Penyebab Anak Susah Makan Berdasarkan Pengalaman yang Pernah Ada

Post a Comment

Yang namanya anak susah makan bisa jadi hal yang horor banget untuk seorang ibu. Apalagi jika anaknya masih berusia batita. 

Horornya bisa berupa pemandangan tidak enak di grafik berat badan yang ada di buku KMS. Yang rajin ke bawa anak ke Posyandu tapi anaknya susah makan, pastinya suka dag dig dug saat lihat grafik berat badan anak setelah ditimbang. 

Horor yang ke dua adalah saat menyadari jika berat badan anak yang stuck atau kurang ini bisa berefek pada kasus stunting. Pasalnya jika anak sampai gagal tumbuh kembang, maka ini bisa berimbas pada kesehatan, pertumbuhan otak anak, sampai masa depannya.

Nah, saya sendiri ndilalah punya dua anak yang selalu masalahnya di urusan susah makan. Ada yang kasusnya ringan, sampai lumayan berat. 


Beberapa Penyebab Anak Susah Makan

Kalau berdasarkan kedua anak saya, ada beberapa penyebab yang membuat mereka jadi susah makan. Beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut.

1. Sembelit

Kebetulan kedua anak saya seringnya menurun dari saya yang sering tidak lancar pencernaannya. Kalau usia anaknya masih batita, biasanya nih ya, jika sampai dua hari mereka tidak BAB, efeknya selalu ada dua: sulit tidur dan sulit makan.

Karena itu jika sampai masalah ini terjadi, biasanya saya rajin memberi mereka buah-buahan dan sayur untuk dikonsumsi. Buah yang paling manjur biasanya ya pepaya.

Itu pun sekali lagi karena mereka menurun dari saya yang kemampuan ususnya tidak seberapa cepat dalam mencerna, makannya sekarang, BABnya baru beberapa hari kemudian keluar, pemberian buah atau sayur tersebut terkadang kurang seberapa ada efeknya.

Jalan ninjanya biasanya saya beri mereka konsumsi probiotik. Kalau di apotek, kita bisa membeli beberapa jenis probiotik dengan berbagai merek. Kalau andalan saya biasanya Lacto-B atau L-Bio. 

Keduanya berbentuk sachet. Kita bisa melarutkannya dengan sedikit air lalu memberi ke anak. Rasanya, kalau kata anak saya sih, mirip susu, tapi ada rasa asamnya. Mungkin seperti Yakult kali ya!

Probiotik ini bagus banget lho jadi jalan ninja kalau anak sedang sembelit atau malah diare. Intinya, kerja probiotik ini untuk membuat sehat atau normal organ pencernaan.

2. Kurang gerak dan stimulus sensori kaki

Faktanya, anak yang kurang gerak, dan kakinya jarang pakai alas kaki atau jarang nyeker, itu bisa ngefek juga lho ke nafsu makannya.

Ini terbukti dari anak saya Emir kalau saya bandingkan dengan anak tetangga yang bernama Athala. Usia keduanya terpaut lima bulan. Nah, Athala ini rajin banget diajak jalan kaki sama mbahnya ke mana-mana. Dia juga kadang suka nyeker kalau main ke rumah tetangga.

Sementara Emir anak saya sebaliknya. Geraknya Emir kebanyakan ya lari-lari di dalam rumah. Sedangkan boro-boro yang namanya mau nyeker, tahu lantai terasa ada sedikit kotoran saja dia sudah jinjit-jinjit dan minta gendong. 

Jadi kalau diadu urusan selera makan, wah, jelas menang Athala deh!

3. Jarang kena panas matahari

Selain sering diajak jalan kaki, Athala ini juga sering kena sinar matahari. Dan yang namanya kena sinar matahari ini memang bagus banget untuk daya tahan tubuh. Anak pun juga jadi bagus nafsu makannya.

4. Batuk pilek

Sebagai orang tua, kita mungkin sedih kalau anak sedang terkena batuk pilek. Selain rewel, pasalnya anak pun jadi terganggu nafsu makannya. 

5. Kurang zat besi

Kalau penyebab yang satu ini bisa dibilang agak susah juga ketahuannya. Karena kalau untuk mengetahui pasti tidaknya anak kurang zat besi sebetulnya harus melewati proses uji laboratorium.

Kalau saya sendiri seringnya pakai cara menduga-duga dari ciri-ciri yang terlihat. Ini hasil edukasi yang saya dapatkan dari beberapa konten TikTok. Selain itu, Emir ini juga nggak pernah mengkonsumsi suplemen zat besi tambahan.

Misalnya, anak susah banget makan. Badannya nggak seberapa lincah. Atau kalau pun doyan makan, tapi kok nggak kunjung gemuk. Bahkan pada Emir, susu yang konon bagus untuk memperbaiki nutrisi anak pun nggak mempan meski sudah dia konsumsi berbulan-bulan!

Pasalnya jika anak kurang zat besi, kemampuan penyerapan makanan dalam tubuh pun jadi terganggu. Efeknya, berat badan anak jadi bisa tetap, susah naik, atau stuck berbulan-bulan lamanya.

Kalau kasusnya di Emir, akhirnya bisa membaik setelah saya rajin memberinya bubuk kelor dalam campuran makanannya. Daun kelor sendiri memang terkenal kaya kandungan gizinya, mulai dari Vitamin C, Kalsium, zat besi, antioksidan, dan kandungan gizi lainnya.

6. TB

Kalau yang ini kasus fatal yang dialami oleh anak saya Ais. Pas umurnya sekitar delapan bulan, saya amati anak ini tidak doyan makan. Badannya sampai kurus, lemas, bahkan sampai dia baru bisa jalan saat usia dua tahun lebih.

Ketahuannya kalai Ais sakit TB justru saat di usianya dua tahun. Dan setelah minum OAT atau obat TB selama enam bulan, berangsur-angsur barulah kondisinya membaik. Anaknya jadi doyan makan dan akhirnya bisa berjalan.

7. Selera makan dan DNA

Kalau penyebab yang satu ini bisa dibilang kayak seperti takdir. Ada anak yang memang orang tuanya saja dulu memang susah makan. Picky eater. Maunya makan tertentu saja. Dan itu lalu menurun pada anaknya.

8. Anak kenyang sebelum makan

Kalau sudah waktunya makan, atau bahkan mendekati waktu mau makan, biasanya saya stop segala macam makan atau minum yang mengenyangkan. Misalnya susu, snack atau roti. 

Karena kalau anak sudah kenyang duluan, ya gimana mereka mau makan. Jadi lebih baik kalau anak minta ini itu sebelum makan, biasanya saya langsung tawari makan dulu baru boleh mengkonsumsi yang mereka mau. 


Kira-kira seperti itulah penyebab anak jadi susah makan kalau versi anak-anak saya. Kalau versi buibu pakbapak yang lain, gimana nih? Tulis di kolom komentar ya…



Related Posts

Post a Comment

Popular