Saat Teknologi AI Mendunia, Ini Cara Blogger Agar Tetap Eksis Berkonten Ria

10 comments

“Mbak, masih ngeblog? Gimana kabarnya sekarang?” tanya seorang kawan lama saat kami bertemu di ajang reuni SMA. Teman saya itu seorang guru dan dosen TI. Cukup lama ia tahu kalau saya berprofesi sebagai blogger. 

Saya membalas dengan senyuman masam. Apalagi saat ia lanjut menanyakan DR blog. Langsung pecahlah tawa saya. 

Pasalnya, kondisi blog saya akhir-akhir ini cukup miris. PV yang dasarnya hanya kisaran seribuan, kini anjlok jadi ratusan. Domain Authority atau DA jalan maju mundur di angka belasan. Sedangkan DR dan Domain Rating blog saya tidak pernah jauh dari tiga koma sekian.

Kami pun sempat membahas fenonema makin minimnya orang mau menulis. Selain itu, banyak orang saat ini lebih menyukai konten video. Baik itu membuat, maupun mengkonsumsinya.

Pembicaraan kami juga berlanjut dengan fenomena algoritma Google. Dan dengan kompak, kami menyebut bahwa keberadaan artificial intelligence atau AI cukup turut andil dalam urusan pembaruan algoritma. 

Saya lantas mengaku, akhir-akhir ini sering menggunakan teknologi AI seperti ChatGPT untuk membantu proses kepenulisan blog. Teman saya tersebut lantas mengingatkan tentang Google yang mampu mendeteksi blog atau video mana yang menggunakan AI atau tidak. 

“Jika Google mendeteksi ada unsur AI, biasanya lumayan ngefek ke blog juga lho,” imbuhnya yang membuat saya cukup mengevaluasi bagaimana keberadaan AI berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai blogger.

Pulang dari reuni, saya akhirnya menyadari pertanyaan teman saya sebelumnya. Mungkin ia ingin tahu, dan atau heran, mengapa masih ada saja orang mau menjadi blogger hingga kini. Apalagi saat AI sudah mulai banyak digunakan di hampir semua bidang kehidupan.


Akankah Blogger Digantikan oleh AI?

Sebetulnya sudah beberapa tahun terakhir ini saya sadari, kecanggihan teknologi AI memang cukup mencengangkan. Salah satunya foto di bawah ini. Saya menggunakan reface app sebagai hiburan di tahun 2021. Aplikasi ini sendiri mampu menukar wajah dengan teknologi AI.

Sebelum 2023, tanpa sadar saya memang kerap menggunakan AI sebagai bagian dari hiburan. Mengedit foto dengan PicsArt, atau menjadikan wajah diri sendiri sebagai bintang film dengan aplikasi reface app.

Di akhir 2022, saya mulai berkenalan dengan ChatGPT. Banyak manfaat yang saya rasakan dengan keberadaan AI tersebut. Hingga saya pun heran saat muncul hasil penelitian yang justru mengatakan jika blogger termasuk salah satu dari profesi yang bakal tergantikan oleh AI.

AI atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai kecerdasan buatan merupakan salah satu bidang dalam ilmu komputer. Teknologi ini fokus pada pembuatan mesin atau program yang mampu belajar dari data dan mengambil keputusan atau tindakan yang cerdas seperti yang biasanya dilakukan manusia.

Sederhananya, AI ini seperti otak palsu yang bisa mengerjakan pekerjaan sulit dan rumit. Mirip seperti robot atau mesin. 

Salah satu teknologi AI yang paling populer saat ini adalah ChatGPT. Di ChatGPT, kita bisa menanyakan dan mendapatkan jawaban tentang berbagai hal. Mulai dari bahasa pemrograman, bahan tulisan, menyelesaikan soal matematika, dan masih banyak lagi. 

Nah beberapa waktu lalu, OpenAI sebagai pembuat ChatGPT yang menggunakan teknologi AI ini, mempublikasikan beberapa pekerjaan yang akan terancam akibat kehadiran teknologi AI. Ini adalah hasil penelitian dari para peneliti OpenAI yaitu OpenResearch dan University of Pennsylvania dengan objek tenaga kerja di Amerika Serikat.

Menurut penelitian tersebut, sebanyak 80 persen tenaga kerja di negara Paman Sam tersebut memiliki paling tidak 10 persen pekerjaan yang bisa digantikan oleh GPT atau Transformers Pre-Trained Generatif. Selain itu, ada 19% pekerja yang melaporkan setidaknya 50% pekerjaan mereka terkena imbas dari kehadiran teknologi AI.

Sebagai blogger, profesi yang saya tekuni ini bisa masuk ke dalam kategori pekerjaan media. Nah lho, dengan fakta tersebut, blogger atau beberapa profesi yang ada dalam daftar tersebut, merasa ketar-ketir nggak?

Tenang! Karena kalau menurut Wakil Presiden Urusan Regulasi dan Pemerintahan IBM Asia Pasifik Stephen Braim, AI itu sebetulnya merupakan teknologi yang bersifat melengkapi manusia. Penerapannya masih menghadapi tantangan.

Seperti yang disampaikan dalam Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF). Menurut laporan bertajuk 'Future of Jobs', setidaknya 23% pekerjaan di dunia terdisrupsi oleh adanya perkembangan AI. 

Kesimpulannya, sebanyak 83 juta pekerjaan di dunia akan hilang. Hanya 69 juta pekerjaan baru yang akan muncul. Jadi, profesi di dunia akan berkurang setidaknya sekitar 14 juta dalam waktu lima tahun ke depan.

Ada satu benang merah dari kesemua hasil peneitian dan laporan yang sudah ada terpublikasi tersebut. Faktanya, teknologi AI sebetulnya ada untuk membantu kerja manusia. Karena itu, otak buatan ini memerlukan kendali manusia.

Memang, akan ada profesi yang hilang karena digantikan oleh AI. Namun, akan ada juga profesi baru, atau profesi lama yang bergeser kegiatannya karena adanya peran AI di dalamnya.

Melihat kondisi tersebut, tentunya sebagai blogger, tidak ada yang perlu ditakutkan bukan dengan kehadiran AI!


Alasan Mengapa Blogger Perlu Melebihi Kecanggihan Teknologi AI

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat cerita dari seorang teman tentang seorang blogger yang hampir dilaporkan ke polisi oleh sebuah perusahaan besar. Penyebabnya, karena blogger ini menggunakan ChatGPT untuk tulisannya. 

Saat diteliti lebih lanjut, ternyata blogger tersebut langsung copy paste semua teks yang ada di ChatGPT ke dalam blognya. Fatalnya lagi, tulisan tersebut adalah review tentang sebuah produk.

Dari dua cerita tadi, mungkin kita akan berpikir, “Wah, kalau gitu AI ini teknologi yang nggak bener, dong!”

Saya sendiri kembali ke apa yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden Urusan Regulasi dan Pemerintahan IBM Asia Pasifik, Stephen Braim. Bahwa sebetulnya, AI itu teknologi yang saling melengkapi kegiatan manusia. Bukan malah menggantikan keberadaan manusia.

Bahkan berkat AI, hingga kini, ada beberapa kemudahan yang saya dapatkan dalam aktivitas blogging. Untuk urusan kepenulisan blog sendiri, terkadang saya menggunakan ChatGPT atau Copy.ai. 


Keduanya ini bisa diakses secara gratis dan mudah. Kita bisa membukanya di hp atau laptop. Tanpa perlu download aplikasi.

Dengan kedua AI tadi, saya bisa menyingkat waktu untuk riset dan ide keyword, pengumpulan bahan tulisan, membuat teks copywriting, yang bahkan sekaligus bisa mempertimbangkan unsur SEO. 

Namun sekali lagi, segala data yang keluar dari hasil teknologi AI ini perlu kita cermati dulu kevaliditasannya. Karena ya itu tadi, sebagai otak buatan, AI memiliki rekaman data apa saja dan dari mana saja. Ini bisa berupa fakta, bahkan opini. 

Saya lihat, AI tidak membedakan keduanya itu. Jika misalnya banyak orang beropini sama, ya itulah data yang ia simpan. Padahal bisa jadi, opini banyak orang tersebut bukanlah fakta asli, atau di kemudian hari sudah diperbarui keabsahannya.

Terkait algoritma Google, jika ingin blog kita dinilai bagus di mata Google, maka masukkan unsur pengalaman pribadi ke dalam konten tulisan kita. Dengan adanya unsur pengalaman dalam tulisan, maka Google akan melihat bahwa memang manusia yang berada di balik blog kita. 

Selain itu, mari kita balik posisi seandainya kita adalah seorang pembaca blog yang sedang mencari informasi tentang sesuatu. Tentunya, tulisan yang memang didasari dari pengalaman langsung penulis akan lebih kita percaya. Ini jika dibandingkan dengan tulisan yang hanya terbaca seperti bentuk rangkuman.

Dengan kepercayaan pembaca terhadap sebuah tulisan, maka Google pun akan menaikkan peringkat tulisan kita ke halaman-halaman awal atau bahkan halaman satu pencarian Google. 

Jadi memang, keunggulan dan ciri khas seorang blogger dalam kepenulisan adalah keberadaan pengalaman pribadi dalam sebuah pembahasan yang diikutsertakan dalam tulisan. Selain itu karena bahasa yang digunakan kebanyakan tidak baku, seperti bahasa percakapan biasa, ini membuat pembaca seolah-olah sedang bicara dengan orang sungguhan di hadapannya.

Inilah poin penting yang tentunya tidak bisa ada dalam AI, serta akan terus membuat blogger bisa tetap eksis hingga nanti.


Cara Memanfaatkan Teknologi AI untuk Urusan Blogging

Dalam urusan blogging, teknologi AI biasanya saya gunakan agar pekerjaan blogging bisa lebih cepat selesai dengan hasil maksimal. Jika dirunut, biasanya inilah kebiasaan yang saya lakukan.

Kali ini saya ambil contoh bagaimana proses saya menulis sebuah tulisan tentang TB anak yang bisa diposting ke dalam blog. Bahkan hasilnya, bisa juga kita jadikan bentuk visual untuk beberapa media sosial seperti Youtube, TikTok, atau Instagram.

- Saat hanya memiliki waktu singkat

Jika waktu yang saya punya tidak begitu panjang, saya menggunakan ChatGPT untuk mengumpulkan bahan. Tinggal masukkan perintah ke ChatGPT seperti, “Buat tulisan tentang TB Anak mulai dari ciri-ciri, penyebab, dan cara mengobatinya.” Setelah itu keluarlah hasilnya. 




Biasanya saya membuka hingga minimal tiga kali pencarian di ChatGPT. Atau paling tidak, sampai saya bisa mendapatkan data yang lebih variatif untuk bahan tulisan di blog.

Setelah itu, data-data dari ChatGPT saya copy paste ke dalam sebuah halaman pengetikan, dan saya olah. Karena ada beberapa halaman yang sudah saya buka, maka saya meringkas beberapa halaman tersebut hingga menjadi data penunjang yang bervariatif dan lengkap poinnya.

Saya tambahkan juga pengalaman pribadi saat menghadapi anak dengan penyakit TB, dengan kerangka tulisan atau poin-poin dari hasil ChatGPT. 

- Jika memiliki waktu banyak untuk membuat sebuah tulisan

Kalau waktu yang saya miliki agak lebih luang, biasanya saya menggunakan Copy.ai. Di Copy.ai, kita dimudakan dengan beberapa hal. Misalnya dari awal, kita bisa memilih Browse Prompts. 






Ada banyak pilihan kategori prompts atau perintah yang nanti bisa kita temui. Untuk blogger, kita bisa pilih Content/SEO. Bahkan di kategori ini, masih dibagi lagi. Mulai dari headline generator, blog outline, SEO content brief, blog post, SEO Keywords Ideas, dan masih banyak lagi untuk beragam kebutuhan pembuatan sebuah konten.

Nanti akan dirinci lagi, topik apa yang kita mau, serta poin kuncinya. Bedanya dengan ChatGPT, di Copy.ai nanti kita jadi lebih detail dalam pembuatan konten terutama tulisan. Tentunya yang perlu diingat, tambahkan pengalaman pribadi ke dalam tulisan serta pengeditan kalimat sehingga tulisan pun jadi lebih berkesan humanis dan bukan robot.

Sebetulnya masih ada beberapa lagi AI yang bisa digunakan dalam proses penulisan bagi blogger, copywriter, atau teks yang dapat dipakai oleh vlogger. Ada yang gratis, punya pilihan premium dengan tawaran fasilitas yang lebih bagus, berbayar dari awal, atau yang awalnya gratis dengan beberapa kali pemakaian lalu selanjutnya berbayar seperti Copy.ai. 

Tentunya ada harga, ya ada kualitas. 


Mengubah Tulisan di Blog ke dalam Bentuk Video dengan Bantuan AI

Karena sekarang eranya konten video, seorang blogger tetap bisa juga kok membuat lebih variasi konten tulisannya. Salah satunya dengan pembuatan video. Nantinya video ini bisa kita posting di media sosial, atau sekalian di blog untuk membuat konten tulisan jadi lebih lengkap.

Caranya, masih menggunakan ChatGPT atau Copy.ai. Kita bisa membuat perintah seperti ini, “Buat copywriting untuk video durasi satu menit dari tulisan (masukkan link blog kita).” 

Sayangnya teks copywriting yang muncul berkesan seperti orang yang diminta membuat rancangan video namun hanya dari melihat judul tulisan saja. Tanpa membaca detail tulisannya.

Setelah memasukkan prompt di lama AI tadi, nantinya kita akan mendapatkan rancangan video yang terdiri dari video openingnya berbentuk seperti apa, voiceover atau teks yang bisa muncul di video, hingga beberapa deskripsi video demi video serta teks lainnya. 

Namun untuk proses pembuatan video, saya menjumpai beberapa aplikasi yang memiliki kekurangan. Misalnya, beberapa produk AI untuk pembuatan video ini menampilkan bentuk video yang landscape. 

Kebanyakan teknologi AI-nya pun hanya mau bekerja jika kita membukanya lewat laptop. Sekalinya ada yang bisa digunakan di hp, eh, sinyal internet provider yang ada, nggak bisa kendor sedikit saja. Maunya sinyal yang harus was wis wus.

Beberapa AI yang bisa kita gunakan untuk membuat videoadalah Fliki, Synthesia, Supercreator.ai, elai.io, dan yang lainnya. Tapi beberapa AI tersebut lebih cocok digunakan untuk membuat video horisontal, dengan durasi lebih dari satu menit.

Saya sendiri pada akhirnya memilih menggunakan Canva atau CapCut untuk membuat video pendek. Bagi yang sudah tahu AI untuk membuat konten video vertikal dan bisa digunakan di hp, plis, komen dong di tulisan ini ya. Karena saya hanya baru menemukan Supercreator.ai yang bisa membuat video pendek vertikal, namun sayangnya tidak bisa digunakan di hp.

Dalam menggunakan Canva, kita bisa memilih menggunakan template IG Reels. Masukkan satu demi satu video dari library Canva. Lalu edit tampilan teksnya yang tinggal kita copy paste dari ChatGPT tadi. 

Namun cara ini akan sulit digunakan jika kita menggunakan Canva gratisan. Karena hasil video yang keluar dari library, hampir semuanya berupa video berbayar. 

Untuk mengatasi hal tersebut, kita bisa mencari dan mengumpulkan dulu video-video sesuai saran dari AI tadi di tempat lain. Misalnya dari Pexels, Pixabay, mixkit.co. m atau yang lainnya. Setelah itu, baru kita masukkan dalam proses editing di Canva.

Membuat video pendek menggunakan Canva ini sangat cocok untuk yang mungkin kurang suka tampil di depan kamera. Jika sebaliknya, kita bisa menggunakan CapCut. 

Dengan CapCut, asset video yang sudah kita download tadi bisa kita masukkan dalam aplikasi dengan bantuan teknologi chroma. Kita sendiri bisa tampil sambil membacakan teks hasil AI tadi dengan bantuan Prompter.

Dengan kecanggihan teknologi AI sedemikian rupa seperti yang sudah saya sampaikan tadi, rasanya semua akan kurang maksimal prosesnya tergantung satu hal. Kualitas internetnya! Dan ini sungguhan pernah saya alami, lho!


Tiada AI yang Berarti Tanpa IndiHome

Pernah suatu ketika, saya ingin membuat konten dengan bantuan ChatGPT. Saat itu saya hanya punya waktu singkat untuk membuat tulisan dan tidak punya banyak waktu untuk browsing.

Eh, ternyata sinyalnya entah ke mana-mana. ChatGPT yang sebetulnya dan biasanya cukup ringan untuk digunakan, saat itu susah sekali diakses. Padahal itu pun saya sudah menggunakan hp.

Belum lagi jika saya menggunakan laptop yang butuh lebih banyak kuota internet. Cara mengakses hotspot seluler dari hp atau menggunakan USB modem yang berisi kartu internet provider di laptop, masih sering membuat kerjaan saya lambat saat membutuhkan akses internet.

Saat cerita-cerita dengan teman yang pakai IndiHome, ternyata ceritanya beda. Urusan kerjaan ngonten yang mereka lakukan cukup lancar jaya karena memakai IndiHome.

IndiHome adalah salah satu layanan internet dan TV kabel yang disediakan oleh Telkom Indonesia. Salah satu kelebihan IndiHome yang membuat siapapun bisa mengakses internet dengat cepat adalah keberadaan jaringan serat optik.

Saya sendiri sempat membuktikan perbedaan mengerjakan kerjaan membuat konten dengan menggunakan internet di hp, atau dengan menggunakan jaringan IndiHome. Ini saya alami suatu ketika saat main ke rumah ibu mertua di mana adik ipar saya memasang IndiHome di rumah. 

Paket yang digunakan hanya untuk internet sebesar 30Mbps. Sebetulnya paket ini untuk pemakaian lima hingga tujuh perangkat sekaligus. Tapi faktanya pernah suatu ketika di waktu lebaran kemarin, ada lebih dari 7 perangkat yang mengakses.

Ternyata, sinyalnya tetap kencang, lho! Nggak ada istilah loading sesaat saja ketika saya sedang menggunakan aplikasi Canva di hp. Padahal biasanya, kadang-kadang tersendat-sendat karena sinyal internet di hp saya yang lemah.

Nah rencananya insyaAllah di bulan Juni nanti, saya akan menempati rumah baru. Target ke depannya, saya ingin memasang IndiHome di rumah, setelah sekian tahun hanya bisa nyengir ketika diusulkan pasang IndiHome. 

Maklum, sebelum-sebelumnya kondisi keluarga kecil saya adalah kontraktor. Alias orang yang masih pindah-pindah karena menyewa rumah. 

Alasan mengapa saya butuh sekali memasang IndiHome tak lain adalah karena kebutuhan internet untuk urusan kerjaan. Untungnya di desa tempat tinggal baru nantinya sudah ada jaringan IndiHome yang telah ada tuga bulan lalu. Dari pengalaman tetangga di sana yang sudah memasang, katanya pemasangan IndiHome ini gercep. 

Kalaupun ada gangguan IndiHome, kita juga bisa menghubungi call center 147. Atau kalau mau tanpa menyedot pulsa telepon, kita bisa juga menghubungi lewat akun Twitter dan Facebook, atau melalui aplikasi My IndiHome.

Di Lamongan saat saya menuliskan tulisan ini, paket paling dasar yaitu 1P hanya untuk internet, nilainya bisa sama dengan pengeluaran yang harus saya gunakan untuk membeli pulsa internet di hp.

Begitu banyak paket internet dari IndiHome yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Dan asyiknya lagi kalau menurut saya, banyak promonya! 

Kalau seperti saya yang butuh hanya internet, pilihnya Paket 1P. Untuk yang butuh hiburan internet tv, bisa pilih Paket 2P. Sedangkan yang punya kebutuhan dua hal tadi san juga telepon, bisa pilih Paket 3P.

Jadi meski sudah pakai AI yang niatannya untuk mempermudah urusan blogging, tapi kalau internet providernya masih yang biasa-biasa saja bahkan lemah kemampuannya, sungguh, kecerdasan buatan itu tidak ada artinya. 


Penutup

Jadi di saat teknologi AI makin menguasai dunia, sebagai blogger, sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Keberadaan AI bisa dimanfaatkan oleh blogger untuk menunjang kegiatannya. 

Bahkan jika ada aplikasi AI yang katanya mampu menulis sekalipun, tidak ada yang bisa mengalahkan blogger dengan tulisan pengalamannya yang tetap akan dibutuhkan dan dibaca orang. Tanpa itu, AI tidak punya data yang bisa diolah untuk menunjang kecerdasan artifisialnya.

Namun secerdas-cerdasnya AI, semua tidak ada artinya jika blogger kurang bisa mengakses internet dengan lancar. Inilah mengapa blogger sangat membutuhkan IndiHome dari Telkom Indonesia sebagai provider untuk tetap eksis dan terus berkonten ria dengan konten-konten kepenulisan.


Bahan tulisan:

- https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/642130d25bda9/chatgpt-ungkap-daftar-pekerjaan-yang-bisa-digantikan-ada-jurnalis

- https://katadata.co.id/sortatobing/indepth/64549e115a206/wakil-presiden-ibm-asia-pasifik-ai-bukan-pengganti-manusia

- https://cnbc.com/tech/20230216184745-37-414484/siap-siap-10-profesi-ini-bakal-punah-diganti-teknologi-ai/amp 

- https://indihome.co.id/paket/daftar

- https://kompas.com/read/2023/02/26/111307026/cara-lapor-gangguan-indihome-bisa-via-call-center-bebas-pulsa?page=all#page2

- https://kompas.com/read/2023/05/05/11150097/wajib-tahu-ini-4-keunggulan-jaringan-fiber-optik-untuk-internet-rumah?page=all#page2




Related Posts

10 comments

  1. Aq belum pernah pake chatGPT mbak, selama ini masih manual ketik sana ketik sini. jadi penasaran pengen coba chatGPT juga.

    ReplyDelete
  2. Kecanggihan AI memang dilematis ya, di satu sisi memudahkan pekerjaan dalam cari riset menulis, tapi di sisi lain mengancam keberadaan profesi lain yang berbau digital. Yang penting jangan salah pilih jaringan Internet, IndiHome emang udah kondang dan andalan banyak org.

    ReplyDelete
  3. Setuju, Mbak. IndiHome memang pilihan tepat. Ada temenku di Surabaya kerja jadi jurnalis ya langganan paket IndiHome buat kerja dan kebutuhan keluarganya. Lancar jaya buat nulis dan hiburan lainnya. Kalau AI akau malah belum sempat nyobain, makasih infonya.

    ReplyDelete
  4. Ngeri-ngeri sedap emang AI ini, saking populernya sampe Google pun ikut bikin. Tapi aku yakin, asal kita kreatif AI ga akan gantiin, tapi melengkapi kebutuhan. Kek IndiHome yang melengkapi aktivitas online kapan aja. Asyik emang nek punya afe atau tempat usaha pakai IndiHome aja karena koneksi stabil dan kencang.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah, aku termasuk ya ikut memanfaatkan ChatGPT. Biasanya kalau ngeblank soal topik, nah cari data umum buat pancingan tema itu enak banget. Pernah coba Ai lain, kurang sreg karena kudu bayar hehe.
    Untuk koneksi Internet, ke depan aku juga pengin pakai IndiHome, sekarang masih ngandelin tethering dari hape yg ternyata malah boros uang dan baterai. Makasih infonya, makin ngiler ma IndiHome biar kerjaan lancar dan rezeki santer.

    ReplyDelete
  6. Zaman sekarang Internet ga bisa dilepaskan dari keseharian, alhamdulillah saya pun pakai Internet buat ngeblog dan belajar bahasa daerah hehe. Kalau artificial intelligence belum sempat nyobain, tertarik sih kayaknya seru dan memudahkan malahan.

    ReplyDelete
  7. Teknologi tambah maju, makin inovatif. Kalau ga ikut adaptasi dengan pemakaian Ai, kita bisa-bisa tertinggal ya Kak. Ga bisa melawan, tapi memanfaatkan. Bersyukur ada jaringan Internet kncang dan stabil kayak IndiHome, andalan banyak orang nih terutama di rumah- dan tempat usaha sampe ke pelosok daerah.

    ReplyDelete
  8. Aku kalau butuh research cepet juga ngandelin chatgpt ini mbak. Alhamdulillah terbantu banget.

    ReplyDelete
  9. Disatu sisi teknologi AI bisa memudahkan kita tapi di satu sisi lain juga mengancam keberadaan content creator. Mangkanya harus pintar dan bisa mengimbangi pesatnya teknologi

    ReplyDelete
  10. Awalnya sempet insecure dengan keberadaan chat GPT, eh ternyata semakin kesini semakin memudahkan dan sungguh sangat membantu pekerjaanku. So, kalau ada teknologi baru jangan langsung skeptis tapi ayo cari tahu. Makasih dik Ika jadi tahu banyak hal soal chat GPT😀

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular