Menyiapkan Anak Generasi Digital Sukses di Masa Depan Bersama Faber-Castell

7 comments

 

Creative art series glow in the dark clock dari faber-castell

Kesempatan itu datang lagi dari grup Facebook Kumpulan Emak-emak Blogger atau KEB. Ada peluang untuk ikutan webinar yang diadakan Faber-Castell. Dan alhamdulillah senangnya, akhirnya saya bisa lagi…

Jujur nih, yang asyik dari webinar yang diadakan Faber-Castell itu buat saya ada beberapa. Di ataranya, bisa dapat ilmu parenting, dan tentu produknya Faber-Castell.

 

Untuk webinar yang pernah saya ikuti dan diadakan Faber-Castell, bisa dibaca di tulisan ini: Kembali ke Sekolah dengan PJJ dan PTM? Siap Dong!

 

Jadi pada hari Sabtu tanggal 25 September 2021 lalu, Faber-Castell mengadakan Soft Launching & Workshop Online Faber-Castell, Creative Art Series II. Selain itu ada juga pembahasan seputar parenting yang bertema Soft Skill Apa yang Diperlukan di Abad Digital.

Kegiatan ini sendiri diikuti oleh pihak media baik itu dari media pemberitaan dan juga para bloger. Saya dan beberapa rekan bloger dari KEB yang terpilih pun waktu itu bisa menimba ilmu seputar parenting, juga diajarin membuat jam yang bisa menyala di kegelapan.

Nah lho, penasaran kan kok bisa ada jam seajaib itu? Yuk yuk, saya bahas satu-satu ya seputar acara keren tersebut di tulisan post blog ini.

 

Skill yang Diperlukan Generasi Digital untuk Bisa Survive

Parenting itu seni. Itu hal pertama yang saya dengar dari cetusan Yohana Theresia, M.Psi., Psikolog dari Yayasan Heart of People.id yang konsen terhadap mental illness dan dunia parenting.

Alasan beliau mengatakan itu, karena sebetulnya yang namanya parenting itu bisa beda-beda pada tiap anak. Ada anak yang ngambek lalu harus diajak bicara baik-baik. Ada yang malah lebih baik kita tinggal atau dibiarkan terlebih dahulu.

Wah, kalau ini saya sepakat sekali. Dulu awalnya waktu tahu teori parenting harus gini gitu, lama-lama saya pikir, kok kenapa pada anak ini bisa tapi tidak pada anak lain. Akhirnya saya pun berkesimpulan kalau memang nggak ada yang harus seragam tataran idealnya dari metode parenting.

Terkait masa pandemi, Andri Kurniawan sebagai host dari kegiatan webinar kemarin lalu menanyakan bagaimana seharusnya orang tua mendidik anak di masa pandemi. Apalagi identiknya, anak-anak lalu dekat dengan gadget.

Yohana pun lantas memaparkan kondisi masalah yang ada baik di luar negeri maupun di Indonesia. Faktanya di luar negeri, 70 persen anak mengalami ketakutan, yang awalnya ceria jadi suka menyendiri, dan juga sedih. Sedangkan dari hasil penelitian di Indonesia, masalah yang dialami anak pun tidak jauh berbeda.

Masalah yang terjadi selama pandemi pada anak

Penyebabnya tak lain karena masalah-masalah yang timbul dari berikut ini.

1. Ruang gerak yang terbatas

Anak melulu di rumah. Tidak bisa rekreasi, apalagi main dengan teman-temannya di luar rumah.

2. Sulitnya mendapatkan pendidikan yang berkualitas

Selama pandemi, anak-anak memang belajar lewat cara online. Anak kesulitan mengakses materi belajar karena tidak bisa bertemu guru secara langsung. Sementara orang tua yang diharapkan mengajarkan anak pun mengalami keterbatasan.

3. Kesibukan orang tua

Orang tua yang jadi bekerja di rumah, terkadang kesulitan juga jika harus membimbing anak belajar di rumah.

4. Kondisi psikologi yang tidak stabil

Kesemuanya itu membuat anak juga orang tua menjadi tidak stabil psikisnya.

Akhirnya semua masalah itu bisa dikurangi dari gadget. Anak belajar lewat gadget. Orang tua merasa terselamatkan dari gadget karena bisa tetap beraktivitas dan anak tidak mengganggu aktivitas mereka.


Baca juga: Pentingnya Kontrak Perjanjian Ponsel dengan Anak


Alhasil selama pandemi ini menurut Harsyal Rosidi, Product Spv Faber-Castell International Indonesia, ia mengaku berdasarkan pengalamannya dengan anak-anaknya juga dari cerita kebanyakan para orang tua yang ia dengar, anak jadi kecanduan gadget.

Menurut Yohana, sebetulnya tidak ada yang salah dengan anak yang menggunakan gadget. Namun yang patut diwaspadai adalah anak jadi kecanduan. Karena ternyata menurut hasil dari sebuah penelitian, ada beberapa akibat yang ditimbulkan dari anak yang kecanduan gadget.

1. Masalah kesehatan fisik.

Misalnya organ mata yang terus menerus menatap layar hp. Ada juga masalah postur tubuh karena anak yang melihat hp berada dalam postur tubuh tertentu dalam waktu yang lama. Misalnya nonton hp sambil tiduran atau menunduk terus.

2. Terlambat bicara

Masalah ini bisa terjadi pada anak-anak usia balita yang sudah terpapar gadget sejak dini karena melulu tertarik pada visual yang mereka lihat pada hp. Sementara itu kemampuan bicara terbentuk dari keseimbangan kemampuan visual dan juga mendengar.


Baca juga: Ingin Si Kecil tidak Telat Bicara? Coba Lakukan 9 Hal Berikut Ini!


3. Masalah atensi dan konsentrasi

Yohana sering menghadapi orang tua yang menyanggah bahwa anaknya sering maian hp tapi konsentrasi dan prestasi akademiknya baik-baik saja. faktanya, masalah atensi atau perhatian dan konsetrasi ini bisa jadi tidak terlihat sekarang akan tetapi bisa terjadi di masa depan.

Menurut Yohaha, hal ini bisa dilihat dari lima tahun ke depan. Anak yang sering terpapar gadget akan terganggu otaknya. Anak pun akan sulit konsentrasi.

4. Masalah pada executive function

Yang dimaksud executive function menurut Yohana adalah sekumpulan keterampilan kognitif yang memungkinkan anak untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus pada perintah, dan mengerjakan beberapa hal sekaligus.

Saat anak berlama-lama dengan gadget, ini bisa mengganggu bagian otak dan berpengaruh pada kemampuan-kemampuan tersebut.

5. Masalah perilaku

Anak yang melulu beraktivitas dengan hp jadi bisa kecanduan. Ketika sudah kecanduan, anak jadi bisa tantrum bahkan sensitif jika ia sampai tidak memegang hp.

6. Buruknya kualitas hubungan antara orang tua dan anak

Tidak bisa dipungkiri, hp memang bisa membuat anak dan orang tua senang. Anak terhibur, orang tua jadi bisa mengalihkan perhatian anak sehingga bisa melakukan aktivitas lain di rumah.

Namun, gadget akhirnya bisa membuat hubungan orang tua dan anak jadi renggang.

Dari sekian hal negatif yang diungkap Yohana, ia berpesan agar orang tua tidak kemudian menutup sama sekali bagi anak untuk bisa mengakses gadget. Orang tua bisa menggunakan gadget secara bijaksana dan menggunakan gadget sesuai rekomendasi usia anak.

Karena itu Harsyal pun menyimpulkan, sebetulnya anak bisa juga menggunakan gadget. Namun, orang tua juga perlu mengajak anak untuk melakukan aktivitas lain.

Terkait tema yang diusung dari webinar ini yaitu tentang skill yang diperlukan oleh generasi digital, Andri lalu menanyakan apa saja yang diperlukan anak masa kini untuk kehidupannya mendatang.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Yohana lalu memberikan video yang menunjukkan betapa sudah banyaknya aktivitas yang bisa dibereskan dengan kehadiran robot. Nah, apalagi di tahun mendatang ya!


Baca juga: Tak Usah Mengajak Anak Belajar Pemrograman Kalau Tidak Mau Mereka Punya Kemampuan Berikut Ini


Namun demikian, tetap kok, ada beberapa skill yang dibutuhkan dan perlu disiapkan oleh anak-anak di masa sekarang. Salah satunya adalah kemampuan berkreativitas. Anak di era digital tidak lagi harus dituntut dengan prestasi akademik. Mereka perlu memiliki kemampuan kreativitas dalam berinovasi.

Contohnya jika punya usaha, sudah nggak zamannya punya toko offline. Karena sekarang zamannya orang belanja online.

Demikian juga profesi seperti dokter atau psikolog. Nggak zamannya lagi dokter praktek di mana-mana. Yang ada, sekarang zamannya dokter eksis dan punya follower di mana-mana.

Hahaha… jujur, pas nyimak di bagian ini saya ketawa banget. Soalnya saya termasuk yang suka nyimak para dokter gaul di TikTok!

Untuk itu, sebaiknya orang tua perlu mengasah kreativitas anak sejak dini. Ajak anak berproses dan jangan langsung tawarkan solusi. Siapkan peralatan penunjang kreativitas anak.

Contoh kegiatan untuk merangsang kreativitas anak

Yohana lantas memberikan contoh beberapa penunjang kreativitas yang bisa disediakan orang tua juga berikut manfaatnya. Salah satunya adalah creative art series yang dihadirkan oleh Faber-Castell.

 

Ajak Anak Berkegiatan Kreatif lewat Creative Art Series II-Glow In The Dark

Kalau sebelumnya Yohana sempat mengutarakan bahwa anak-anak perlu diberi motivasi agar bisa kreatif, ternyata hal tersebut ditangkap oleh Faber-Castell sebagai kebutuhan anak terutama di masa pandemi.

Melulu di rumah memang sangat membosankan bagi anak-anak. Namun demikian, anak tetap membutuhkan dukungan agar ia tetap bisa beraktivitas secara berkualitas.

Dari pada anak melulu bermain hp, orang tua bisa mengajak anak berkegiatan bersama Faber-Castell yang kini memiliki berbagai creative art series.

Creative art series ini sendiri menurut Yohana selalu psikolog, memiliki banyak manfaat bagi anak yang tak hanya merangsang kemampuan kreativitasnya.

1. Jadi kegiatan anak di masa pandemi selama di rumah

Dari pada orang tua bingung mencarikan kegiatan untuk anak agar tidak bosan, orang tua bisa mengenalkan art series ini untuk kegiatan anak di rumah.

2. Melatih kemampuan motorik halus

Yohana memaparkan sebuah fakta kalau ternyata banyak juga anak yang sudah besar tapi masih menulis dengan tulisan yang acak-acakan. Hal tersebut menurutnya berasal dari kemampuan motorik halus anak yang kurang terlatih.

Dengan art series, anak bisa dilatih kemampuan kontrol motorik halusnya misalnya dari aktivitas seperti menggunting, menempel, atau mengecat.


Baca juga: Mozaik, Aktivitas Menyenangkan yang Punya Banyak Manfaat Bagi Anak


3. Mengasah kreativitas

Meski Faber-Castell sudah memberikan contoh desain yang bisa dilakukan anak, namun di art series, ada juga bagian-bagian yang memungkinkan anak untuk menuangkan kreativitasnya.

Misalnya pada art series glow in the dark, ada kertas kosong yang disediakan Faber-Castell. Kalau di contohnya jamnya ada gambar gajah, mungkin anak bisa membuat gambar lain untuk ditempel di jamnya sendiri sesuai dengan kreativitasnya.

Melatih kreativitas anak lewat Faber-Castell
Template aslinya gajah, sama Kayyisah diganti Baby Shark katanya 🤭

4. Meningkatkan self esteem dan self confidence

Art series dari Faber-Castell juga bisa membuat anak merasa berharga atau percaya diri. Menurut Yohana di tengah pandemi, anak nyatanya masih bisa produktif dengan art series dari Faber-Castell. Misalnya dengan membuat jam yang bisa menyala di kegelapan.

5. Mendekatkan hubungan orang tua dan anak

Keterlibatan orang tua saat mendampingi anak juga bisa membuat bonding antara keduanya.

6. Sebagai media untuk mengekspresikan emosi

Pada umumnya, seni memang bisa menjadi media bagi siapapun untuk mengeskpresikan emosinya. Hal ini juga yang bisa dilakukan anak saat berkegiatan dengan art series dari Faber-Castell.

Lewat webinar kemarin, saya pun jadi tahu kalau ternyata memang sudah banyak lho art series dari Faber-Castell. Menurut Harsyal, Produk Creative Art Series ke-2 ini sendiri merupakan kelanjutan produk Creative Art Series yang pertama kali diluncurkan pada tahun lalu.

Produk tersebut dikembangkan sesuai dengan melihat kondisi yang terjadi pada saat ini yaitu di masa pandemi. Saat ini, banyak anak yang mengalami kebosanan karena melulu di rumah saja. Kehadiran Creative Art Series dari Faber-Castell diharapkan dapat memberi kesempatan orang tua dan anak untuk bisa meluangkan waktu bersama.

Ada empat produk yang masuk dalam kategori Creative Art Series 2. Di antaranya, ada:  Basketball Arcade, Glow in the Dark Clock, Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set yang melengkapi edisi sebelumnya Stone Deco Art, Origami Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite dan 3D Frame Art.

Seri seni kreatif dari faber castell


Asyiknya nih, di dalam setiap kemasan Creative Art Series Faber-Castell juga terdapat voucher untuk kita bisa mengikuti workshop yang diadakan secara daring oleh Faber-Castell.

Buat yang penasaran dengan Creative Art Series dari Faber-Castell, bisa mengunjungi website https://www.faber-castell.co.id/creative-art-series.

Saat ini Creative Art Series Faber-Castell tersedia secara eksklusif di official store Faber-Castell. Kita bisa mendapatkannya di sini ya:

1. Tokopedia:

https://www.tokopedia.com/faber-castell/etalase/creative-art-series

2. Shopee:

https://shopee.co.id/shop/42170420/search?page=0&shopCollection=46652413&sortBy=ctime 

Di akhir acara kemarin, kami para peserta webinar juga diajak lho untuk berkreasi dengan Glow in the Dark Clock. Karena pas acara, anak saya ucul main dengan temannya, akhirnya di lain waktu saya ajak dia membuat jam tersebut sesuai kreativitasnya.

Nah, anak sulung saya Kayyisah ini memang pada dasarnya punya kelebihan terlalu kreatif! Bahkan saya sering sampai mengingatkannya untuk membuat hal yang kreatif tapi ada manfaatnya. Pasalnya, dia sering membuat sesuat yang kreatif namun sayangnya malah dibuang-dibuang jadi sampah.

Kebetulan dapat creative series Glow in the Dark Clock dari Faber-Castell. Jadilah saya minta dia membuat jam a la kreativitasnya sendiri. Contoh kreatifnya itu kelihatan pas mengerjakan Glow in the Dark Clock . Contohnya kan gambar gajah, sama dia diganti jadi gambar baby shark dan kehidupan air. Hahaha...

Meski saat saya menuliskan tulisan ini pandemi sudah mereda dan anak-anak sudah pada balik bisa ke sekolah lagi, kalau menurut saya, art series dari Faber-Castell ini tetap bagus untuk dijadikan kegiatan anak-anak mengisi waktu luang di rumah.

Karena seperti yang sudah banyak dipaparkan oleh Yohana tadi, cukup banyak manfaat yang bisa anak dan juga orang tua dapatkan dari kegiatan art series. Apalagi jika mengingat betapa perlunya modal kemampuan kreatif bagi anak di masa depan.

 

 

 

 

Related Posts

7 comments

  1. Anakku meski udah kuliah juga masih sering corat coret pakai Faber Castell. Buat healing katanya

    ReplyDelete
  2. Faber Castell ini produk-produknya berkualitas. Inget dulu Pas mau ujian kerjainnya pakai pensil Faber Castell. Anakku yang masih TK kalau mewarnai pakai pensil warna dan Crayon dari Faber Castell. Btw saya juga ikutan acara ini. Seru banget bisa bikin Glow in the dark clock bareng anak.

    ReplyDelete
  3. Memang anak jaman skrg udah ga heran kalau dikasih gadget. Bahkan kerabat saya ada yg kasih HP ke anaknya padahal baru umur 3 tahun. Memang jadinya gak akan gaptek, dan lebih anteng sih

    Tp kayaknya kalau dikasih Faber Castell Creative Art Series ini jg pasti seneng bgt deh haha

    ReplyDelete
  4. faber castle emang kepercayaan sejak dulu sih, zaman ujian SD-SMA ya pakainya faber castel. Waktu kuliah ini sih buat gambar-gambar. Empuk soalnya kalau dipakai wkwk

    ReplyDelete
  5. Bagus juga materi yang diberikan faber castell, sangat mengedukasi, selama ini saya cuma tau faber catell itu merk pensil dan penghapus doang.

    ReplyDelete
  6. Faber Castell ono bisa buat rekreasi rohani kok, Mbak. Tua muda anak-anak dewasa .... Semua bisa berkreasi dengannya. Karena anakku belajar di SMK multimedia, sekarang cukup kerap menggambar dan pakai produk ini.

    ReplyDelete
  7. Aku setuju banget kak. Survive itu soft skill yang penting banget bahkan, mas Jiemy psikiater terkenal itu pernah nulis "kalau orang lain bisa, kenapa saya harus bisa juga?" Menitikberatkan ke enggak semua hal harus kita bisa gitu

    Selama pandemi, jujur sempet ngalamin agak sulit komunikasi sama anak terutama pas lagi sekolah daring. Tapi, alhamdulillah bisa terlewati 1.5 tahun di SD. Sekarang udah SMP dan udah offline juga

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular