangan saat main lato-lato.

Tentunya, lato-lato a la Kayyisah ini nggak bisa menghasilkan bunyi cetak-cetok yang sangat nyaring di telinga. Adiknya pun aman saat mainan lato-lato buatan mbaknya. Berkali-kali kena kepala, rasanya tentu tidak sakit.


Berbagai Versi Cara Membuat Lato-lato Sendiri

Sebetulnya apa yang dilakukan anak saya Kayysah ini sudah dilakukan banyak orang di luar sana. Kalau yang mainstream, lato-lato dibuat dari bahan plastik keras sehingga jika diadu dan saling berpantulan, bisa menimbulkan suara yang keras.

Nah, coba deh cari kata kunci cara membuat lato-lato di internet. Ada banyak lho ternyata orang-orang kreatif yang membuat lato-latonya sendiri.

Ada yang membuatnya dari telur-teluran seperti yang dibuat Kayyisah. Ada juga yang membuat lato-lato sendiri dari mainan bola berbahan plastik elastis. Ada yang membuat dari wadah es krim Aice. Sampai ada yang membuat lato-lato dari kelereng.

Pada akhirnya saya simpulkan, main lato-lato itu tak hanya bisa bermanfaat bagi kemampuan konsentrasi dan motorik. Tapi, juga memotivasi munculnya orang-orang kreatif untuk berkreasi sendiri membua lato-lato.

Related Posts

1 comment

  1. Wah hebat buat Lato Lato sendiri.
    Ya bener tu harus dari bahan yang keras, jadi maksimal momentumnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular