Kuliner yang Dikangenin Para Perantau Asal Lamongan

3 comments
Pernah jadi orang nomaden setelah sebelumnya menjadi orang Lamongan sekian tahun lamanya, membuat saya terkadang kangen sama kuliner asal daerah yang berada di pantura ini. 

Lamongan, seperti kebanyakan daerah di Jawa Timur, memiliki kuliner dengan ciri khas cita rasa gurih dan pedas. Ini pas dengan lidah saya yang sejak kecil terbiasa dengan cita rasa khas makanan Sunda saat tinggal di Bekasi. Cita rasa khas makanan Sunda sendiri memang memiliki cita rasa gurih dan pedas tapi juga diselingi manis. Dan, rasa gurih dan pedasnya tidak semenonjol cita rasa masakan Jawa Timur.

Makanan asal Lamongan yang buat saya kaya rasa di lidah itulah yang sering saya kangenin saat pernah merantau di Kepulauan Riau dan Kalimantan Selatan. Sebetulnya, banyak juga sih perantau asal Lamongan di seluruh daerah di Indonesia. Tapi ya itu, yang terkenal rata-rata sebagai penjual pecel lele. Bahkan ketangguhan orang Lamongan yang mencari nafkah dengan usaha pecel lele itu sampai ke pelosok Natuna yang terpencil di tengah laut, di perbatasan Indonesia sana.

Selama merantau, kalau dibuat listnya, ini dia beberapa makanan asal Lamongan yang sering saya kangenin. Yang perlu saya tambahkan, beberapa makanan di list saya ini memang ada yang asli Lamongan, dan ada yang memang banyak dijual di Lamongan tapi saya nggak yakin kalau itu asli Lamongan.

1. Nasi Boran

Jelas, ini kuliner nomor satu yang paling dikangenin orang Lamongan. Lha gimana enggak coba, Nasi Boran itu cuma ada di Lamongan dan hampir nggak bisa ditemui di daerah lain. Pernah sih ada yang cerita, ketemu Nasi Boran di Surabaya. Tapi rasanya nggak mirip sama sekali dengan Nasi Boran yang ada di Lamongan.


Pernah sih saya tanya seorang teman yang asli dari Kaotan, daerah di Lamongan yang terkenal sebagai sentra penjual Nasi Boran. Katanya, orang Kaotan ini entah kenapa nggak ada yang berminat untuk merantau ke luar Lamongan dan lalu menjual Nasi Boran. Pernah katanya ada, tapi nggak lama. Orangnya balik lagi ke Lamongan.

Buat yang belum tahu, Nasi Boran ini sebetulnya yang khas adalah sambalnya. Apalagi kalau pas musim ikan sili. Bisa makin enak banget rasa sambalnya!

Yang khas lain dari Nasi Boran adalah sayur dan terutama lauknya yang melimpah! Andai kalau mau versi lengkap, beuh, mungkin nggak bakal minat deh buat makan siang karena saking kenyangnya!

Karena kangen Nasi Boran, pernah tuh saya sampai beli sambal dan lauk Nasi Boran buat dibawa ke Kalimantan Selatan saat merantau ngajar di Barito Kuala, yang lokasinya kalau buat saya seperti Banjarmasin coret.

Belinya pagi, jadwal take off pesawatnya siang, ndilalah sampai sekolah pas malam akibat pesawat yang delaynya minta ampun lamanya. Langsung deh Nasi Borannya saya bagi ke teman-teman di sana yang nggak pernah ke Lamongan, dan satu orang yang asli Lamongan lalu ketemu obat kanget Nasi Boran.

Big thx buat ibunya kawan saya, Cipto, yang sudah bikin sambal boran sampai sayur krawunya (semacam urap) yang nggak basi sama sekali saat saya tiba di Kalimantan sana.

Eh, kalau mau tahu resep membuat sambal Nasi Boran, saya punya resepnya lho. Yuk klik di tulisan Sambal Boran Khas Lamongan ini ya.

2. Tahu tek

Awal datang ke Lamongan, kalau saya sih, paling hobi banget sama makanan yang satu ini. Dan sejak itulah, saya jadi langsung suka sama segala makanan yang mengandung bahan petis.

Waktu di Batam, sebetulnya ada penjual Tahu Tek yang tersohor di sana sampai punya beberapa cabang. Pegawainya sih rata-rata kalau ditanya ngakunya dari Surabaya. Tapi pas ditanya Surabayanya mana, eh… jawabannya daerah di Lamongan!

Nah, Tahu Tek yang ada di sana ini kalau menurut saya kok nggak sama seperti yang ada di Lamongan. Rasa petisnya menurut saya kurang. Terus pakai ditambah irisan kecil timun dan potongan kentang goreng.

Karena kecewa dengan rasa Tahu Tek yang dijual di sana, akhirnya saya akali dengan membawa petis sendiri dari Lamongan. Tinggal beli tahu, kacang yang lalu digoreng, tambah bawang putih dan kecap, sudah jadi deh! Lalu waktu ke Hypermart ketemu petis, makin bahagia deh saya. Stok petis saya jadinya aman untuk membuat Tahu Tek.

3. Rujak Cingur

Tadi kan saya sudah bilang, kalau saya pecinta segala makanan yang mengandung petis. Termasuk Rujak Cingur. Saat di Batam, kalau Tahu Tek gampang ketemunya, beda dengan Rujak Cingur.

Setelah beberapa tahun di Batam, akhirnya ada juga restoran khas Jawa Timur di Nagoya yang menjual Rujak Cingur. Tentunya saya nggak mau melewatkan kesempatan emas dong. Saya pun datang ke sana untuk menikmati Rujak Cingur.

Tapi pas giliran bayar, yang ada langsung menguras isi dompet. Harga satu porsinya, lima belas ribu! Sementara di tahun kisaran 2005, di Lamongan, satu porsi Rujak Cingur harganya bisa tiga ribu sampai lima ribu deh yang paling mahal.

Cukup dua kali akhirnya saya beli Rujak Cingur di tempat itu. Pas main ke daerah Seraya, yang rata-rata menjual rujak, lha kok saya menemukan Rujak Cingur dengan harga yang manusiawi. Rasanya plek ketiplek seperti yang saya tahu di Lamongan.

Yang membedakan Rujak Cingur di Nagoya dengan di Seraya adalah cingurnya. Cingur alias mulutnya sapi, kalau yang di Nagoya memang asli. Sementara yang di Seraya, lebih banyak menggunakan kulit sapi. Jadinya, harganya tentu beda jauh.

Karena saya orang yang nggak peduli apakah itu cingurnya asli atau tidak, dan bahkan nggak pernah mau menikmati cingur baik itu asli atau KW, tentunya Rujak Cingur Seraya kemudian jadi pilihan saya selama saya ada di Batam dan kangen Rujak Cingur.

4. Soto Lamongan

Lamongan di mata orang dari daerah lain, paling terkenal dengan kuliner sotonya. Kalau ditanya asal mana lalu kita jawab Lamongan, mesti orang lantas menyebut, “Oh, Soto Lamongan, ya?”

Kenapa selama merantau saya kangen Soto Lamongan, karena yang ada di tanah rantau, para penjual Soto Lamongan itu kebanyakan hanya menempel tulisan Soto Lamongan saja. Sementara bubuk koyanya itu tidak saya jumpai.

5. Tahu campur

Satu lagi makanan asal Lamongan yang mengandung petis dan saya suka adalah Tahu Campur. Rasanya enak, segar, dan ngenyangin tapi nagihin. Buat yang penasaran, yuk intip tulisan teman saya deh tentang Tahu Campur.

Itu tadi versi saya, beberapa kuliner yang terkenal banyak ada di Lamongan tapi jarang banget saya temukan cita rasa yang sama ada di daerah rantau.

Selain kuliner Lamongan, ada lagi nih yang terkenal di Lamongan dan sedang musimnya di penghujung musim kemarau ini. Buat yang suka buah jamblang, yuk main ke Lopang Lamongan. Ulasannya bisa dibaca di tulisan Lopang Surganya Buah Jamblang.


Yok buat yang dari Lamongan dan pernah atau sekarang jadi perantau, kira-kira kuliner apa nih yang paling dikangenin?

Related Posts

3 comments

  1. Kakakq klo pulang yg dikangeni asem2 kutuk mbak..

    ReplyDelete
  2. Favoritku tentu saja nasi boran, bahkan istri yang pendatang pun suka. Bumbunya meresap, pedas gurih manis campur semua. Lauknya macam-macam. Kemecer baru bayangin, dan spesial lagi soale cuma dijual di Lamongan.

    ReplyDelete
  3. Yg disukai semuanya ada petisnya za, kecuali nasi boran dan soto.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular