ASUS OLED, Laptop untuk Kesehatan dan Kewarasan Para Konten Kreator

14 comments

ASUS OLED, Laptop untuk Kesehatan dan Kewarasan Para Konten Kreator

Ada yang sudah tahu lagu yang judulnya 'Bukan Lagu Laptop Biasa' punyanya Fiersa Besari? Yang bilang lebay, yang bilang laptop saja kok sampai dibikinin lagu, cung!!!

Kalau saya sih, termasuk yang bakalan ngacung. Tapi pakai dua jari jempol. 

Ya iya lah, soalnya jarang-jarang lho ada cara komunikasi sekreatif itu untuk menjelaskan sebuah produk. Apalagi produknya sebuah laptop.

Buat yang belum tahu, jadi begini, ada lagunya Fiersa Besari yang menjelaskan tentang ASUS OLED. Kalau cerita di video klipnya, ada seorang wanita yang datang ke sebuah toko laptop dan dia kebingungan memilih laptop yang sesuai dengan kebutuhannya.

Asus oled Bukan lagu laptop biasa fiersa besari
Cuplikan adegan video klip Bukan Lagu Laptop Biasa

Wanita itu tadi lalu bertemu seorang pria yang kemudian menjelaskan tentang teknologi ASUS OLED lewat sebuah lagu. Uniknya, pria yang menerangkan lewat lagu itu malah bukan pegawai tokonya lho.

Yang penasaran, yuk deh lihat video klipnya di Youtube. Kalau Fiersa yang juga musisi ini bisa menjelaskan lewat lagu, nah saya sebagai konten kreator yang salah satunya mengambil peran sebagai blogger, menjelaskan lewat tulisan ini ya tentang kenapa ada ASUS OLED yang diciptakan sebagai laptop yang tidak biasa.

Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2018/09/semakin-produktif-dengan-ASUS-X555.html

 

Teknologi Itu Seharusnya Memudahkan Kehidupan

Ada bagian di lirik lagunya Fiersa, Bukan Lagu Laptop Biasa, yang membuat saya tersadar. Ya, sebagai seorang konten kreator, saya juga setuju bahwa produktif berkarya itu mesti diimbangi dengan hidup yang sehat dan juga bahagia.

Kita bisa produktif berkarya

Hidup sehat, juga bahagia

Teknologi membuat semua lebih mudah

Di balik lirik dalam tiga baris itu, ada beberapa kenyataan yang kerap saya alami saat menjadi konten kreator.

1. Konten kreator dituntut untuk selalu produktif

Saya pernah membaca sebuah pertanyaan dan jawaban di Quora tentang sebuah fakta tentang Youtube. Waktu itu pertanyaan yang dilontarkan salah seorang Quoran adalah kenapa ada orang yang sampai menjual akun Youtube-nya.

Ada Quoran lain yang menjawab, alasannya adalah karena seorang Youtube itu harus rajin memproduksi paling tidak satu konten setiap harinya. Jika tidak, apalagi jarang, Youtube bakal kurang memprioritaskan konten-konten selanjutnya dari akun Youtube tersebut untuk ditayangkan di timeline.

Hal senada sempat juga secara tidak langsung dilontarkan Mbak Ima Satrianto atau yang biasa dipanggil dengan Mbak Manda, yang kini sukses dengan channel Youtube kulinernya. Dalam sebuah webinar, waktu itu yang saya tangkap, katanya awal-awalnya ia pun sampai harus sering membuat konten dan segera menguploadnya di channel Youtubenya.

Tak heran dalam waktu hitungan bulan, Mbak Manda berhasil mendapat kepercayaan untuk menghasilkan dolar lewat Adsense dari akun Youtubenya tersebut. Sekali lagi, semua itu Mbak Manda dapatkan setelah perjuangan seproduktif mungkin untuk membuat kontennya.

Beda lagi dengan Youtuber yang dasarnya sudah memiliki ketenaran seperti Deddy Corbuzier. Dia sudah terkenal kualitas kontennya dan para subscribernya pasti selalu menunggu karyanya. Atau beda lagi dengan Ria Ricis yang punya tim kreatif. Orang-orang seperti mereka, yang awalnya berangkat dari label seorang artis dan sudah dikenal oleh banyak orang, tingkat produktivitasnya benar-benar mengejar kualitas dan bukan lagi kuantitas konten.

Saya sendiri punya akun Youtube yang sayangnya hingga kini masih kurang terurus. Channel Cerita Anak Ceria sebetulnya saya buat untuk diisi dengan konten-konten aktivitas anak-anak.

Channel youtube yang bagus untuk anak-anak

Sementara kalau tadi faktanya Youtube seperti itu, coba tebak saja, bagaimana nasib video-video saya di channle tersebut? Karena jarang upload, nggak konsisten, otomatis, viewer-nya sedikit. Kalau seperti itu, sampai kapan bisa dapat adsense?

Begitu halnya akun TikTok dan Instagram. Sampai saat ini masih tidak konsisten saya isi. Hasilnya juga bisa ditebak deh ya…

Makanya di 2022 nanti, saya janji mau lebih disiplin dan konsisen untuk mengisi tiga media sosial tersebut. Namanya saja konten kreator. Kalau kreasinya kurang, ya jadinya ngabodor! Itu kalau kata orang Sunda. Karena konten kreator memang mesti fokus, kalau nggak ya jadinya lucu.

2. Produktivitas itu mesti diimbangi dengan hidup yang sehat

Ada di hari-hari tertentu ketika mata saya terasa menebal. Bahkan untuk membaca Alquran setiap pagi saja, huruf-hurufnya arabnya jadi terlihat samar.

Itu masih keluhan mata. Belum lagi kedua siku tangan yang jadi terasa nyeri. Saat periksa ke dokter, keceplosan deh akhirnya saya bilang kalau apa mungkin nyeri tangan saya itu terjadi karena seringnya tiduran sambil pegang hp. Eh, dokternya menjawab pendek, “Bisa jadi,” sambil nyengir.

Mungkin kali ya dalam hati dokternya ngebatin, “Lah, mbaknya tahu sendiri tu masalahnya gara-gara apa!”

Mata yang menjadi samar saat dipakai membaca, tangan yang nyeri, adalah titik di mana setelah berhari-hari sebelumnya, saya memang sedang banyak-banyak deadline yang mesti dilakukan.

Mulai dari bikin konten di Twitter untuk lomba, edit foto untuk Instagram, edit video untuk job profil UMKM, sampai membuat ilustrasi lewat Canva.

Semuanya itu saya lakukan dengan posisi tiduran dan menyusui bayi. Sementara itu kedua tangan saya sibuk membuat konten-kontes tersebut di hp.

Buat para momblogger, pasti tahu lah ya bagaimana rasanya hectic antara kerjaan di rumah dengan anak-anak yang masih pada kecil-kecil. Jadinya kalau ada waktu senggang atau peluang sedikit saja, langsung deh dipakai untuk membereskan kerjaan. Pokoknya multitasking dimaksimalkan!

Langsung shut down laptop karena yang bayi sudah ikut minta ngetik.

Sampai-sampai, urusan kesehatan pun diabaikan. Padahal seharusnya, produktivitas itu perlu diimbangi dengan menjaga kesehatan.

3. Di balik karya yang gemilang, ada konten kreator yang berkarya dengan bahagia

Buat teman-teman bloger, bagaimana rasanya jika diburu deadline, harus membuat sebuah tulisan, eh tapi posisinya habis kesal karena lihat depan rumah berantakan? Huhuhu, itu saya!

Iya, beberapa waktu yang lalu saya sedang kesal banget sama tukang PDAM yang nggak sinkron kerjanya dengan para tukang yang memasang pipa gas. Yang satu habis gali, eh dibiarkan gitu saja lubangnya menganga. Nanti sudah dibereskan, eh digali lagi dan dibiarkan lagi berantakan.

Eh lha kok jadi curhat! Maaf…

Tapi beneran, hal itu bikin mood saya jadi jelek lho. Sampai-sampai pas mau bikin tulisan untuk blog, sudah break down poin-poinnya, eh tetap nggak bisa juga disusun jadi satu tulisan.

Atau jangankan satu tulisan. Untuk membuat caption foto atau video saja rasanya hilang semua ide yang ada.

Jujur, saya bukan seperti Teh Pipiet Senja yang katanya setelah mengalami masalah berat sekalipun, dia bisa tetap stabil pikirannya untuk menulis. Pernah di suatu kesempatan saat saya menjadi reporter dan mewawancarainya, beliau mengaku bisa lho setelah ada masalah rumah tangga, lalu beberapa menit kemudian dia menulis tulisan komedi dengan lancar.

Wah kalau saya, meski juga bukan orang yang moody, tapi bahagia itu jadi unsur penting dalam psikis agar bisa tetap waras saat menulis.

4. Teknlogi bisa membuat tiga poin tadi terpenuhi

Bagaimana caranya agar kita bisa tetap produktif, tetap sehat, juga tetap bahagia? Jawabannya ya lewat teknologi. Sebagai ciptaan manusia, teknologi memang diciptakan untuk membantu kehidupan manusia itu sendiri.

Misalnya di urusan kesehatan, kalau mau diet, kita bisa pakai aplikasi untuk memantau program diet kita. Di hp, kalau mau mengurangi efek biru ke mata, kita bisa setel tampilan perisai nyaman mata.

ASUS OLED adalah teknologi yang membuat semua jadi lebih mudah
ASUS OLED. Sumber foto: ASUS

Lalu saat Fiersa bilang ASUS OLED adalah teknologi yang membuat semua jadi lebih mudah, saya jadi penasaran, seperti apa sih kemampuan teknologi ASUS OLED? Kok katanya bisa memudahkan kita dalam berproduktivitas, jaga kesehatan, juga kebahagiaan?

Kira-kira laptopnya bisa bikin saya tetap waras, sehat jasmani rohani nggak ya, di tengah tuntutan produktivitas yang makin hari makin menggila?

 

Melihat Objek dari Layar Laptop dengan Cara yang Benar

Istilah OLED atau singkatan dari Organic Light-emitting dode akhir-akhir ini sepertinya sudah tidak asing yang kita dengar atau baca. Tren layar OLED di laptop sudah mulai diramaikan oleh berbagai brand.

Dari yang saya baca, ASUS sendiri menggunakan teknologi layar OLED di berbagai jajaran laptopnya. Selain itu, teknologi ini juga akan diadopsi ke sebagian besar lini laptop ASUS yang akan datang.

Setelah ngublek-ngublek info di https://oled.asus.web.id/?utm_source=Blogger&utm_campaign=BloggerCompetition&utm_id=BloggerCompetition, saya kok jadi teringat beberapa pengalaman selama ini saat menekuni profesi konten kreator. Beberapa masalah yang sampai saat ini saya alami adalah sebagai berikut.

1. Harus berkutat lama dengan sesi editing warna

Editing warna menurut saya suka menuntut banyak waktu. Misalnya saja foto. Hal yang paling sering saya utak-atik adalah menambah detail kejelasan foto. Mulai dari struktur dan penajamannya. Selanjutnya, saya juga paling sering utak-atik saturasi, suhu, pencahayaan, juga terang dan gelapnya foto.

Nah, kalau sudah ngublek lama di tahap editing, penampakannya sudah genjreng paripurna, baru saya post.

Tapi, setelah saya baca tentang ASUS OLED, lalu ada fakta tentang beberapa kemampuannya, saya jadi berpikir banyak tentang kesalahan yang sudah saya lakukan hingga detik ini di tahap editing.

Dengan teknologi ASUS OLED, kita bisa melihat tampilan di layar yang itu adalah hasil reproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Ini artinya kita akan melihat visual dengan lebih baik yang akurat seperti aslinya, warnanya kaya, dan detail.

Kalau di ASUS OLED hasilnya perbandingannya seperti ini jika dibandingkan dengan layar biasa…

Perbandingan foto atau video pada layar lcd dibandingkan dengan asus oled yang warnanya lebih akurat dan detail
Perbandingan layar LCD dibandingkan layar ASUS OLED. Sumber foto: ASUS


Kecanggihan laptop yang menggunakan ASUS OLED ini memiliki standar kalibrasi warna yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikasi PANTONE Validated Display. Jadinya laptop dengan layar ASUS OLED bisa menampilkan warna sebagaimana wujud aslinya di kenyataan.

Coba deh, berarti selama ini saya banyak buang-buang waktu saja kan gara-gara edit warna! Karena aslinya warna foto saya sudah benar, nggak salah apa-apa.

Saya jadi teringat waktu ada di job foto sebuah produk susu UHT untuk anak. PIC di campaign tersebut sempat protes ke salah satu influencer di grup terkait warna produk kotak susunya. Katanya kok aneh, nggak sesuai dengan produk aslinya.

Saat itu saya sendiri hanya menggunakan editing struktur dan ketajaman foto. Untungnya tangan saya tidak over editing seperti biasanya untuk menambahkan saturasi sehingga tampilan foto jadi lebih jreng.

ASUS OLED ini juga tersertifikasi oleh DisplayHDR 500 True Black dari VESA. Sertifikasi teknologi pada ASUS OLED ini memungkinkan kita bisa melihat dan mengolah konten multimedia dengan format HDR yang seperti aslinya.

Pokoknya pakai ASUS OLED, nggak ada lagi lah sampai salah edit gara-gara yang terlihat di layar sudah nggak sesuai dengan kenyataan.

2. Warna Objek Sering Terpengaruh dengan Kapan Waktu Saya Bekerja

Ini bisa dibilang kesimpulan yang unk, tapi benar. Maksudnya begini, kalau saya kerja pakai laptop di saat ada matahari atau di dalam ruangan yang terang banget, otomatis kan pencahayaan yang keluar dari laptop lebih terang. Ini dikarenakan mata kita terpengaruhi oleh cahaya berlimpah yang sudah ada, sehingga cahaya yang keluar dari laptop pun ikut terang.

Begitu juga sebaliknya. Kalau pas saya bekerja di malam hari, apalagi jamnya anak tidur dan saya harus lebih mengalah dengan bekerja di ruangan temaram, tentunya saya tidak bisa menyetel laptop dengan cahaya terang benderang. Alamat bisa silau lah mata saya.

Dan yang terjadi kemudian, lambat laun saya sadari kalau warna tampilan objek di layar laptop juga mengikuti kekuatan cahaya yang kita setting terpancar dari layar.

Akurasi warnanya menurun. Kalau buat konten kreator, sekali lagi apalagi jika kontennya terkait produk tertentu, alamat bahaya kalau sampai ada warna yang jadi beda dengan produk aslinya.

Fakta turunnya akurasi warna ini terjadi karena sebagian besar laptop menggunakan 2D color gamut sebagai referensi. Ini nggak akan kejadian di seri ASUS OLED yang pakai 3D color gamut. Jadi rentang warnanya lebih luas.

Asus oled punya rentang warna lebih luas sehingga meski layar tingkat kecerahannya turun, warna gambar tetap detail dan akurat serta jelas.
Perbedaan LCD dengan ASUS OLED pada tingkat kecerahan rendah. Sumber foto: ASUS

Ibaratnya kalau kita ke toko kain sambil bawa contoh warna, kita bisa nemu warna yang plek ketiplek sama dengan contoh yang kita bawa karena tokonya banyak varian warnanya. Bukan warna yang cuma mirip.

Atau ibarat yang lain, kalau kita ke toko saat ada matahari atau enggak, itu beda lho warna barang yang kita lihat. Sampai-sampai ada yang pernah bilang, kalau beli sesuatu, jangan malam deh. Warnanya nggak sesuai dengan apa yang sebenarnya kita mau.

Nah, kedua pemisalan itulah yang saya simpulkan dari teknologi ASUS OLED. Keberadaan 3D color gamut membuat rangkaian laptop ASUS OLED punya color volume 60 persen lebih besar dibanding laptop dengan teknologi layar yang LCD.

Mau kerja malam atau siang, warna objek di layar ya tetap jelas, kaya, juga akurat. Meskipun kita sedang setting di kecerahan rendah pada layar.

3. Hitam dan Putih Itu Punya Banyak Saudaranya

Kalau pas edit warna template blog, bikin ilustrasi, atau bikin infografis, saya itu suka sering mengumpulkan banyak kode warna yang menurut saya bagus untuk dipakai. Dua warna yang sering saya pakai rentang kombinasinya adalah hitam dan putih. Pasalnya dua warna ini kalau dipadukan memang menimbulkan tampilan yang elegan.

Tapi buat yang suka main desain, mesti sudah pada tahu kalau hitam dan putih itu punya banyak saudara. Misalnya si warna hitam saja punya saudara-saudara bernama black coffee, allen back, black chocolate, dan yang lainnya.

Kalau kerjanya pakai gadget dengan teknologi layar biasa, ya alamat, yang keluar mirip-mirip saja hitamnya. Susah dibedakan. 

Beda kalau pakainya ASUS OLED yang punya rasio kontras 1.000.000 : 1. Teknologi ini terdiri dari jutaan lampu LED berukuran sangat kecil yang bisa dimatikan secara sepenuhnya sehingga keluarlah warna hitam yang sempurna dengan kontras warna yang tinggi.

Dengan teknologi ASUS OLED, hitam yang sesungguhnya yang pakai kode #000000 ya akan keluar sebagai si hitam paripurna, begitu kali ya istilahnya. Dia nggak akan mirip dengan black steel misalnya yang pakai kode #262335.
Perbedaan warna black dengan black steel

Dengan teknologi ASUS OLED, hitam yang sesungguhnya yang pakai kode #000000 ya akan keluar sebagai si hitam paripurna, begitu kali ya istilahnya. Dia nggak akan mirip dengan black steel misalnya yang pakai kode #262335.

4. Mengira Video Blur Ternyata Aslinya Nggak

Saya pernah ada di kondisi habis shoot video dengan pengambilan sambil naik kendaraan motor. Pas edit, rasanya kok pengen take ulang. Lha gimana enggak, orang gambarnya jadi blur nggak jelas.

Biasanya kalau ketemu seperti itu, saya coba edit dengan dua cara: distabilkan pakai Google Photo, atau saya perlambat durasi geraknya.

Padahal kalau melihatnya pakai laptop rangkaian ASUS OLED, semuanya itu tadi nggak seburuk yang sampai bikin saya ingin take ulang. Ini karena ASUS OLED punya response time yang sangat kencang hingga 0,2ms atau 50 kali lebih kencang dari layar laptop umumnya.

Pada layar asus oled, pergerakan lebih terlihat jelas dan tidak blur
Blur pada LCD dan tidak pada ASUS OLED. Sumber foto: ASUS

Teknologi itu tadi membuat tampilan gerak di video yang kita lihat jadi lebih tajam dan lebih detail. Dan seperti urusan warna di pembahasan tadi, lagi-lagi masalahnya ya memang ada di keterbatasan teknologi layar gadget yang nggak secanggih ASUS OLED.

Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2019/01/ASUS-ZenBook-UX391UA.html

3. Keluhan pada mata

Produktif, tapi nggak sehat, ya percuma! Dan itu juga sepertinya yang dipikirkan oleh ASUS dengan menghadirkan teknologi ASUS OLED.

Pas saya buka webnya ASUS OLED, jujur saya sempat berpikir seperti ini: Itu warna di layar ASUS OLED bisa se-bright dan se-strong kayak gitu, nggak bikin capek di mata apa ya? Karena buat saya yang suka sensitif sama cahaya menyilaukan, rasanya nggak kuat kalau harus berhadapan dengan layar gadget yang menampilkan tampilan terlalu mencolok.

Itu masih urusan editing. Belum lagi kalau pas saya yang kadang bisa ngoprek html template blog hingga berjam-jam lamanya. Akhir-akhir ini sudah suka sering ngeluh pegel nyut nyut saja ni mata rasanya.

Tapi pas saya baca-baca lagi, ternyata enggak. Kuncinya ada di fitur Eye Care. Fitur ini bisa mengurangi paparan radasi sinar biru pada layar sampai 70 persen. Jadi orang seperti saya nggak perlu lagi khawatir kalau sampai mata jadi nyut nyut dan nggak kuat di depan laptop.

Fitur eye care pada asus oled yang membuat mata lebih nyaman
Fitur Eye Care pada ASUS OLED yang membuat mata lebih nyaman. Sumber foto: ASUS

Fitur Eye Care ini nggak kemudian bikin kita jadi dapat masalah baru yaitu warna yang nggak sesuai dengan aslinya lho. Karena di beberapa gadget, ada sih memang fitur eye carenya. Eh tapi malah bikin tampilan di gadget kok jadi menguning.

Pikir saya, iya sih radiasi sinar birunya teratasi. Tapi nggak kemudian kok warna tampilannya jadi kayak kekurangan warna biru juga kali...

Nah untuk teknologi ASUS OLED, kualitas reproduksi dan akurasi warna tetap dipertahankan. Dan ini terjamin dengan adanya sertifikasi Low Blue Light and Flicker Free dari TUV Rheinland.

Ini artinya memang kemampuan fitur Eye Care yang sinkron dengan dipertahankannya kualitas tampilan warna di layar pada ASUS OLED, sudah melewati pengujian lembaga khusus yang diakui internasional.

 

Teknologi untuk Solusi Tuntutan Produktivitas Konten Kreator yang Berpacu dengan Urusan Rumah dan Anak

Saat membuat konten, biasanya ada beberapa tahap yang saya lakukan. Yang pertama, membuat perencanaan apa yang akan dilakukan. Mulai dari siapa yang mau dishooting, shootingnya nanti seperti apa, tempatnya di mana saja, lalu kalau sampai Plan A gagal, Plan selanjutnya apa.

Begitu juga kalau kontennya foto. Saya mesti mikirin dulu nih, nanti fotonya mau dibuat seperti apa.

Sedangkan kalau kontennya tulisan atau blogpost, biasanya saya sambil browsing-browsing bahan dulu di internet. Kadang saya juga buat beberapa coretan untuk breakdown ide.

Kalau sudah, lanjut tahap ke dua, eksekusi. Shooting video, take photo, atau nulis post blog. Tanpa kematangan tahap pertama, biasanya tahap ini bisa berantakan.

Ketahuannya pas di tahap ke tiga, editing. Rasanya nggak puas waktu lihat bahan yang diolah kok kurang bagus. Kalau video atau foto bisa sampai take ulang. Nulis juga jadi banyak edit tambal sulam cari bahan lagi.

Sebagai momblogger, kerjaan sebanyak itu berpacu dengan urusan rumah dan anak-anak pastinya. Untuk itu keberadaan teknologi benar-benar saya butuhkan untuk membantu semua urusan tadi biar berjalan sesuai target.

Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2019/03/asus-vivobook-pro-f570-teman-kerja-dan-bersenang-senangnya-mom-blogger.html

Untuk itu seluruh laptop yang berteknologi ASUS OLED juga dilengkapi dengan beberapa teknologi penunjang produktivitas, di antaranya:

1. Windows 10 Home dari Microsoft

Jadi benar-benar satu paket pas untuk dipakai oleh mereka yang produktivitasnya tinggi yang ditunjang dengan perangkat laptop.

Teknologi Windows 10 pada rangkaian ASUS OLED ini memiliki fitur yang cocok dengan berbagai aplikasi terutama yang dibutuhkan konten kreator. Beberapa aplikasi penunjang konten kreator yang bisa dijalankan di Windows 10 antara lain misalnya:

- Open Office untuk content writing

- Evernote yang biasanya sering saya pakai untuk breakdown ide di tahap perencanaan pembuatan konten

- Canva untuk urusan bikin ilustrasi konten blog, video, dan foto, sampai infografis penunjang postblog

- Animation desk untuk bikin animasi

- Snapseed andalan saya untuk edit foto

- Google Webmaster Tools, kalau para blogger sudah paham banget sama yang satu ini untuk ngubekin SEO.

Laptop seri ASUS OLED yang pakai Windows 10 juga kompatibel untuk beberapa perangkat andalan konten kreator seperti pen tablet atau dial.

2. Intel Core generasi ke-11

Laptop modern ASUS OLED sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.

Seperti namanya yang pakai istilah Tiger, prosesor ini sangat mendukung banget kerja para konten kreator yang butuh gerak cepat dan bukan kerja dengan laptop yang lambat.

Buat orang seperti saya yang pernah kerja dengan laptop tapi kurang punya kapasistas untuk dipakai edit video, mesti tahu rasanya. Baru satu gerakan saat mengedit saja, loadingnya butuh waktu beberapa detik. 

Kalau saya pas lagi ngelembur, bisa kali ditinggal bikin mi goreng dulu sambil nunggu kursornya pindah tempat!

Itu masih ditambah tantangan harus meminimalisir membuka tampilan program lain, biar kerja laptop nggak berat.

Selain itu, teknologi prosesor ini juga memberikan ekstra performa grafis lebih menarik terutama di animasi 3D.

3. Office Home & Student 2019

Masih di urusan penunjang produktivitas, rangkaian ASUS OLED dilengkapi dengan Office Home dan Student 2019. Di dalamnya termasuk ada program Word, Excel, dan Power Point.

Enaknya, kesemuanya ini gratis seumur hidup. Kita bisa selalu akses ke fitur yang kita kenal dan suka. Terus ada pembaruan keamanan yang rutin biar perangkat, program, dan data kita di dalam laptop jadi terlindungi.

Sudah deh, nggak usah kebayang nembak program bajakan. Program aplikasi Office di rangkaian ASUS OLED semuanya asli. Jadi biar barokah yah hasil kita bikin konten pakai laptop karena nggak pakai program bajakan.

Windows & Office 2019 di ASUS OLED yang bisa mendukung kreatifitas. Sumber foto: ASUS

4. Windows Hello

Untuk urusan menunjang produktivitas, tentunya perlu gerak cepat. Salah satu cara untuk menghemat waktu adalah bisa buka laptop dan bisa cepat langsung dipakai. Kalau mau buka laptop saja kitanya masih berhadapan dengan sandi ini itu, waduh, alamat malu karena kalah cepat sama James Bond!

Sebagai laptop yang memiliki teknologi untuk menunjang produktivitas, untuk itulah rangkaian ASUS OLED memermudah pemakainya untuk urusan fitur keamanan. Kita bisa pakai sidik jari yang bikin laptop punya kita ya kita sendiri yang bisa akses. Tapi, juga nggak pakai lama untuk diakses.

Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2021/01/produktif-dengan-ASUS-VivoBook-14-A416.html

 

Alhamdulillah di Tahun 2022 Saya Punya Laptop ASUS OLED

Ceritanya main afirmasi nih. Katanya ilmu law of attraction kan kita mesti ngebayangin dulu, lalu bersyukur sambil merasakan seperti sungguhan sudah mendapatkannya.

Kalau bisa punya salah satu saja dari seri ASUS OLED, si laptop yang tidak biasa, saya bisa bikin konten dengan melihat objek dari layar laptop lewat cara yang berbeda. Berbedanya itu, mata kita bisa melihat layar dengan tampilan objek yang benar. Nggak sesat!

Nggak ada lagi acara menyalahkan warna yang terlihat palsu di layar. Karena aslinya, warna hasil jepretan sudah sesuai dengan objek yang terlihat di mata.

ASUS OLED yang digadang-gadang bisa membuat siapa saja melihat kualitas visual dengan lebih kaya, warna yang akurat, serta aman untuk mata, tentunya jadi modal utama buat para konten kreator seperti saya. Makanya yang baca tulisan ini bantu doain saya bisa punya salah satu dari ASUS OLED ya. Biar makin wuz wuz cari cuan lewat bikin konten. Aamiin…

Kalau di webnya ASUS OLED, sampai saat ini, sudah ada beberapa jenis laptop yang layarnya pakai teknologi ini. Antara lain, 

VivoBook Ultra 15 OLED (K513)
VivoBook Ultra 15 OLED (M513)
ZenBook Pro Duo 15 OLED (UX582)
ZenBook Pro 15 OLED (UX535)
ZenBook 13 OLED (UX325)
ZenBook 13 OLED (UM325)
ZenBook Flip S OLED (UX371)
ZenBook Flip 13 OLED (UX363)

Untuk sekarang laptop ASUS OLED bisa kita dapatkam dengan harga delapan jutaan. Di Indonesia, ada laptop VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dengan harga Rp8.599.000.

Merek ASUS sendiri sudah jadi merek laptop langganan sejak awal saya punya netbook. Tahun 2008 saat jadi dosen di Batam, saya memilih ASUS Eee PC 700.

Lalu tahun 2012 ganti pakai ASUS Eee PC 1025C. Dan netbook ini sudah bertahan sampai sekarang lho. Barokah bener ni barang masih bisa dipakai sampai sembilan tahun!

Baca juga: https://www.blogimsusanti.com/2018/09/asus-laptopku.html

Alasannya pakai ASUS lagi ASUS lagi, soalnya mereka selalu jeli melihat kebutuhan masyarakat lalu berinovasi dan mengeluarkan produk yang memang dibutuhkan.

Sekarang umur sudah 40 tahun, kemampuan mata mulai menurun, tapi kerjaan pakai laptop makin meningkat, rasanya udahan deh main yang mini-minian. Matanya juga sudah capek perang perkara warna.

2022 punya ASUS OLED ya Ya Allah. Aamiin… (lagi)

Biar bisa kayak yang di lirik lagunya Fiersa. Saya bisa lebih produktif berkarya, hidup jadi lebih sehat dan waras dengan bahagia, karena ada teknologi yang memermudah dan mengerti segala urusan kerjaan saya.


Related Posts

14 comments

  1. Aamiin. Ikut mengaminkan doa Ika. ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513 💻

    ReplyDelete
  2. Mau ngeblog tapi lihat rumah berantakan, iikkhh ikutan kesal juga, capek beberes eh udah capek duluan bikin konten, mengaminkan doanya mbk, memiliki si cantik asus oled

    ReplyDelete
  3. Kalau aku suka banget sama fitur eye care-nya, Mbak. Karena laptop bunda adalah laptop anak juga, jadi aman buat anak-anak juga. Semoga bisa ada rejeki upgrade ASUS di rumah dengan ASUS OLED ini. Aamiin :)

    ReplyDelete
  4. ASUS OLED beneran solusi banget buat para konten kreator. menunjukkan warna yang nyata jadi ngga salah kalau mau edit edit dong ya

    ReplyDelete
  5. menurutku yang paling menarik dari asus oled ini kemampuan mereduksi blue light mba. nggak banyak laptop2 sejenis yang bisa ngasih layar sekeren itu.. sudah begitu tetep tajam juga kan warnanya

    ReplyDelete
  6. Itu ada anak bayi mau jadi konten kreator ya, Mbaaaak? Hihi.....
    Aku naksir laptop ini buat anakku, Mbak. Sekarang dia lebih sering pakai laptop daripada aku. Untuk kuliah, kerja, ngonten ... Risiko ke mata juga jadi lebih besar. Kalo ASUS OLED ini kan lebih ramah dan nyaman di mata ya.

    ReplyDelete
  7. Unik banget ya lagu pop promoin laptop keren besutan ASUS. Yang aku suka dari ASUS itu produknya selalu up-to-date, desainnya stylish, dan jeroannya bertenaga. Aku butuh banget ASUS OLED ini buat desain grafis biar banner makin kinclong. Akurasi warna pas desain cover buku juga butuh, ga perlu kalibrasi lagi. Mupeng bener, bakalan jd teman produktif, bisa buat dibawa ke mana-mana.

    ReplyDelete
  8. keren ya ASUS OLED, khususnya yang K513 yang katanya bakal dapet upgrade ke Windows 11.

    ReplyDelete
  9. Ternyata kadang gambar yang ada di laptop kita udah baik2 aja ya mba, tapi karena layarnya belum pake teknologi OLED, kita melihatnya kayak beda warna atau bahkan tampak blur. Wah waahh... jelas butuh laptop OLED nih kalau gitu agar saat kita bekerja bikin konten, apa yang kita lihat di layar itu ya benar-benar seperti aslinya.

    ReplyDelete
  10. Wihhh harganya sangat wow banget yaa, emang gak salah milih brand untuk kebutuhan laptop dan pelengkap kerja.. ASUS emang yang terbaik..

    ReplyDelete
  11. Ini nih salah satu laptop inceran. Layarnya udah cukup buat desain-desain, kebutuhan gambar di blog. Plus aku suka prosesor ny generasi lumayan baru

    ReplyDelete
  12. Penting bgt nih kreator punya laptop yg memiliki kualifikasi seperti Asus OLED. Meski berlama-lama menatap layar komputer membuat konten, tapi tidak merusak mata

    ReplyDelete
  13. Saya sudah lama mengidamkan laptop Asus buat nambah produktivitas, tapi masih nabung dulu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular