Apakah Anakku ADHD?

1 comment
Cerita pengalaman punya anak yang ciri-cirinya ADHD

Pertanyaan “Apakah anakku ADHD?” ini awalnya terbersit saat saya menjumpai sebuah konten di TikTok tentang ciri-ciri anak ADHD. Setelah melihat video tersebut saya pun curiga dan mulai menganalisa, apakah anak sulung saya, Kayyisah, juga memiliki kadar ADHD.

Sebetulnya Kayyisah ini sudah pernah melewati dua kali tes sidik jari. Yang pertama saat dia TK, dan yang ke dua, tes sidik jari secara online.

Dua-duanya menunjukkan kalau Kayyisah ini memiliki otak yang hampir seimbang kanan kirinya. Namun, dia sedikit cenderung lebih ke otak kanan.

Sementara itu, saya dan suami adalah tipe otak kiri. Sering kami bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan Kayyisah terutama jika itu urusannya akademik.

Hal ini pun sempat dibahas dalam sesi konseling ketika Kayyisah melakukan tes sidik jarinya yang ke dua. Lewat online, psikolognya waktu itu mengatakan bahwa memang seperti itulah karakter Kayyisah yang otak kanan. 

Kebiasaan yang dilakukan Kayyisah tidak runut dan sistematis. Ia lebih suka menyimpan informasi yang memang dia suka. Selain itu, bakal dia lupakan! Untuk memotivasinya, saya disarankan untuk menggunakan poin harian yang bisa menunjukkan apakah dia hari ini lebih baik dari kemarin. Jadi ada hal yang memicunya untuk bersaing.

Namun semua fakta tentang Kayyisah dan otak kanannya ini sulit saya terima ketika ia sering kali lupa. Hal yang sering dia lakukan adalah, dia tidak ingat apa yang terjadi di beberapa jam sebelumnya terjadi. Padahal itu hal yang sangat penting. 

Misalnya, ia pernah uangnya tertinggal di loker meja sekolah. Guru wali kelasnya menemukan uang tersebut dan memberikan ke Kayyisah keesokan paginya. Dan fakta itu, tidak bisa dia ingat.

Belum lagi jika dinasihati, dia kerap berlaku impulsif. Dia bisa jadi ingat, tapi ada dorongan lain yang langsung membuat ia mengabaikan ingatannya.

Beberapa kali saya menasihati ia untuk tidak menyobek bagian tengah bukunya. Tapi ketika sampai di sekolah, ia kembali melakukannya. Katanya dia ingat, tapi dia tetap melakukannya.

Dan masih banyak hal lain yang saya temukan dari Kayyisah namun sulit saya pahami. Saya baru tersadar saat melihat sebuah konten di TikTok tentang ADHD di usia dewasa. 


Apa dan Bagaimana ADHD

Menurut beberapa sumber, ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah bentuk dari gangguan neurodevelopmental. Gangguan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus memusatkan perhatian atau konsentrasi, mengendalikan impuls atau sering bergerak secara impulsif tanpa berpikir konsekuensi, dan hiperaktif bahkan sulit ditenangkan. Hingga akhirnya, ADHD dapat memengaruhi kemampuan belajar, sosial, dan emosional mereka. 

ADHD sendiri biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat berlangsung hingga dewasa. Salah satu yang memungkinkan jadi penyebab Kayyisah ADHD adalah kelahirannya yang hampir prematur. Dan konon, kasus ADHD terjadi karena penyebab ini.

Anak dengan ADHD seringkali sulit mempertahankan perhatian pada satu tugas, cenderung bergerak terlalu banyak, dan mudah teralihkan. Semua itu ada pada Kayyisah.


Ciri-ciri Anak ADHD

Sebetulnya anak dengan ADHD memiliki ciri-ciri yang unik dan dapat bervariasi antara satu anak dengan anak lainnya. Namun demikian, ada beberapa ciri umum dari anak ADHD.

- Impulsif

Anak ADHD cenderung bergerak dan berbicara secara impulsif, tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Dan bagi mereka, sulit untuk mengendalikan diri.

Ini mirip dengan kasus Kayyisah yang kalau dinasihati untuk tidak menyobek buku tengahnya untuk mainan, tapi masih juga dia lakukan. Sering kali saya mencecar dia dengan pertanyaan mengapa ia melakukan itu dan apa dia tidak ingat nasihat saya. 

Sampai pernah, saya memberikannya konsekuensi untuk menyalin ulang buku tulisnya. Namun tetap jika ditanya, ia akan menjawab ingat untuk dilarang tapi tdak bisa membuat ia berhenti melakukannya.

- Kesulitan memusatkan perhatian dan mudah teralihkan

Anak ADHD seringkali sulit mempertahankan perhatian pada satu tugas dan lebih mudah teralihkan oleh stimulus lainnya. Mereka mudah teralihkan oleh stimulus eksternal, seperti suara atau gerakan.

Dan ini sangat membuat Kayyisah kesulitan di saat belajar. Jika sedang belajar, ia harus ada di tempat yang tanpa distraksi. Ada suara TV, adiknya lewat dan mengajak saja ngobrol, dia langsung buyar konsentrasi belajanya.

- Sering pelupa

Anak ADHD sering kesulitan untuk mengingat dan mengikuti instruksi. Mau itu penting apalagi tidak penting, kerap akan dilupakan. 

Hal lucu yang pernah terjadi, suatu ketika Kayyisah sedang menulis. Kami sama-sama duduk di lantai. Dia fokus mengerjakan PR, saya fokus mengerjakan kerjaan di hp.

Dan suatu ketika, dia mencari pensilnya. Saya pun sampai ikut bingung menemukan pensil tersebut. Karena tidak kunjung ketemu, saya lalu berdiri. Eh, ternyata pensil yag dicari ada di ikat rambutnya dan itu baru terlihat saat saya berdiri!

- Tingkat aktivitas yang tinggi

Anak ADHD seringkali memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi daripada anak-anak seumurannya. Bisa dibilang, hiperaktif dan punya energi super.

Kalau main, wah, Kayyisah itu bakal tidak bisa mengantuk. Meski matanya sampai sudah merah, dia tetap semangat bermain dan tidak menguap sama sekali. Kalau orang ada lelahnya, dia seperti punya baterai yang selalu on.

- Kesulitan dalam mengatur emosi

Anak ADHD dapat dengan mudah merasa frustrasi dan sulit mengendalikan emosi mereka. Contoh akibatnya, mereka sulit untuk menunggu giliran dalam situasi sosial dan seringkali terlihat tidak sabar.

Pernah ada yang tahu iklan anak usia TK yag disuruh duduk manis menghadap susu kotak dan mereka tidak boleh menyentuhnya sebelum diizinkan? Nah, hal itu bakal tidak bisa terjadi pada anak saya Kayyisah. Karena keimpulsifannya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak segera meminum susu kotak tersebut.

- Kesulitan dalam memproses informasi

Anak ADHD seringkali membutuhkan lebih banyak waktu untuk memproses informasi dan dapat kesulitan dalam memahami tugas yang kompleks. Mereka sulit dalam memperhatikan detail dan fokus pada tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Untuk itulah anak ADHD sulit memulai dan menyelesaikan berbagai tugas.

Dan inilah yang cukup mengganggu Kayyisah dalam urusan akademik. Dia perlu jeda waktu yang cukup lumayan untuk bisa memahami. Namun jika proses informasi itu sudah bisa ia kuasai, barulah kemampuan ekstranya untuk bergerak cepat langsung jalan.


Cara Mengasuh Anak ADHD

Mengasuh anak ADHD memerlukan strategi yang berbeda dengan anak-anak biasa. Untuk mengasuh mereka, kita bisa memberikan tugas yang menantang, dengan beberapa tips berikut untuk membantu mereka tetap fokus dan produktif:

Beberapa cara yang dapat membantu mengasuh anak ADHD antara lain:

- Menyediakan lingkungan yang terstruktur dan terorganisir

Anak ADHD memerlukan lingkungan yang terstruktur dan terorganisir untuk membantu mereka memusatkan perhatian. Orang tua juga perlu mengurangi gangguan lingkungan sekitar, seperti televisi atau suara bising.

Jadi kalau sedang mengajari Kayyisah, saya harus menempatkannya di tempat yang memang jauh dari distraksi. Karena sedikit saja ada hal yang mengusiknya, ia akan kesulitan untuk fokus dalam belajar.

- Memberikan batasan dan konsekuensi yang jelas

Anak ADHD memerlukan batasan dan konsekuensi yang jelas untuk membantu mereka mengendalikan impuls. Meskipun berdasarkan pengalaman, mau konsekuensi itu berupa ini itu, tetap saja, dorongan impuls itu sulit ditahan oleh anak ADHD.

- Berikan instruksi yang jelas dan singkat

Anak ADHD perlu diberikan instruksi yang jelas dan singkat, serta memberikan dukungan visual seperti gambar atau poster. 

Ini sendiri cukup sesuai dengan Kayyisah yang punya karakter otak kanan. Dia akan kesulitan mengolah informasi yang abstrak. Tapi kalau wujudnya ada, bisa dilihat, dan jelas, itu akan lebih memudahkan dia dalam memahami instruksi atau apapun.

- Menyediakan waktu istirahat yang cukup

Anak ADHD seringkali sulit mau untuk istirahat. Mereka sulit untuk merasa mudah lelah.

Karena itu sebagai orang tua, perlu memberikan waktu istirahat yang cukup pada anak ADHD untuk memulihkan energi mereka.

- Membuat rencana yang terstruktur dan terorganisir

Anak ADHD memerlukan rencana yang jelas dan terorganisir untuk membantu mereka memproses informasi dan memahami tugas yang kompleks. Mereka juga membutuhkan rutinitas harian yang konsisten dan jelas, termasuk jadwal makan dan waktu tidur. 

- Melibatkan anak dalam aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat membantu anak ADHD mengatasi tingkat aktivitas yang tinggi dan meredakan stres. Mereka pun perlu diberikan latihan fisik secara teratur untuk membantu mengurangi hiperaktivitas.

- Memberikan pujian dan penghargaan 

Cara ini lumayan bisa digunakan untuk mengatasi kadar impulsif anak ADHD. Alih-alih memberikan mereka konsekuensi apalagi hukuman, lebih baik berikan saja pujian atau hadiah saat mereka berhasil menyelesaikan tugas atau menunjukkan perilaku yang baik.

- Berbicara dengan pihak yang bisa mengerti dan membantu

Jika diperlukan, orang tua bisa mencari dukungan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam mengatasi ADHD. Bisa juga berbicara dengan guru dan tenaga medis yang berpengalaman dengan ADHD untuk mendapatkan dukungan dan saran.


Dalam mengasuh anak ADHD, memang yang terpenting itu tetap tenang dan sabar. Dan itu cukup lumayan menantang untuk saya yang sering kesabarannya setipis tisu! 

Tapi satu hal yang terus saya ingat. Anak ADHD itu sebetulnya tidak punya niat untuk menimbulkan masalah atau berbohong untuk menutupi ketidakingatannya akan sesuatu. 

Karena dasarnya ini semua disebabkan gangguan neurobiologis yang memengaruhi perilaku mereka. Dengan pengertian, dukungan, dan strategi yang tepat, diharapkan anak ADHD dapat berhasil mengatasi kesulitan dan berkembang menjadi individu yang sukses


Related Posts

1 comment

  1. Mampir ke mari saya jadi belajar mengenai ciri-ciri yang bisa menunjukkan apakah si kecil alami ADHD atau nggak. Pada akhirnya, menjadi orangtua memang akan selalu ada tantangannya ya Mba. Bismillah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular