Menyiasati Keuangan Keluarga Agar tidak Mengalami Krisis Keuangan 

Post a Comment
Menyiasati Keuangan Keluarga Agar tidak Mengalami Krisis Keuangan


Percaya nggak jika negara dengan perekonomian sekuat Amerika Serikat sekalipun bisa mengalami keterpurukan! Bagaimana itu bisa terjadi? Nyatanya beberapa kali hal itu pernah terjadi lho di negara yang berjulukan adikuasa tersebut.

Hal ini dikarenakan adanya suatu budaya di kalangan masyarakat Amerika Serikat yang tak pelak turut menjadi andil dari keterpurukan negara tersebut. 

Dari berita yang dulu banget pernah saya jumpai, menurut Dylan Ratigan yang merupakan CNBC Headquartes waktu itu, sebetulnya apa yang sedang dialami oleh Amerika Serikat saat itu tak lepas dari budaya konsumtif masyarakatnya. 

Masyarakat di sana kebanyakan sangat begitu menggampangkan kegiatan konsumsinya dengan mengandalkan kartu kredit.

Akhirnya, krisis yang melanda Amerika Serikat itu cukup membuat banyak masyarakat di sana kebingungan mengatur kembali keuangannya. Untuk itu, berbagai solusi diupayakan oleh berbagai pasangan suami istri untuk mengatasi keuangan keluarganya.


Baca juga: Atur Keuangan dengan Cara Islami Lewat Investasi Syariah


Hal inilah yang kemudian pernah diangkat oleh Oprah Winfrey dalam tayangan shownya. Beberapa tips yang akhirnya muncul di acara tersebut adalah sebagai berikut. 


1. Hidup sesuai dengan kebutuhan

Di dalam acara tersebut ada pasangan Sue dan Bret yang berhasil dinobatkan sebagai keluarga yang paling cermat dalam mengatur keuangan. 

Bagaimana tidak, untuk pulsa ponsel satu bulan saja mereka cukup mengeluarkan uang $5. Nilai sebanyak itu hanya mereka pakai untuk keperluan jika anak mereka sakit saja. Selebihnya, mereka cukup menggunakan telepon rumah untuk keperluan komunikasi sehari-hari.

Dalam pikiran saya, cara tersebut memang memungkinkan untuk dilakukan di AS. Di sana, masyarakatnya tidak ketergantungan dan tergila-gila dengan ponsel, sih! Selain itu jika urusannya terkait kebutuhan dengan internet, nah kalau di sana WiFi untuk umum ada di mana-mana. Sudah begitu lancar banget lagi kecepatannya.

Di Indonesia, orang rumahan sampai anak-anak saja harus pegang ponsel. WiFi untuk area publik hanya ada di tempat-tempat tertentu. Sudah begitu kecepatannya pun sering bikin gemes. 

Jadi bisa dibilang cara menggunakan uang pulsa ala Sue-Bret ini tidak bisa kita gunakan sepertinya ya jika di Indonesia.

Satu hal lain yang mungkin bagi kebanyakan dari kita dinilai unik adalah, pasangan Sue-Bret ini tidak gengsi untuk menumpang tetangganya saat berangkat ke kantor. Apa yang mereka lakukan tersebut tentunya cukup membuat pos pengeluaran uang mereka di urusan transportasi menjadi berkurang. 

Hm… beda banget kan dengan pola kebanyakan masyarakat kita yang setiap rumah saja untuk satu orang menggunakan mobil sendiri-sendiri. Kelasnya sultan, mobil suami sendiri, istri sendiri, untuk antar jemput anak juga beda sendiri. 

Sedangkan untuk kebutuhan makan, bagi keluarga Sue-Bret ini satu kali makannya dengan ukuran mereka berdua ditambah kedua anaknya hanya menghabiskan biaya $4! 

Hidup sesuai kebutuhan salah satunya dengan .akan secukupnya

Yang terpenting bagi Sue, sebagai ibu rumah tangga, ia harus tetap bisa mengemas masakan untuk keluarganya dengan cara yang sehat dan nikmat.

Mungkin terdengar ‘irit’ gaya hidup mereka ini. Namun pasangan ini berujar, yang terpenting bagi mereka adalah keluarga, makanan, dan tempat berteduh. Itu saja cukup! 


Baca juga: Tips Berbelanja dengan Cara Pintar


Bagaimana dengan kebanyakan masyarakat kita? Makan enak dan bergizi itu sering identik dengan ada nilai lebih berarti harga. Misalnya makan ikannya pakai salmon yang dibilang bergizi. Padahal, lele yang ikan lokal Indonesia itu nilai gizinya juga sama tingginya lho.

Itu masih urusan makanan utama. Belum lagi tidak kuatnya kita (terutama saya nih) dengan yang namanya tawaran wiskul di mana-mana. Ampun deh, bikin jebol keuangan!


2. Kebutuhan vs Keinginan

Dalam reality show Oprah tersebut, Sue dan Bret juga diberi kesempatan untuk unjuk kemampuan menjadi konsultan keuangan bagi keluarga pasangan Mark dan Vicky. 

Jadi awalnya Vicky memang ibu pekerja. Keluarga ini pun hidup berkecukupan dan sering memuaskan diri untuk rutin menonton bioskop hingga berpelesir ke luar negeri.

Namun ketika Vicky di-PHK, keluarga ini harus menata ulang anggaran keluarganya. 

Salah satu cara Menyiasati Keuangan Keluarga Agar tidak Mengalami Krisis Keuangan adalah dengan memilih mana kebutuhan dan yang mana keinginan

Sue-Bret kemudian memberikan beberapa tips untuk pasangan Mark-Vicky. Misalnya dengan membuat buku jurnal yang setiap hari harus diisi. Dalam dua halaman kiri dan kanan, Mark-Vicky diminta untuk menulis mana yang berupa ‘keinginan’ di halaman sebelah kiri dan mana yang merupakan ‘kebutuhan’ di halaman sebelah kanan.

Kartu kredit yang jumlahnya beberapa itupun mereka gunting dan disingkirkan. Sue-Bret menyarankan untuk lebih baik menggunakan kartu debit saja dibandingkan kartu kredit. 

Dengan kartu debit, pasangan Mark-Vicky ini diharapkan bisa lebih mudah mengontrol pengeluaran mereka ketika sedang berbelanja.


Baca juga: Cara Aman Bertransaksi Non Tunai


Gaya hidup tiap minggu yang rutin menonton film di bioskop diganti dengan menyewa VCD untuk keluarga saja. 

Catatan, acara yang sedang saya saya bicarakan ini memang tayang saat di mana waktu itu orang masih musim pakai VCD ya. Kalau sekarang, sudah banyak saluran tv internet yang menggoda dengan series-seriesnya.


3. Bertukar Perabot atau Rumah

Satu lagi cara unik yang mungkin akan enggan dilakukan bagi kebanyakan orang apalagi pada masyarakat Indonesia yang terbilang sangat menyayangkan harta yang sudah dimilikinya. Di AS, saat ini mulai menggejala kebiasaan untuk saling bertukar, alias barter.

Barter adalah pola kegiatan alat jual beli yang dilakukan oleh orang tempo dulu. Namun di zaman moderen sekarang, masyarakat AS pun ternyata melirik lagi cara ini untuk digunakan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Maksud barternya adalah seperti ini… Jika misalnya kita sedang bosan dengan penampilan rumah, ya sudah, kita barter saja dengan tetangga. 

Barter rumah agar kondisi keuangan keluarga aman

Itulah yang kemudian dilakukan oleh dua orang wanita yang bersahabat dekat di tampilan Oprah Show waktu itu. Mereka berdua bertukar sofa ruang tamu dan ternyata kemudian saling menyukai hasil pertukaran tersebut.

“Awalnya kami berdua memang sudah bosan dengan tampilan rumah kami. Ingin merombaknya, tapi tidak punya dana. Kami berdua pun lalu saling bertukar sofa dan jadi tidak perlu mengeluarkan dana untuk merombak penampilan rumah,” ujar kedua wanita tersebut.


Baca juga: Tips Saat Ingin Berinvestasi dalam Bentuk Rumah


Barter rumah bahkan sampai dilakukan juga oleh warga AS. Konon, ini karena di sana ternyata tidak mudah menjual rumah begitu saja. Bisa sampai dua tahun lamanya, sebuah rumah mungkin baru bisa terjual.

Cara barternya adalah dengan memanfaatkan jasa penjualan rumah di internet yang memungkinkan orang menawarkan rumah dengan cara barter. Orang yang barter lalu bisa mendapatkan rumah baru, dan rumah yang lama bisa terjual dengan harga yang sesuai dengan keinginan.


4. Cabut Alat Listrik, tidak Hanya Sekedar Mematikan

Percaya tidak jika ternyata ketika kita mematikan alat elektronik tapi tidak mencabut kabelnya dari stop kontak, tetap ada aliran listrik yang masih mengalir ke alat tersebut!

Nah, di dalam acara Oprah kemarin, langkah mencabut stop kontak juga jadi satu dari sekian jurus untuk menghemat dana pos pengeluaran. Ini memang akan sangat terasa terutama pada rumah yang begitu banyak memiliki alat elektronik dan membiarkannya begitu saja terus terpasang stop kontaknya.

Mencabut kabel perangkat listrik dari stop kontak dapat membantu menekan pengeluaran biaya listrik

Jujur, saya pun percaya akan hal ini dan baru menyadarinya setelah menonton acara ini. Di rumah saya, jatah daya yang ada untuk rumah memang tidaklah besar. Jika saya memasang setrika, maka perabot elektronik seperti kulkas, pompa air, atau bahkan televisi harus mati semua listriknya.

Pernah saat menyeterika, tiba-tiba saya terkejut ketika daya listrik di rumah lalu padam. Padahal saat itu, tidak ada alat eletronik lain kecuali kulkas yang sedang menyala.

Selidik punya selidik, ternyata masih ada dua kabel kipas angin yang dalam kondisi mati tapi terpasang stop kontaknya. Demikian pula dengan kabel televisi.


5. Koleksi Kupon Diskon

Ada salah satu jurus irit yang dicontohkan oleh seorang ibu rumah tangga dalam acara tersebut. Si ibu ini bahkan menjuluki dirinya sendiri dengan Si Ratu Kupon Diskon karena hobinya yang memang mengguntingi kupon-kupon diskon yang ada di media massa atau mengambilnya dari internet.

Kupon diskon dengan masa berlaku yang berbeda-beda itu memang dilakukan oleh penjual pasar moderen untuk menarik minat pembeli. Namun bagi prinsip si Ratu Kupon Diskon ini, cara tersebut juga bisa ia tarik keuntungannya untuk kebutuhan belanja keluarganya.

Manfaatkan kupon diskon untuk mengurangi pengeluaran belanja keluarga

Di AS, penawaran diskon dalam bentuk kupon memang cukup menggiurkan. Mulai dari wortel sampai sampo, ada semuanya semaunya! Dan keuntungan yang bisa didapat oleh si ibu ini sampai bisa membuatnya bahkan gratis, tidak perlu membayar beberapa item yang dibelinya!

Kalau di Indonesia sendiri, memang kupon ini masih belum seberapa artinya. Tapi jika kita akrab dengan Indomart atau Alfamart, kita bisa memanfaatkan beberapa kupon potongan harga yang kadang terlampir dalam lembaran promosi setiap bulannya dan mereka bagi-bagikan ke lingkungan tempat tinggal atau di tempat yang bersangkutan.

Kita juga bisa memanfaatkan kartu keanggotaan belanja yang kadang memberikan fasilitas harga spesial di momen-momen tertentu, atau memanfaatkan hari-hari promo untuk produk-produk tertentu.


Bagaimana cerita-cerita tadi? Mana nih menurut teman-teman yang membaca artikel ini yang memang sudah melakukannya? Bisa dibilang beberapa cara menyiasati keuangan keluarga tadi memang terkesan begitu unik ya…

Related Posts

Post a Comment

Popular