Si Bungsu yang Akhirnya jadi Kakak

Post a Comment
Bukan hal yang mudah bagi anak tunggal atau bungsu yang setelah sekian tahun di posisi tersebut, lalu harus menjadi kakak. Ini dia tips mengatasinya.

Mungkin ada yang punya cerita seperti ini, ada yang anaknya selama ini jadi anak tunggal atau anak bungsu, eh tiba-tiba ia harus menyadari kalau statusnya sebentar lagi berubah tak lagi seperti itu. 

Nyatanya, ini bukan hal yang mudah lho bagi anak seperti ini untuk menerima hal tersebut. Apalagi untuk anak yang selama ini seperti tidak memiliki ‘saingan’ untuk berbagi apapun, baik barang ataupun perhatian dari orangtua.

Sebagai orangtua, ada yang perlu dipersiapkan bagi putra atau putrinya yang sebentar lagi berubah status menjadi kakak. Karena bisa jadi, ada anak yang awalnya bahkan shock berat. Meskipun, akhirnya rasa terkejutnya itu agak sedikit terobati karena yang lahir kok berbeda dengannya. Maksudnya, jika si kakak cewek, adiknya yang lahir cowok. Atau sebaliknya. 

Respon terkejut itu sendiri awalnya bisa berbentuk sikap protes. Bahkan, sikap ini muncul sejak si adik masih berada dalam kandungan. 

Untuk mengantisipasi agar sikap cemburu si kakak tidak berkepanjangan di kemudian hari, maka orang tua bisa menyiasatinya dengan mengajak calon kakak berkomunikasi saat sebelum tidur. 


Baca juga: Karena Besarnya Manfaat Pelukan Ibu dan Anak Itu Begitu Kami Rasakan


Di saat itu, orang tua bisa memberikan pengertian. Bentuknya bisa seperti pillow talk sebelum tidur.

Isi percakapannya bisa berupa penjelasan apa yang nantinya akan dialami calon kakak yang akan tidak lagi bisa sama seperti saat sebelumnya. Termasuk, sikap apa yang diharapkan harus dilakukan si kakak kelak. Intinya, orang tua perlu membesarkan atau menghibur hati anaknya yang sebentar lagi akan memiliki adik.

Misalnya, jika sebelumnya si kakak selalu tidur ditemani mamanya, nanti tidak bisa lagi seperti itu. Demikian juga dengan kebiasaan-kebiasaan lain yang biasanya hanya si kakak lah yang menerimanya.


Baca juga: Membiasakan Anak Tidur Sendiri


Sikap protes tentu bisa jadi akan ada pada anak yang akan jadi calon kakak. Di saat itu, orang tua bisa mengajak anak mengkhayal asyiknya aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan si kakak dengan orang tuanya saat mengurus adiknya kelak. 

Misalnya, bagaimana nanti asyiknya si kakak membantu menyuapi atau memandikan adik, atau bagaimana asyiknya bisa bermain bersama adik bayi. 


Harus Tetap Adil

Saat si adik bayi akhirnya lahir, terkadang, si kecil ini kerap menuntut mendapatkan perlakuan lebih dari orangtua ataupun kakak-kakaknya. Misalnya ketika sang mama memiliki kue, si adik meminta mendapatkan jatah yang paling banyak jika dibandingkan ketiga kakak-kakaknya.

Di saat seperti itu, bukan berarti segala sesuatunya akan diberikan lebih oleh orang tua kepada si bungsu dan tidak kepada kakak-kakaknya. Walau bagaimanapun, orang tua harus tetap bersikap adil.


Baca juga: Mengatasi Kakak-Adik yang Suka Bertengkar


Nantinya lambat laun, sikap si kakak pun akan bisa menerima kehadiran adiknya. Jadi memang seiring waktu, seorang kakak akan menyayangi adiknya dan tak lagi menganggap adik sebagai saingan.


Tips Berkomunikasi dengan Calon Kakak 

- Ajak anak untuk berkomunikasi dengan calon adiknya sejak usia kandungan sekitar empat bulan. Misalnya dengan mengajaknya mengobrol dengan adiknya yang ada dalam kandungan, atau mengajak anak untuk mengelus-elus kandungan

- Si calon kakak bisa juga diajak turut serta untuk melihat adik bayinya saat mamanya di-USG

- Tetap luangkan perhatian untuknya meski si bungsu telah ada seperti mengajaknya bercerita tentang pengalamannya selama seharian

- Usahakan jangan sesekali membentak ketika ia meminta perhatian sebagai wujud protes. Ini justru akan makin membuatnya merasa tersingkir

- Ajak dia berbagi tugas seperti ketika memandikan si kecil atau menyuapinya. Jika tugasyna berhasil dilakukan dengan baik, beri reward dalam bentuk pujian atau hadiah 

Related Posts

Post a Comment

Popular