Atur Keuangan dengan Cara Islami Lewat Investasi Syariah

37 comments


Dulu saya sering berpikir seperti ini. Kan dalam Islam itu nggak boleh ya menimbun-nimbun harta. Lalu kenapa harus ada alasan menabung? Apalagi uangnya buat investasi meski itu embel-embelnya syariah.

Walhasil bisa ditebak. Meski saya kerja sejak tahun 2004, penghasilan mau segede apapun, sampai sekarang saya tidak pernah punya tabungan! Parah kan?

Lalu kemana uangnya selama ini? Nah, saya selalu berpikir kalau uang saya itu bukan sepenuhnya milik saya. Jadi yang namanya rezeki datang, kerap saya ‘lempar’ ke mana-mana. Pikir saya, toh masa depan nanti ada Allah yang akan menjamin rezeki saya.

Nah, apa yang saya pahami selama ini ternyata nggak sepenuhnya benar. Pemahaman saya terbuka saat mengikuti Kopdar Investarian MAMI, singkatan dari Manulife Aset Manajemen Investasi yang ke tiga di Kaya Resto and Café Surabaya pada hari Minggu, 13 Januari 2019.

Seperti biasa, ada Pak Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur MAMI, yang sore itu berbagi edukasi seputar investasi syariah. Dalam slide pria yang biasa dipanggil Pak Le’, ada sebuah hadist Bukhari yang cukup membuat saya terhenyak.

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.”

Ada tiga poin nih yang pengingat dari Pak Legowo, yaitu insyaf, irit, dan investasi.

Insyaf, mungkin yang dimaksud kasusnya seperti saya kali ya. Dulu tiap habis gajian, cepet aja menguapnya. Mikir pensiun? Boro-boro!

Padahal setiap kali kita dapat rezeki, sebetulnya ada rezeki keluarga kita baik untuk sekarang maupun masa depan. Juga, ada rezeki orang lain yang mesti kita keluarkan. Bentuknya yaitu zakat, infaq, dan sedekah.

Sedangkan irit, tentunya bukan bermakna pelit. Tapi mengatur keuangan dengan cara cermat.

Dan kalau bicara investasi yang Islami, dalam pertemuan kali itu, Pak Legowo menjelaskan seperti apa invstasi yang sebetulnya boleh dan tidak dalam Islam.

Mengatur Rezeki Diri Sendiri Terutama untuk Masa Depan

Kalau bicara mengatur keuangan atau rezeki untuk diri sendiri, biasanya ada perbedaan antara orang di usia muda dengan di usia tua.

Di saat muda, keuangan biasanya dialokasikan untuk urusan pendidikan, transportasi, atau konsumsi.

Sementara di hari tua, biasanya menurut Pak Legowo, pengeluaran akan berkisar pada urusan rumah, kesehatan, dan nutrisi.

Maksud dari rumah adalah kebanyakan orang tua yang menghabiskan waktunya di rumah, sehingga pengeluarannya pun seputar urusan rumah.

Kondisi tersebut sering disepelekan oleh banyak orang. Anggapannya, toh biaya hidup di masa pensiun akan jauh lebih kecil. Atau nggak beda jauh lah. Err… ini sebetulnya anggapan saya juga sih.

Lagi-lagi Pak Legowo mengingatkan, padahal setiap tahunnya ada nilai inflasi yang terus naik dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri angkanya rata-rata 4,75 persen per tahun.

Hal itulah yang sempat membuat Pak Legowo sadar di satu titik. “Jika sekarang usia saya segini, lalu nanti kalau saya tua umur saya segitu, kira-kira pengeluaran saya akan sebanyak apa? Nah, sekarang saya sudah punya uang segitu nggak?”

Itu untuk biaya hidupnya sendiri. Lantas bagaimana dengan pasangan?

Memang sih, ada beberapa kemungkinan pemasukan yang bisa dipakai seseorang untuk masa pensiunnya kelak.

1. Program Jaminan Sosial. Nyatanya hanya 22 persen lho penduduk Indonesia usia kerja yang punya ini.

2. Program pensiun. Yang ini pun hanya 5 persen penduduk Indonesua usia kerja yang punya ini.

3. Bantuan keluarga. Tentu yang ini biasanya dari anak ya. Tapi keluarga zaman sekarang kan rata-rata punya anak makin sedikit.

4. Kerja atau usaha lagi. Ini banyak juga terjadi di masyarakat. Ada sekitar 75 persen yang biasanya ingin melakukan ini. Tapi nyatanya, hanya 40 persen yang punya peluang bisa kerja lagi di hari tuanya.

5. Kekayaan rumah tangga. Fenomena di Indonesia, ada 94 persen masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Tapi, dengan bunga kecil.

Apa yang disampaikan Pak Legowo ini tentunya bisa jadi renungan nih untuk kita. Terutama, bagaimana kita menyiapkan masa depan keuangan kita kelak di masa tua.

Ada Rezeki Orang Lain di Rezeki Kita

Terkait rezeki orang lain yang ada pada rezeki kita, tentunya bagi yang sudah berkeluarga, akan terpikir pasangan dan anak, juga orang tua.

Ada hal menarik nih yang disampaikan oleh Pak Legowo. Menurutnya, anak-anak memang memiliki kewajiban atas keluarga mereka. Tapi, sebaiknya orang tua tidak membebani anaknya dengan beban hidup mereka.

Sebagai orang dewasa yang punya orang tua, tentunya kewajiban kita adalah berbakti pada orang tua. Pak Legowo mengingatkan, orang tua kita sudah tidak meninggalkan kita ketika kita kecil dan tak berdaya. Maka, sebaiknya kita pun jangan meninggalkan mereka ketika mereka tua dan tak berdaya.

Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu meminta kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” - HR. Al Bukhari dan Muslim

Tak hanya keluarga, dalam rezeki kita pun ada rezeki orang lain yang perlu kita penuhi. Benar juga sih menurut Pak Legowo, kalau yang namanya rezeki itu adalah cobaan.

Menurutnya, semakin banyak rezeki yang kita timbun, maka akan semakin berat langkah kita. Karena itu kita perlu menyedekahkan sebagian rezeki agar Allah menggantinya dengan rezeki yang lebih baik.

Satu pesan Pak Legowo yang saya ingat. Jika ada kesempatan bertemu orang lalu hati kita tiba-tiba berbisik untuk menyedekahkan rezeki kita, maka janganlah ditunda. Karena biasanya bila menangguhkan pemberian tersebut, yang ada malah rezeki kita bisa bocor ke mana-mana. Kayaknya kok habis ini itu dan kita nggak kerasa aja.

Investasi Syariah yang Memberi Manfaat Buat Banyak Orang

Ada yang menjadi nilai lebih, kenapa investasi syariah itu lebih baik dari pada sekedar menabung atau investasi dalam bentuk yang lain. Menurut penjelasan Pak Legowo, karena jika menabung, maka uang kita tentunya tidak akan bisa mengikuti angka kenaikan inflasi setiap tahunnya.

Sedangkan jika uang diinvestasikan dalam bentuk emas yang kita beli agar kelak saat nilainya naik bisa kita jual, ternyata menurut Pak Legowo investasi seperti itu tidak membawa manfaat bagi banyak orang.

Sementara jika bicara tentang investasi, ada beberapa model sifat investasi yang perlu dihindari terutama bagi umat Islam.

1. Haram, pasti lah ya yang ini dilarang karena bertentangan dengan hukum syariah

2. Najasy atau penawaran palsu

3. Risywah atau suap

4. Zhulm atau ketidakadilan

5. Maisir atau judi, bentuknya permainan di mana ada yang menang dan ada yang kalah

6. Mudarat atau tidak bermanfaat

7. Gharar atau ketidakpastian

8. Riba atau bunga, baik itu dalam jual beli maupun pinjam meminjam

9. Tadlis atau penipuan

10. Ikhtikar atau penimbunan

Satu lagi, perlu juga lho ya mewaspadai investasi bodong, yang biasanya mengiming-imingi sifat bisnis yang mudah dan bisa membuat kita cepat kaya. Biasanya ciri-cirinya sebagai berikut:

- Ada imbal hasil di luar batas kewajaran yang bisa didapat dalam waktu singkat

- Menekankan pada perekrutan bertingkat-tingkat. Yang kayak beginian ini biasanya sulit ditolak. Karena yang mengajak biasanya adalah kerabat atau teman baik.

- Menggunakan foto tokoh agama atau tokoh masyarakat, termasuk artis, yang sudah ikut serta. Padahal aslinya sih ya, nggak begitu kenyataannya.

Biar nggak gampang ketipu investasi bodong, lagi-lagi Pak Legowo punya dua trik untuk mencari tahu apakah sebuah investasi itu tipu-tpu atau enggak. Caranya, kita bisa mengecek apakah perusahaan investasi tersebut terdaftar di www.ojk.go.id.

Selain itu, kita bisa menggunakan internet. Ya iya lah ya, zaman sekarang kan kita bisa serba googling. Cari saja dengan kata kunci nama perusahaannya lalu diikuti dengan kata ‘penipuan’ atau sejenisnya.

Kelebihan Reksa Dana Syariah sebagai Investasi yang Syariah

Tadi kan sempat disinggung ya, kalau investasi yang Islami itu kalau bisa yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang. Dan akhir-akhir ini, ada tren nih untuk berinvestasi di reksa dana syariah.

Dengan berinvestasi di reksa dana syariah, kita bisa menyimpan uang kita di bank, bisa mendapatkan nilai lebih yang dapat mengatasi inflasi. Sementara, uang kita yang tersimpan tersebut akan diputar oleh manajemen investasi ke usaha-usaha yang memang Islami atau halal.

Ada lima kelebihan reksa dana syariah sebagai pilihan investasi yang syariah.

1. Aman, karena pengelolaannya diawasi oleh OJK, serta administrasi dana dilakukan oleh Bank Kustodian.

2. Amanah, karena investasi dilakukan pada instrumen yang terdaftar pada DES, dan dipantau oleh UPIS serta diawasi oleh DPS.

3. Terjangkau, bisa dimulai dengan nominal 10 ribu rupiah saja

4. Likuid, bisa dicairkan kapanpun

5. Bisa mengalahkan inflasi karena Kupon Sukuk Ritel SR008 (2016) adalah 8,3% per tahun (gross)*.

Sebentar, itu ada istilah DES, UPIS, DPS, apaan sih? Uhuk, kali ada yang kepikiran kayak gitu, nih penjelasannya lebih lengkapnya.

Reksa dana syariah menggunakan wakalah mudharabah. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001, reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.

Dalam fatwa tersebut juga disampaikan, bahwasanya para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi reksa dana. Pemodal berhak atas bagi hasil sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut.

Nah, yang dimaksud DES itu adalah Daftar Efek Syariah. Perusahaan terbuka yang memenuhi kepatuhan Syariah. Perusahaan-perusahaan ini telah lolos seleksi oleh OJK & Dewan Syariah Nasional MUI.

Syarat lainnya adalah, perusahaan tersebut harus punya rasio keuangan yang berupa total utang paling tidak lebih kecil atau sama dengan 45 persen  total aset. Kemudian total pendapatan bunga & pendapatan tidak halalnya harus kurang dari atau sama dengan 10 persen dari total pendapatan usaha.

Syarat lain dari perusahaan yang masuk di DES adalah punya efek yang diterbitkan sesuai dengan akad syariah, sesuai peraturan terkait penerbitan efek syariah.

Sekarang kita bicara UPIS ya yang singkatan dari Unit Pengelolaan Investasi Syariah. Ruang lingkupnya UPIS ini antara lain:

- Pengawasan Pengelolaan investasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang direkomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), dan memiliki izin Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM).

- Penempatan hanya pada Instrumen yang terdaftar pada Daftar Efek Syariah.

- Proses cleansing pada Reksa Dana Syariah.

Kalau masih ada yang bingung MAMI (Aset Manajemen Investasi) sendiri itu apa posisinya, jadi, dia adalah manajer investasi, yang mengatur uang yang diinvestasikan orang-orang untuk investasi reksa dana.

Sebagai orang yang tugasnya mengumpulkan dan memanajemen dana para investor, MAMI punya izin sebagai pihak yang menerbitkan efek syariah. MAMI juga terdaftar dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan atau OJK. Jadi nggak perlu khawatir tentang investasi bodong lagi kalau berinvestasi lewat MAMI.

Jadi nggak perlu bingung kayak saya lagi ya (*atau yang bingung mah saya aja kali ya?!). Kalau kita investasi itu, apalagi investasinya syariah dengan manfaat yang bisa dirasakan orang lain, sebetulnya malah sah-sah saja. Bukan malah masuk kategori menimbun harta.

Rasulullah SAW bersabda dalam rangka menasihati seseorang; “pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: sehatmu sebelum sakitmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskin, waktu luangmu sebelum sempit, hidupmu sebelum matimu”. (HR Hakim)


Yuk baca juga:
- Cerita tentang Kopdar Investarian 1 buat yang penasaran kenapa mesti berinvestasi di reksa dana
- Ceria tentang Kopdar Investarian 2 yang bikin saya menyesali masa lalu

Related Posts

37 comments

  1. Simpan uangku buat kebaikan masa depan bener banget ya mbak. DUh gajiku waktu kerja dulu juga suka gak ketauan habisny akemana hihihi. Tapi sekarang udah insyaf kok harus disisihkan buat hari depan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sendiri kalau ingat itu, nyesel banget Mbak...

      Delete
  2. Memang harus bijak dan pinter2 nih mengatur keuangan, termasuk juga untuk hari tua. Perlu dipersiapkan juga, salah satunya dengan investasi ini ya.

    ReplyDelete
  3. Aku sudah lama dengar tentang MAMI, tertarik pingin ikut invest di situ, tapi masih ragu dengan hukumnya secara islma, Alhamdulillah sekarang ada syariahnya, dana kita diputar juga di perusahaan2 syariah, jadi tenang berinvestasi. Makasih ya mba, segera buka akun MAMI ah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau reksa dana ada yang syariah Mbak. Jadi kita bisa milih invest yang mana.

      Delete
  4. Jadi kepikiran yang dibilang Pak Legowo soal bisikan sedekah yang ditunda dan malah jadi bocor kemana-mana itu. Bener juga yaa, kadang suka bingung sendiri ini duit kepake buat apa aja sih, kayanya nggak ada pengeluaran besar tapi kok cepet banget habisnya, bisa jadi karena sebelumnya ada niat yang nggak tersampaikan, hiiks. Mulai besok akan menyegerakan sedekah deh :)

    ReplyDelete
  5. Mba jadi ingat ada kenalanku yang tergiur investasi bodong eh malah sekarang merugi dan uangnya nggak kembali :( Padahal kita kan juga harus memeprhatikan dengan cermat seperti yang mba sampaikan di tulian ini tentang syarat2nya untuk memilih reksadana yang tepat ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoknya kalau ada yanh bisa investnya gampang untungnya gede, emang kudu diwaspadai Mbak.

      Delete
  6. Menjawab pertanyaan saya juga tentang investasi dari sisi agama islam. Jadi tenang kalau mau berinvestasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... iya ni Mbak. Dulu aku awam banget sampai terpikir kalau kita simpan uang untuk masa depan tu nggak baik.

      Delete
  7. Aku investasinya masih bentuk logam mulia mbak belum kepikiran ikut reksadana masih bingung soalnya. Tapi suami pernah ada keinginan sih buat investasi syariah.

    ReplyDelete
  8. kalau investasi syariah jadinya merasa aman dan tenang ya mba. Boleh juga ini dirembukan ke suami nanti untuk investasi.

    ReplyDelete
  9. Baru beberapa bulan belakangan saya merasa edukasi tentang hal begini penting ternyata. Apalagi yang berbasis syariah. Rasanya lebih bikin hati adem dan tenang. Sebab saya juga sedang menerapkan hidup 0 riba dan hindari syubhat. Mudah-mudahan istiqomah. Aamiin :)

    ReplyDelete
  10. Duh, baca ini jadi kebuka pikiranku mengenai investasi, khususnya yang syariah. Hingga saat ini maih belum insyaf Mba. Insya Allah, kutekadkan hati untuk menyegerakannya. Amiin :)

    ReplyDelete
  11. Yah memang penting banget nih investasi yg sesuai syariah supaya hasilnya pun berkah dan diridlai Allah SWT ya..

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah sekali ya mba bisa belajar investasi dengan reksa dana manulife.

    ReplyDelete
  13. Baru tau deh sekarang ada reksadana syariah jadi umat muslim yang mau berinvestasi gak galau lagi, ada pilihan yanh aman, halal dan berkah

    ReplyDelete
  14. Menarik ya skema yang ditawarkan.. dan aman serta nyaman karena mengikuti syariah. Jadi udah ikutan mba?

    ReplyDelete
  15. Kalau Manulife, lebih terpercaya, ya. Bukan investasi bodong. Apa lagi sekarang ada syariah.

    ReplyDelete
  16. Aku dulu gak nabung, tapi beberapa tahun ini mulai nabung dan mikir investasi juga. Ya bukan buat memperkaya, tapi buat jaga2

    ReplyDelete
  17. Astagfirullah, aku berasa jleb banget ini. Berapa waktu menunda sedekah dan benar banget malah jadi bocor sana, sini. Jika mengikuti bisikan setan memang ada saja langkah mau kebaikan tertunda. Makasih sharingnya untuk mengatur keuangan secara islami, mba

    ReplyDelete
  18. Aku pernah ikutan workshop reksadana dan berasa penting banget yg namanya unit link syariah

    ReplyDelete
  19. Aku sebelum ikut MAMI ini sama sekali buta soal investasi Mba San, sekarang alhamdulillah sudah mayan melek. Dan sekarang lebih memahami, maalah jadi pengne berinvestasi apalagi dari agama kita yang ini syariah.

    ReplyDelete
  20. Wah, aku masih pake reksadana konvensional nih. Kepengen juga deh beralih ke reksadana syariah. Ceki-ceki dulu aaah.

    ReplyDelete
  21. Suamiku baruuu aja ditawari investasi online dg modal $100 sama temannya. Untungnya aku pas ada di sebelah nya. Mending investasi Reksadana yang udah jelas hasilnya. Resiko kecil ya dapatnya kecil ya

    ReplyDelete
  22. Aku sampe sekarang masih ragu2 mau investasi reksa dana. Alhamdulillah sekarang udah ada ya reksa dana syariahnya. :))

    ReplyDelete
  23. Aku lagi cari-cari produk reksadana nih buat investasi soale tergiur dan bisa di bilang risikonya lebih kecil daripada saham, dan jujur masih awam banget tentang reksadana ini.

    ReplyDelete
  24. Harus dipikirkan ya investasi untuk jaminan masa tua nanti. Tentu aja bukan tak percaya rezeki Allah. Tapi salah 1 ikhtiar mengelola rezeki dariNya. Sedekah iya, investasi iya.

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah sudah ada yang aman untuk melakukan investasi sesuai syariat Islam ya. Jadi kan saat memutuskan untuk melakukan akad, kita sudah yakin tidak melakukan investasi yang tidak diperbolehkan.

    ReplyDelete
  26. Cucook nih mba kebetulan saya lagi gencar2nya belajar investasi syariah. Terima kasih buat referensinya ya mba, sangat bermanfaat buat saya.

    ReplyDelete
  27. Senang karena ada MAMI jadi bisa teredukasi untuk investasi reksa dana. Apalagi sudah ada yang syariah, makin tercerahkan.

    ReplyDelete
  28. Duh, saya dulu juga termasuk yang punya gajian langsung habis, gak punya tabungan hihihi.. mungkin dulu belum berpikir panjang.
    Sekarang kita kalau mau berinvestasi mudah ya...karena ada reksa dana syariah

    ReplyDelete
  29. Baru tahu loh aku mba ada reksadana syariah ini, bisa nih jadi tambahan referensiku kebetulan lagi bingung juga cari asuransi yang tepat hehe

    ReplyDelete
  30. Penjelasannya lengkap banget mbak..... Seperti mereka ulang acara Kopdar Investarian kemarin

    ReplyDelete
  31. Ahh jadi sadar, bener kata mba. Uang kita bukan sepenuhnya milik kita. Makasih sharingnya ya mba

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular