Cerita di Balik Pengalaman Kayyisah Pertama Kali Ikut Gerak Jalan

Post a Comment

 

Pengalaman pertama biasanya sulit untuk dilupakan. Hal itulah yang rasanya bakal dialami sulung saya, Kayyisah yang tahun ini pertama kali ikut gerak jalan.

Jadi di bulan Juni 2023 lalu, kami sekeluarga pindah rumah. Kayyisah pun juga pindah ke sekolah yang lebih dekat dengan rumah. 

Di sekolah baru ini, muridnya tidak banyak. Sehingga saat sekolah membentuk tim gerak jalan, Kayyisah dan beberapa temannya di kelas 3 diikutkan dan masuk tim gerak jalan bersama dengan murid lain yang ada di kelas 4, 5, dan 6.

Awalnya saya pikir ini bakal jadi pengalaman mengasyikkan untuk Kayyisah karena pertama kali mengenal baris berbaris. Nyatanya banyak cerita seru yang tak saya duga dialami oleh sulung saya ini.


Kenangan tak Terlupakan Saat Kayyisah Ikut Gerak Jalan Pertama Kalinya

Bagi saya, gerak jalan adalah pengalaman tak terlupakan saat masa sekolah dulu. Mulai dari SD sampai SMA, hampir setiap tahun saya selalu masuk tim gerak jalan karena postur tinggi yang saya miliki.

Jadi ketika Kayyisah pada akhirnya kok mendapat pengalaman gerak jalan, saya pun jadi sering berbagi cerita pengalaman dengannya.

Awalnya saya pikir, cerita kami bakal tak jauh beda. Tapi nyatanya, beda zaman, beda juga ya ceritanya.

Kalau dihitung-hitung, inilah beberapa pengalaman yang dialami Kayyisah saat gerak jalan yang menurut saya cukup unik.

1. Latihan gerak jalan di jalan yang cukup dekat

Pernah saya tanya ke si sulung, ke mana saja ia dan teman-temannya belajar baris berbaris saat gerak jalan. Ternyata, rutenya tidaklah jauh.

Jadi saat lomba berlangsung, sempat saya berpikir, kuat nggak ya mereka ini sampai finish?

Eh ternyata, kok ya kuat juga ya. Padahal menurut saya latihannya tidak seberapa mengasah fisik.

Akhirnya saya berpikir, mungkin karena para guru yang melatih mereka untuk berpikir kalau ini bukanlah lomba gerak jalan dengan rute yang cukup jauh. Melainkan kegiatan gerak jalan-jalan. Hehehe...

2. Menangis karena dimarahi kakak kelas saat salah gerakan

Anak saya Kayyisah itu sebetulnya memiliki kelemahan pada fisik kakinya. Ini dikarenakan saat kecil dulu, ia pernah mengalami TB yang menyebabkan lambat berjalan. 

Selain itu akibat proses terapi berdiri yang dipaksa, ada bagian tulang kakinya yang tidak seperti kebanyakan anak lain.

Belum lagi keberadaan kecenderungan disleksianya. Kayyisah terkadang sering bingung kanan dan kiri. Makanya saya pikir, anak ini bisa nggak ya?

Dan ternyata saat latihan, ia berujar terkadang dimarahi kakak kelas karena langkah kakinya yang salah. Sempat kasihan juga sebetulnya. Tapi kemudian saya pikir, biarin deh. Nggak apa-apa, hitung-hitung melatih mentalnya.

Dan nyatanya drama dimarahin kakak kelas toh ya nggak selamanya terjadi. Mendekati waktu lomba, Kayyisah cerita kalau ia makin bisa dalam baris berbaris.

3. Tidak hapal yel-yel sampai lomba berakhir

Kalau yang satu ini menurut saya lucu banget sih. Jadi untuk gerak jalan ini, ada yel-yel yang bisa dilakukan sebelum aba-aba maju jalan dari panitia.

Nyatanya, meski tiap hari latihan menyanyikan yel-yel, Kayyisah nggak kunjung hapal. Bahkan sampai lombanya selesai! Hahaha...

Untungnya, dia ada di barisan ke tiga dalam tim gerak jalan. Jadi saat dia tidak hapal liriknya yel-yel, masih aman lah.

4. Ikut lomba tanpa didampingi orang tua

Sebetulnya kalau menurut saya saat dulu ikut gerak jalan, ya wajar-wajar saja sih orang tua atau guru nggak melulu mengikuti anak-anaknya gerak jalan.

Tapi ternyata kemarin saat lomba, guru dan banyak orang tua murid mengikuti tim gerak jalan di sepanjang jalan! Hahaha...

Sebentar-sebentar, para orang dewasa ini meneriaki anak-anak agar tetap semangat, meluruskan barisan, menyamakan langkah. Tapi buat saya yang paling unik itu saat sebentar-sebentar anak-anak yang ikut lomba ini ditanyai apakah mereka capek atau tidak, mau minum atau tidak. Dan itu hampir di sepanjang jalan!

Tapi suami saya yang guru anak-anak ini pun menjelaskan, mungkin kekhawatiran ini terjadi pada orang tua yang anak-anaknya masih duduk di bangku kelas 2 SD.

5. Tidak lelah usai berjalan

Dalam rangka gerak jalan inipun, MI tempat anak saya sekolah dan suami saya mengajar ini pun meliburkan sekolah hingga 17 Agustus 2023. 

Jadi karena lomba gerak jalannya tanggal 15 Agustus, tanggal 16-nya sekolah diliburkan agar guru yang mengawal gerak jalan dan para murid yang kebanyakan ikut gerak jalan jadi bisa istirahat. Sedangkan tanggal 17-nya adalah tanggal merah. Mereka pun jadi libur dua hari setelah gerak jalan.

Maksudnya sih terutama biar anak-anak bisa istirahat. Tapi nyatanya yang disuruh istirahat kok ya malah nggak bisa tenang.

Beberapa temannya Kayyisah malah bersepeda keliling kampung. Kayyisah sendiri justru main lompat-lompat dan berlarian dengan adiknya si rj


Tentang Anak Masa Kini Ikut Gerak Jalan dan Harapan untuk Indonesia di HUT yang ke 78

Menurut saya, gerak jalan yang dijadikan lomba saat Agustusan menjadi lomba yang mewakili semangat perjuangan di masa dulu saat merebut kemerdekaan.

Dalam sejarah, para tentara atau relawan perang Indonesia berjalan kaki cukup jauh saat berperang di masa itu.

Tak ada kata lelah, meski jalan yang ditempuh cukup jauh, meski waktu melakukannya di siang hari atau bergerilya malam hari, mereka tetap semangat.

Di HUT RI ke-78 tahun ini, besar harapan saya, makin banyak orang tua yang tak lagi cemas berlebihan saat anaknya diikutkan gerak jalan. Karena sebetulnya gerak jalan bisa mengasah mental dan kekuatan fisik anak-anak.

Dengan anak-anak yang memilih mental dan fisik yang kuat, semoga, mereka menjadi generasi penerus bangsa Indonesia yang juga kuat mentalitasnya.





Related Posts

Post a Comment

Popular