Anak Belajar Bahasa Asing, Penting Nggak Sih?

4 comments


Zaman sekarang kalau ada anak sampai bisa bahasa asing, terutama bahasa Inggris kayaknya keren ya? Karena itu sekarang ini banyak sekolah yang menawarkan kelebihan yaitu memiliki pendidikan bahasa asing di sekolah. Ada yang berbentuk pelajaran, sampai keharusan untuk berbahasa Inggris di lingkungan sekolah.

Bahasa asing yang ditawarkan pun sekarang ini tidak melulu bahasa Inggris. Bahasa Arab, atau mandarin juga kerap jadi unggulan yang ditawarkan.

Tapi untuk anak kecil terutama usia dini, sebetulnya penting nggak sih? Nah, sewaktu menjadi reporter di Batam dulu, saya sempat mewawancarai salah seorang guru bahasa Inggris sekolah Charitas. Namanya Ibu Imelda Yetti. Beliau memberi tahu penting nggaknya atau do-don’t’s nih tentang pendidikan bahasa asing pada anak.


Anak yang Belajar Bahasa Asing Lebih Cerdas

Memang, saat ini tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya untuk menguasai bahasa asing. Bukan apa-apa. Rasanya ada kebanggaan tersendiri apabila anak dapat menguasai bahasa asing, misalnya bahasa Inggris saja.

Akhirnya ketika anak memasuki usia sekolah, mulailah para orang tua mencoba menyekolahkan anak mereka ke sekolah-sekolah yang terkenal dengan pendidikan plusnya.

Sayangnya kesadaran untuk menyekolahkan anak ke sekolah seperti itu, termasuk tentang perlakuan orang tua sendiri di rumah dalam hal berbahasa, sangat tidak mendukung kemampuan anak untuk menguasai bahasa asing.

Bahasa, seperti halnya budaya, jika menurut Bu Imelda, ada baiknya harus disepakati dahulu oleh para orang tua. Bahkan jikalau bisa, kesepakatan tersebut dilakukan ketika anak masih usia bayi.

 “Untuk menentukan bahasa sehari-hari anak, perlu disepakati bersama budaya mana yang akan kebanyakan dipakai. Pertimbangkan juga faktor lingkungan,” ujar wanita lulusan Sanata Dharma Jogjakarta ini.

Dikatakannya lebih lanjut, masa kritis atau masa anak menyerap bahasa paling efektif sebetulnya terjadi sebelum anak berusia dua tahun. Anak yang dididik dengan bilingual atau dua bahasa serta multilingual atau banyak bahasa akan lebih cerdas daripada anak yang dididik dengan satu bahasa. Hal ini menurut Imelda berhubungan dengan perkembangan sistem otak kiri.

Ia lantas mencontohkan penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. “Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional akan lebih baik dipakai sebagai bahasa sehari-hari bila salah satu dari orang tuanya berasal dari negara yang menggunakan bahasa itu seperti Amerika misalnya,” contohnya

Sedangkan bahasa ibu atau bahasa asal negara pasangan yang lain bisa juga diajarkan sebagai tambahan atau dengan komposisi yang sama. Pemahaman budaya dari bahasa itu sendiri juga diperlukan supaya tidak terjadi konflik.

Untuk makin mendukung kemampuan anak dalam berbahasa asing, ada baiknya muncul lingkungan yang kondusif khususnya dari orang tua sendiri. Akan lucu jadinya jika anak di sekolah sudah mendapatkan pelajaan bahasa asing akan tetapi orang tuanya di rumah justru tidak menguasai sama sekali.

Tuntutan menguasai bahasa asing bagi anak juga jangan dijadikan sarana untuk gengsi semata. Seiring waktu, ada baiknya jelaskan kepada anak akan pentingnya menguasai bahasa asing bagi kepentingan dirinya sendiri.


Ajarkan Sedini Mungkin

Banyak orang tua yang bertanya-tanya, kapankah sebetulnya anak saya bisa belajar bahasa asing? Jika anak masih kecil dan kemudian diajarkan bahasa asing, apakah ia nanti tidak kebingungan untuk mempelajarinya?

Dalam cerita pengalaman sebuah keluarga, ada sepasang orang tua yang berbicara dengan bahasa sandi. Inti artinya seperti ini, “Si kecil tak usah kita ajak ya.”

Di luar dugaan, si kecil yang sedang menjadi bahan obrolan ini pun mengerti apa yang sedang diucapkan oleh orang tuanya dan kemudian memprotes, “Nggak mau, saya harus ikut!”

Orang tua dari si kecil ini pun kebingungan. Pasalnya, selama ini mereka tidak pernah mengajarkan si anak tentang bahasa tersebut. Mengapa bisa demikian? Ini dikarenakan bagi anak, bahasa apapun yang diketahuinya adalah bahasa asing. Meski itu dari versi bahasa manapun.


Jadi, mengapa tidak kita manfaatkan kemampuan anak yang sedang bagus-bagusnya dalam menyerap bahasa. Jikalau bisa, ajak anak untuk menggunakan bahasa asing di sela-sela percakapan sehari-hari. Cara ini lebih efektif daripada harus mengajarkan satu per satu kata berikut bahasa asingnya kepada anak. 

Related Posts

4 comments

  1. yang pernah kubaca, katanya usia paling optimal untuk belajar bahasa asing adalah 4-12 th

    ReplyDelete
  2. emang penting banget ya Mbak, kita harus mendukung anak untuk mau belajar bahasa Asing, biar ortunya juga terus belajar dan mau praktek kan yaah :)

    karena anak kecil lebih mudah mengingat dan merekam apa yang didengarnya.

    ReplyDelete
  3. Zaman sekarang tuntutannya lebih lagi, anak harus pintar di segalabidang dan kembali pada orangtua, apa harus menguasai semua atau pilih yang anak senangi.

    ReplyDelete
  4. Ada yang bilang kalau sama anak, boleh ajarin bahasa asing di sehariannya, asal jangan dicampur-campur ya mbak, kuatir dia bingung bahasa yang sesungguhnya.

    Kalau saya sejak bayi, saja ajarin pakai bahasa Inggris, tapi dua bahasa sih, jadi 1 kalimat, 2 kali pengucapan hahahaha

    Misal, adek, come here..
    Adek, ayo ke sini..

    Pegel mulut tapi gapapa deh demi anak hihihi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular