Tips Menolong dan Menyelamatkan Korban Tenggelam

Post a Comment


Sering masyarakat saling menasehati agar jika setelah makan, jangan langsung berenang. Namun, jarang dari masyarakat yang mengetahui mengapa kegiatan berenang tidak boleh dilakukan sesaat setelah berenang.

Ternyata menurut Didi Juli Handoko, Training Manager dari Jet Asia, kasus tenggelamnya seseorang saat berenang sering juga disebabkan karena kegiatan tersebut dilakukan setelah makan.

“Yang pernah kejadian dulu juga seperti itu. Jadi habis makan langsung berenang sehingga terjadi kejang perut. Kalau bisa setengah jam setelah makan itu kita jangan dulu berenang karena ketika makanan yang sudah masuk bisa menyumbat saluran pernafasan,”jelasnya.

Jika kita berada di dekat kejadian dimana seseorang tenggelam, maka harus ada seseorang yang menghubungi pihak tenaga medis atau ambulan untuk datang ke lokasi kejadian. Menurut Didi, pertolongan kejadian seperti ini tidak bisa dilakukan seorang diri.

Sementara itu jika ada dari saksi mata yang mengetahui kejadian tersebut dan bisa berenang sekaligus menyelam, orang inilah yang bisa menjadi penolong korban yang sedang tenggelam.

Jika korban masih bergerak, tolong korban dengan cara membawanya menggunakan tali. Tapi yang terpenting menurut Didi, si penyelamat juga harus dalam posisi selamat lebih dulu untuk bisa menolong korban.

 “Sedangkan kalau korban langsung tenggelam, si penolong harus berenang dan menyelam mengambil korban. Bawa dia ke permukaan dan langsung cek denyut nadinya yang berada di urat leher sambil dibawa ke tepian,” terang Didi.

Cara menolongnya pun tidak bisa sembarangan. Letakkan kepala korban di bahu kanan, jika si penolong tidak kidal, kemudian angkat dagu korban dan letakkan di dada sebelah kanan dari penolong.

 “Yang terpenting harus diketahui ada yang namanya tehnik ABC. Urut-urutannya yang pertama itu airway atau saluran pernafasannya, breathing atau ada tidaknya nafas, dan circulation atau sirkulasi udara dari korban,” Didi mengingatkan.

Dalam tehnik A, penolong harus melihat apakah ada atau tidak makanan yang mengganjal dan terdapat di mulut korban. Biasanya kasus orang tenggelam sering diakibatkan oleh adanya makanan yang menyumbat saluran pernafasan.

Jika dijumpai adanya makanan yang menyumbat, penolong harus mengorek makanan tersebut dengan jari bahkan jika perlu ke bagian kerongkongannya hingga bersih dan tidak ada lagi terlihat makanan yang menyumbat.

Sedangkan untuk tehnik B, cek ada tidaknya nafas. “Kaitkan pipi kita ke hidung korban dari situ kita bisa cek ada nggaknya nafas dari korban,”imbuh Didi yang masih mengingatkan untuk melakukan hal tersebut di saat penolong menarik korban ke tepian sembari berenang.

Jika saluran nafas sudah bersih, tiup dua kali mulut korban dengan menutup hidungnya sambil berenang ke tepian dan cek apakah ia sudah lancar bernafas. Lalu yang terakhir adalah tehnik C dengan mengecek sirkulasi udara dari korban.

Saat penolong sudah berhasil membawa korban ke tepian, bawa ia ke daratan yang datar. Jika korban masih belum membaik, lakukan dua kali tiupan ke mulut sambil menutup hidung dan lalu buka hidung korban. Cek apakah ada udara yang keluar lewat hidung atau tidak. Pertolongan ini dilakukan jika korban paru-parunya tidak bisa berkembang namun jantung masih berdetak.

Kasus lain yang kadang juga terjadi adalah jika korban tidak dapat terdeteksi denyut nadinya. Jika terjadi seperti ini, lakukan juga 15 kali tekan dada selain dua kali tiup mulut.

 “Yang ditekan adalah tulang sternum yang letaknya di ujung dari tulang kita. Jadi kalau kita meraba tulang dada kita ke bawah itu ada tulang sternum yang letaknya di atas uluhati. Tekan tulang itu dengan tiga jari atas kita dengan hitungan satu detikan. Jadi hitungannya tidak asal,”ujar Didi.

Biasanya menurut Didi, jika korban baru beberapa menit tenggelam dan bisa tertolong dengan cara-cara pertolongan di atas permukaan air, korban akan merespon dengan muntah. Namun jika yang terjadi korban sudah tenggelam lama, maka hanya kemungkinan kecil korban bisa tertolong meski sudah melewati cara-cara tadi.

Perlu diperhatikan juga penanganan apabila korban sudah bisa bernafas setelah ditolong dengan cra-cara tadi. Posisikan tubuh korban dengan tidur miring ke arah kiri atau kanan.

Jika tubuh dimiringkan ke arah kanan, letakkan telapak tangan kiri korban di bawah pipi sebelah kanannya. Begitu juga sebaliknya. Tangan korban ditekuk ini secara tidak langsung akan menyanggah tubuh korban sehingga pernafasan lebih lancar.

“Terus selimuti tubuh korban agar hangat. Lebih baik jangan dulu dikasih makanan atau minuman. Begitu juga bau-bauan yang bisa merangsang dia agar siuman. Jangan dia dipaksa untuk sadar. Yang penting, cek saja terus pernafasannya karena sewaktu-waktu dia bisa kembali tidak lancar pernafasannya,” Didi mengingatkan.


Catatan: tulisan ini dibuat saat saya menjadi reporter di Batam beberapa tahun lalu

Related Posts

Post a Comment

Popular